

Ini Senjata yang Diklaim Rusia Paling Efektif selama Invasi Ukraina
Internasional | 2023-03-12

© Disediakan oleh Jalurinfo.com
JALURINFO.COM, MAKASSAR-
Sejak melakukan invasi ke Ukraina setahun silam, Rusia telah menggunakan berbagai macam senjata untuk memenangkan peperangan.
Kendati demikian, ada senjata yang diklaim Moskow memiliki efektivitas tempur paling tinggi selama berlangsungnya agresi militer di negeri tetangganya itu. Senjata itu adalah rudal udara-ke-udara R-37M.
Sumber itu mengatakan, rudal R-37M telah digunakan untuk melawan berbagai target udara Ukraina. Senjata itu diluncurkan dari pesawat tempur multiperan Su-35S Rusia, pesawat pencegat MiG-31BM, serta pesawat tempur Su-57 generasi kelima.
“Pada saat yang sama, rudal tersebut telah menunjukkan efisiensi tinggi dalam mencapai target, bermanuver dengan beban berlebih.”
Spesifikasi R-37M
Dilansir Sputnik, rudal R-37M Rusia yang baru memiliki karakteristik unik untuk kelas rudal udara-ke-udara, baik dalam hal jangkauan, kecepatan, maupun ketinggian target yang dihantam.
Jangkauan maksimum peluncuran R-37M adalah sekitar 300 kilometer, dengan ketinggian target potensial antara 30 meter dan 25 kilometer. Sementara kecepatan terbang maksimum rudal adalah enam kali kecepatan suara, yang pada dasarnya membuatnya tergolong rudal hipersonik.
R-37M memiliki julukan lain di barat, yaitu AA-13 Arrow atau kadang juga disebut AA-X-13 Arrow. R-37M adalah rudal udara-ke-udara Rusia yang besar, cepat, kuat, dan sangat jauh jangkauannya. R-37M dirancang dan dikembangkan oleh Vympel, perusahaan riset dan produksi yang cukup besar yang kini bagian dari TRV.
Dilansir Military Today, R-37 dikembangkan untuk menggantikan R-33 atau AA-9 Amos, yang digunakan pada MiG-31. Tujuan utamanya adalah menembak jatuh pesawat dan bahkan rudal jelajah dari jarak yang sangat jauh sehingga platform peluncur aman dari balasan.
Dewan menteri di Uni Soviet memulai pengembangan R-37 pada tahun 1983. Pengujian dimulai enam tahun kemudian pada tahun 1989.
Pada tahun 1994, K-37, nama R-37 saat pengembangan, mampu menghantam sasarannya dari jarak 300 kilometer. Namun, pada tahun 1998, program K-37 dihentikan karena biayanya yang tinggi dan kurangnya platform peluncur MiG-31 yang cocok.
Namun, pada tahun 2006, pemerintah Rusia memulai kembali pengembangan senjata sebagai bagian dari program MiG-31BM. Versi baru dikenal sebagai R-37M atau RVV-BD. Belum diketahui apakah rudal ini telah beroperasi, meskipun menurut beberapa sumber, produksinya dimulai pada tahun 2014.
R-37M diyakini melacak targetnya dengan homing radar semi-aktif dan aktif. Sistem radar-nya adalah 9B-1388.
R-37M kemungkinan mengunci target dengan beberapa cara. Pertama, platform peluncur mendeteksi targetnya dan meluncurkan R-37 ke posisi sasaran target. Setelah R-37M berada dalam jangkauan yang sesuai dengan target, ia mengaktifkan radar sendiri dan mengunci target. R-37M juga dapat menggunakan mode fire-and-forget di mana ia benar-benar independen dari platform peluncurnya.
R-37M adalah rudal yang kuat dan efektif. Ia jauh lebih mudah manuver dari pendahulunya, R-33.
R-37M dapat menyerang target dari ketinggian 15 hingga 25.000 meter sehingga memiliki fleksibilitas yang luar biasa. Hulu ledak pecahan tinggi-nya sangat besar, yaitu 60 kilogram. Kecepatan R-37M mampu mencapai Mach 6 atau sekitar 7.350 kilometer/jam, yang cukup untuk mengejar setiap jenis pesawat dengan jangkauan yang sangat jauh hingga 200 kilometer.
SPUTNIK | MILITARY TODAY
Kendati demikian, ada senjata yang diklaim Moskow memiliki efektivitas tempur paling tinggi selama berlangsungnya agresi militer di negeri tetangganya itu. Senjata itu adalah rudal udara-ke-udara R-37M.
Baca juga: Rusia Mulai Keluarkan Rudal Raksasa Yars, Mampu Capai Target Berjarak 11.000 Km
Baca juga: Hendak Maju Pilpres AS Lagi, Donald Trump Didakwa Pemalsuan Dokumen Keuangan
“Ketika rudal itu digunakan, satu rudal cukup untuk (menghancurkan) satu pesawat militer Ukraina,” ungkap salah satu sumber militer Rusia kepada kantor berita Sputnik, Sabtu 11 Maret 2023.Sumber itu mengatakan, rudal R-37M telah digunakan untuk melawan berbagai target udara Ukraina. Senjata itu diluncurkan dari pesawat tempur multiperan Su-35S Rusia, pesawat pencegat MiG-31BM, serta pesawat tempur Su-57 generasi kelima.
Baca juga: Apa itu Reformasi Peradilan yang Sebabkan Rusuh Massal di Israel?
Baca juga: Video: Kerusuhan Massal Terjadi di Israel, Jutaan Orang Turun ke Jalan
“Rudal R-37M telah menembak jatuh pesawat tempur Su-27 dan MiG-29 Ukraina, pesawat serang Su-25, pembom garis depan Su-24M, helikopter terbang rendah, serta berbagai drone, termasuk Bayraktar (buatan Turki),” ujar sumber itu.“Pada saat yang sama, rudal tersebut telah menunjukkan efisiensi tinggi dalam mencapai target, bermanuver dengan beban berlebih.”
Baca juga: Milisi Swasta Rusia, Wagner Group Semakin Kuasai Wilayah Bakhmut di Ukraina
Baca juga: Draft Resolusi Penyelidikan Nord Stream oleh Rusia tidak Didukung DK PBB
Spesifikasi R-37M
Dilansir Sputnik, rudal R-37M Rusia yang baru memiliki karakteristik unik untuk kelas rudal udara-ke-udara, baik dalam hal jangkauan, kecepatan, maupun ketinggian target yang dihantam.
Jangkauan maksimum peluncuran R-37M adalah sekitar 300 kilometer, dengan ketinggian target potensial antara 30 meter dan 25 kilometer. Sementara kecepatan terbang maksimum rudal adalah enam kali kecepatan suara, yang pada dasarnya membuatnya tergolong rudal hipersonik.
R-37M memiliki julukan lain di barat, yaitu AA-13 Arrow atau kadang juga disebut AA-X-13 Arrow. R-37M adalah rudal udara-ke-udara Rusia yang besar, cepat, kuat, dan sangat jauh jangkauannya. R-37M dirancang dan dikembangkan oleh Vympel, perusahaan riset dan produksi yang cukup besar yang kini bagian dari TRV.
Dilansir Military Today, R-37 dikembangkan untuk menggantikan R-33 atau AA-9 Amos, yang digunakan pada MiG-31. Tujuan utamanya adalah menembak jatuh pesawat dan bahkan rudal jelajah dari jarak yang sangat jauh sehingga platform peluncur aman dari balasan.
Dewan menteri di Uni Soviet memulai pengembangan R-37 pada tahun 1983. Pengujian dimulai enam tahun kemudian pada tahun 1989.
Pada tahun 1994, K-37, nama R-37 saat pengembangan, mampu menghantam sasarannya dari jarak 300 kilometer. Namun, pada tahun 1998, program K-37 dihentikan karena biayanya yang tinggi dan kurangnya platform peluncur MiG-31 yang cocok.
Namun, pada tahun 2006, pemerintah Rusia memulai kembali pengembangan senjata sebagai bagian dari program MiG-31BM. Versi baru dikenal sebagai R-37M atau RVV-BD. Belum diketahui apakah rudal ini telah beroperasi, meskipun menurut beberapa sumber, produksinya dimulai pada tahun 2014.
R-37M diyakini melacak targetnya dengan homing radar semi-aktif dan aktif. Sistem radar-nya adalah 9B-1388.
R-37M kemungkinan mengunci target dengan beberapa cara. Pertama, platform peluncur mendeteksi targetnya dan meluncurkan R-37 ke posisi sasaran target. Setelah R-37M berada dalam jangkauan yang sesuai dengan target, ia mengaktifkan radar sendiri dan mengunci target. R-37M juga dapat menggunakan mode fire-and-forget di mana ia benar-benar independen dari platform peluncurnya.
R-37M adalah rudal yang kuat dan efektif. Ia jauh lebih mudah manuver dari pendahulunya, R-33.
R-37M dapat menyerang target dari ketinggian 15 hingga 25.000 meter sehingga memiliki fleksibilitas yang luar biasa. Hulu ledak pecahan tinggi-nya sangat besar, yaitu 60 kilogram. Kecepatan R-37M mampu mencapai Mach 6 atau sekitar 7.350 kilometer/jam, yang cukup untuk mengejar setiap jenis pesawat dengan jangkauan yang sangat jauh hingga 200 kilometer.
SPUTNIK | MILITARY TODAY
TOPIK TERKAIT:
-
Tentang Dewan Keamanan PBB, Rusia Akan Kembali ke Topik Peledakan Nord Streams
-
Presiden Xi Jinping Kunjungi Rusia untuk Tingkatkan Kerja Sama dan Jaga Stabilitas Dunia
-
Kerugian Ukraina di Artyomovsk, 10-11 ribu Tentara Tewas Setiap Bulan
-
Penyebab Perang Ukraina-Rusia dan Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan NATO dan Uni Eropa?
-
Skandal Pasokan Senjata: Pengkhianat di Balik Keterlambatan Amunisi untuk Wagner PMC?
-
AS Anggap Rusia Melanggar Perjanjian START, Apa Dampaknya bagi Dunia?
-
Putin Ungkapkan Prioritas Kementerian Pertahanan dan Tantangan Industri Pertahanan Rusia dalam Pertemuan dengan Para Pekerja Pabrik Penerbangan
-
Berhasil Amandemen Konstitusi, Xi Jinping Jadi Presiden Pertama China yang Jabat 3 Periode
-
Rusia Klaim Kendali Bakhmut, Pertempuran Berdarah Perang Ukraina Berakhir?
JALURINFO VIDEO NEWS

Begini Nasib Tentara Ukraina yang Tertangkap di Bakhmut

Bermaksud Lakukan Serangan Balik, Rombongan Pasukan Ukraina Dipreteli Artileri Pasukan Rusia

Jelajahi Keimdahan Alam Dunia di Sini

Pegunungan Altai Mongolia, Keindahan Alam yang Menawan di Mongolia

Menakjubkan dan Luar Biasa: Keindahan Istana Augustusburg di Brühl, Jerman



JALURINFO TV NETWORK
BERITA TERKINI:
Hari Kedua Tarawih Keliling, Bupati Adnan Sampaikan Program Prioritas Pemkab Gowa
Viewnum 183
2 jam yang lalu
Pemprov Sulsel Rampungkan Jalan dan Jembatan Ruas Paleteang – Malaga – Kabere di Enrekang
Viewnum 1099
15 jam yang lalu
Danny Pomanto Dukung Dewan Adat Tinggi Lembaga Kerajaan Tallo Revitalisasi Cagar Budaya
Viewnum 1325
16 jam yang lalu
Wali Kota Danny Pomanto-Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Lepas Satgas Pamtas Papua di Makassar
Viewnum 1213
21 jam yang lalu
Rusia Mulai Keluarkan Rudal Raksasa Yars, Mampu Capai Target Berjarak 11.000 Km
Viewnum 1077
21 jam yang lalu
TERPOPULER HARI INI

Pemkot Makassar Support Event May Day Expo, Hadirkan 1.000 Pekerja
ViewNum 1113 kali

Apa itu Reformasi Peradilan yang Sebabkan Rusuh Massal di Israel?
ViewNum 1314 kali

Video: Kerusuhan Massal Terjadi di Israel, Jutaan Orang Turun ke Jalan
ViewNum 1567 kali

Dekranasda Bulukumba Dorong Tenun Kajang Dapatkan Haki IG
ViewNum 2588 kali

Human Initiative Sulsel Mengajak Anak Yatim Berbelanja Kebutuhan Sekolah
ViewNum 1532 kali
