JALURINFO.COM, MOSKOW- Federasi Rusia akan kembali membahas rencana meledakkan Nord Streams di situs Dewan Keamanan PBB, menurut Dmitry Polyansky, Deputi Perwakilan Tetap Pertama Rusia untuk PBB.

Polyansky menyatakan bahwa Rusia bersama dengan China memiliki kesempatan untuk membawa isu ini ke Dewan Keamanan dan menyulitkan negara-negara seperti Kopenhagen, Stockholm, dan Berlin yang sebelumnya mengabaikan kekhawatiran mereka.

Baca juga: Diplomat Uni Eropa: Rusia Tak Akan Negosiasi, Hanya Ingin Menang

Baca juga: Putin Ucapkan Selamat Kepada Erdogan atas Terpilihnya Kembali sebagai Presiden

Saat ini, mereka akan diminta untuk melaporkan kemajuan penyelidikan mereka terkait isu ini ke Dewan Keamanan. Seperti yang diketahui, Nord Streams adalah pipa gas bawah laut yang menghubungkan Rusia dengan Jerman, dan telah menjadi sumber konflik antara Rusia dan beberapa negara Eropa yang mengkhawatirkan ketergantungan Eropa pada pasokan gas dari Rusia. Rusia sebelumnya telah mengusulkan opsi meledakkan pipa ini, yang menuai kecaman dari beberapa negara dan aktivis lingkungan.
Nord Stream adalah sebuah proyek pipa gas yang menghubungkan Rusia dengan Jerman melalui Laut Baltik. Proyek ini menjadi kontroversial karena beberapa negara Eropa mengkhawatirkan keamanan energi mereka tergantung pada Rusia.

Baca juga: Pendukung Erdogan Rayakan Kemenangan Pemilu dengan Aksi Massa di Alun-Alun Pusat Kizilay

Baca juga: Unggul atas Calon Oposisi di Putaran ke Dua Pilpres, Erdogan Deklarasikan Kemenangan

Pada tahun 2020, dua pipa Nord Stream baru telah dibangun dan dijadwalkan untuk beroperasi pada akhir tahun 2021. Namun, Amerika Serikat telah mengancam akan memberlakukan sanksi pada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut, karena khawatir proyek ini akan memperkuat pengaruh Rusia di Eropa.

Rusia dan China telah memperkuat hubungan mereka dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dalam hal kerjasama energi. Beberapa analis menganggap bahwa keputusan Rusia untuk mempromosikan Nord Stream di Dewan Keamanan PBB sebagai cara untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki dukungan dari negara lain, selain China.

Baca juga: Anggota Partai Oposisi Turki Mengundurkan Diri, Beralih Dukung Erdogan?

Baca juga: Ancaman Rusia ke Barat soal Ukraina yang Bakal dapat Kiriman Jet Tempur F-16