Harga Cabai dan Sayuran Meroket, Pelaku Usaha Warung Kebingungan
Ekonomi | 2022-06-20

© Disediakan oleh Jalurinfo.com
Beberapa pedagang di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, juga mengamini harga cabai rawit kian mahal. Untuk cabai rawit merah, harganya saat ini mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Cabai rawit hijau harganya juga ikut naik dalam beberapa hari terakhir.
“Kalau di sini (Pasar Bandarjo), rata-rata pedagang sayuran sudah menjual kepada pembeli di atas harga Rp 80 ribu per kilogram,” ujar Munawaroh (47) menjelaskan.
Dengan harga cabai yang mahal ini, pembeli memang tidak menawar harga. Umumnya, mereka langsung menyodorkan uang sesuai dengan kemampuannya. “Kalau misalnya Rp 5.000 cuma dapat setengah ons, kalau Rp 20 ribu saya beri 2 ons,” katanya menambahkan.
Harga cabai merah di pasar tradisional Kota Bandar Lampung juga melonjak. Kini, harganya mencapai Rp 92 ribu per kilogram pada Ahad (19/6). Padahal, sebelumnya harga komoditas utama dapur dan rumah makan tersebut masih Rp 85 ribu/kg pada pekan lalu.
Hal sama terjadi pada cabai rawit berwarna merah sudah menembus harga Rp 95 ribu sebelumnya Rp 85 ribu per kilogram. Kenaikan juga terjadi pada bawang merah yang sudah tembus Rp 60 ribu per kilogram, sebelumnya pekan lalu Rp 55 ribu.
Berdasarkan pengamatan di Pasar Pasir Gintug, pasar tradisional terbesar di Provinsi Lampung, terus naiknya harga komoditas dapur rumah tangga tersebut dikarenakan pasokan mulai berkurang dari sentra-sentra cabai dan bawang di Jawa. Hal tersebut dikarenakan kondisi alam hujan dan banjir.
“Belum ada ceritanya cabai dan bawang akan turun (harga). Sampai Lebaran Haji nanti juga akan naik terus,” kata Lekmin (52), pedagang sayur-mayur di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung.
Lina (55), ibu rumah tangga di Tanjungkarang Barat, mengatakan mahalnya harga cabai merah dan bawang merah membuatnya tidak lagi menyetok komoditas tersebut untuk belanja pekanan. “Karena mahal, saya beli untuk masa sehari-hari saja,” tutur Lina.
Sedangkan Rusman, pemilik rumah makan Saudara Lima Kandung di Bandar Lampung, terpaksa mengurangi rasa pedas masakan dan bawang dalam menunya. “Terpaksa kita berhemat dengan cabai dan bawang, tapi tetap tidak mengurangi rasa,” kata Rusman.
(OLEH BOWO PRIBADI, MURSALIN YASLAND/Republika.co.id)
“Kalau di sini (Pasar Bandarjo), rata-rata pedagang sayuran sudah menjual kepada pembeli di atas harga Rp 80 ribu per kilogram,” ujar Munawaroh (47) menjelaskan.
Dengan harga cabai yang mahal ini, pembeli memang tidak menawar harga. Umumnya, mereka langsung menyodorkan uang sesuai dengan kemampuannya. “Kalau misalnya Rp 5.000 cuma dapat setengah ons, kalau Rp 20 ribu saya beri 2 ons,” katanya menambahkan.
Harga cabai merah di pasar tradisional Kota Bandar Lampung juga melonjak. Kini, harganya mencapai Rp 92 ribu per kilogram pada Ahad (19/6). Padahal, sebelumnya harga komoditas utama dapur dan rumah makan tersebut masih Rp 85 ribu/kg pada pekan lalu.
Hal sama terjadi pada cabai rawit berwarna merah sudah menembus harga Rp 95 ribu sebelumnya Rp 85 ribu per kilogram. Kenaikan juga terjadi pada bawang merah yang sudah tembus Rp 60 ribu per kilogram, sebelumnya pekan lalu Rp 55 ribu.
Berdasarkan pengamatan di Pasar Pasir Gintug, pasar tradisional terbesar di Provinsi Lampung, terus naiknya harga komoditas dapur rumah tangga tersebut dikarenakan pasokan mulai berkurang dari sentra-sentra cabai dan bawang di Jawa. Hal tersebut dikarenakan kondisi alam hujan dan banjir.
“Belum ada ceritanya cabai dan bawang akan turun (harga). Sampai Lebaran Haji nanti juga akan naik terus,” kata Lekmin (52), pedagang sayur-mayur di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung.
Lina (55), ibu rumah tangga di Tanjungkarang Barat, mengatakan mahalnya harga cabai merah dan bawang merah membuatnya tidak lagi menyetok komoditas tersebut untuk belanja pekanan. “Karena mahal, saya beli untuk masa sehari-hari saja,” tutur Lina.
Sedangkan Rusman, pemilik rumah makan Saudara Lima Kandung di Bandar Lampung, terpaksa mengurangi rasa pedas masakan dan bawang dalam menunya. “Terpaksa kita berhemat dengan cabai dan bawang, tapi tetap tidak mengurangi rasa,” kata Rusman.
(OLEH BOWO PRIBADI, MURSALIN YASLAND/Republika.co.id)
TOPIK TERKAIT:
-
Tepis Usulan Anies Baswedan, Pengamat Ungkap Jalan Tol Tetap Milik Negara
-
Pertemuan Negara OPEC+ Bahas Rencana Pemangkasan Kuota Produksi Minyak
-
PT FBS Berikan Kompensasi dan Peluang Kerja untuk Masyarakat di Lasusua Kolaka Utara
-
Harga Minyak dan Batu Bara Anjlok, Nikel dan Timah Stabil
-
Huawei Luncurkan Solusi Energi TIK Generasi Baru Gerakkan Pembangunan Jaringan Rendah Karbon
-
H3C Dukung Pemberdayaan Ekonomi Digital Dunia dengan Solusi Lokal
-
Penjualan Hisense TV Ciptakan Rekor di Peringkat No.1 Dunia pada Desember 2022
-
Panasonic Corporation Meluncurkan Slogan Baru, "Create Today. Enrich Tomorrow"
-
Catat Pertumbuhan Solid, IOH Laporkan Kenaikan Pendapatan dan Laba Bersih di Kuartal Ketiga 2022
BERITA VIDEO POPULER
BERITA TERKINI:
Paripurna Pendapat Akhir 7 fraksi DPRD Enrekang Atas Dua Ranperda Setuju
Viewnum 220
1 hari yang lalu
Hadiri Peringatan HKG PKK Ke-51, Adnan Minta PKK Gowa Berkolaborasi Turunkan Stunting
Viewnum 132
2 hari yang lalu
Sukses Tingkat Provinsi, Algha Saputra Wakili Sulsel pada Kejuaraan O2SN Nasional Cabor Pencak Silat
Viewnum 297
3 hari yang lalu
Pemkab Lutim ikuti Penilaian interviu Evaluasi SPBE Tahun 2023 Secara Virtual
Viewnum 622
3 hari yang lalu
TERPOPULER HARI INI

Andi Batari Toja Siap Tuntaskan Masalah Kekeringan di Enrekang
ViewNum 3377 kali

Studi Tiru Ke Kota Bekasi, PKK Gowa Perluas Wawasan 10 Program Pokok PKK
ViewNum 1115 kali

Otoritas Maroko Sebut Korban Gempa Menjadi 632 Orang
ViewNum 1062 kali

Dekranasda Bulukumba Kembali Ukir Prestasi di Pekan Raya Sulsel 2023
ViewNum 1056 kali

Pengurus ICDT Siapkan 32 Kamera CCTV Untuk Pantau Aktifitas Masjid
ViewNum 1158 kali

Instalasi Farmasi Rumah Sakit I Lagaligo Lutim Miliki Empat Depo Layanan
ViewNum 1870 kali

Mantap, Siswa SMAN 1 Bone Lolos Parlemen Remaja 2023
ViewNum 5516 kali

Santri Al Imam Ashim Kembali Harumkan Sulsel di MTQ Internasional
ViewNum 9362 kali
