JALURINFO.COM, HALMAHERA SELATAN- Di satu desa, tepatnya di desa Kupal Kecamatan Bacan Selatan Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) dalam satu pernikahan yang di laksanakan dua mempelai keluarga telah memadupadankan anatara syariat agama Islam dan adat budaya yang sejak lama telah di lakukan.

Seperti biasanya, adat dan kebiasaan warga masyarakat di desa Kupal tetap subur dan berkembang seiring waktu berjalan.

Baca juga: PT WP Salur Sejumlah Bantuan Kepada Beberapa Desa Lingkar Tambang di Obi.

Baca juga: Jelang Idul Fitri, PT WP Salur Sejumlah Bantuan Ke Warga Lingkar Tambang di Obi. 100 Juta Untuk Masjid

Hal ini di buktikan dengan di adakannya adat istiadat "Saro-saro" dalam pernikahan anak dari Bapak Anwar Salim pada Ahad, 5 Maret 2023 yang kental akan adat dan tridisi Maluku Utara.
Usai melaksanakan Ijab dan Qabul, pernikahanpun di lanjutakan dengan acara Saro-Saro

Baca juga: Selain Minta Copot Kadis Disperindag, Pedagang Pasar Sentral Enrekang Desak Oknum DPRD Tak Menguasai Kios Pedagang

Baca juga: Pj Bupati Bombana Burhanudin Viral Karena Istri Pamer Harta

Saro-Saro sendiri adalah bagian ritual acara pernikahan yang pemaknaan katanya di menggunakan bahasa Ternate. Saro-saro memiliki artian makan bersama atau menyuap. Acara/tarian ini dinamakan demikian karena dilatar belakangi oleh suatu wujud dan proses perkawinan masyarakat.

Di era ini, khususnya di desa Kupal dan umumnya di Halsel, Saro-Saro terus di lestariakan di setiap acara pernikahan. Namun, Saro-saro yang awalnya adalah acara menyuap kedua mempelai, kini di gantikan dengan memberi sejumlah uang yang di buatkan seperti bendera kecil lalu di serahkan ke kedua mempelai dengan bergoyang tari Lalayon dan Togal.

Baca juga: Laka Lantas Jadi Curhatan Warga Desa Larobende Di Jumat Curhat Polres Konawe Utara

Baca juga: Janji AKP Fitrayadi di Awal Ramadan, Siap Dicopot dan Dilaporkan ke Kapolda Sultra

Uang hasil pemberian dari tamu undangan Saro-saro tentunya akan di jadikan bekal kedua mempelai dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang baru.