JALURINFO.COM, ENREKANG- Destinasi desa wisata Kabupaten Enrekang (Sulsel) tembus jajaran 300 desa wisata dalam Ajang Desa Wisata Indonesia tahun 2023 dari sebanyak 4.573 desa wisata yang telah mendaftar seluruh indonesia mendapat apresiasi tersendiri.

Hal ini diakui Kadispopar Enrekang Ahmad Faisal,MH mengatakan, masuknya desa wisata Enrekang pada kelompok 300 besar bukanlah sesuatu yang mudah. Bahkan dalam 3 tahun berturut turut dengan desa wisata berbeda tetap pada posisi patut menggembirakan.

Baca juga: IN MEMORIAM DR. Mochtar Pabottingi, MA (77 Thn), Cendikiawan yang tak Pernah Menyerah Menuntut Ilmu

Catatan: Syamsu Nur

Baca juga: Danny Pomanto-Panglima TNI dan KSAL Bersama-sama Membuka MNEK 2023

"kita hanya mampu mengantar perwakilan sampai 300 besar desa wisata terbaik. Dimulai Desa Kadingeh (2021), Desa Langdah (2022), dan ajang tahun 2023 Desa Latimojong hal saat ini sebuah kemajuan yang dicapai destinasi desa wisata di Enrekang," kata Kadispopar Enrekang Ahmad Faisal (27/3-23).
Lebih jauh Ahmad Faisal yang belum lama menjabat ini dalam menanggapi hasil ADWI tahun 2023 tetap memberi ruang menuju lebih baik kedepannya disamping kelemahan yang ada.

Baca juga: Bupati Budiman Pimpin Rapat Tim Persiapan Divestasi Saham PT. Vale ke Pemkab Lutim

Baca juga: Bupati Budiman Buka Rapat Majelis Pertimbangan Kelitbangan Luwu Timur

"Satu kelemahan kita dalam pengelolaan desa wisata yang paling prinsipil adalah kelompok sadar wisata belum menterjemahkan mekanisme pengelolaan desa wisata ke dalam bentuk Dokumen Prosedur Operasi Standar atau Tata Cara Kerja Baku (SOP),"katanya.

Kata dia, dari Standar Operasional Prosedur ini memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk. Hal ini mencakup hal-hal dari operasi yang memiliki suatu prosedur tertulis yang pasti.

Baca juga: Lewat Drag Bike 2023, Hubungan Emosional Pemkab Gowa dan Kodam XIV Hasanuddin Semakin Terjalin

Baca juga: Bupati Andi Utta Rotasi Eselon 2, Empat Jabatan Kosong untuk Dilelang

Olehnya itu, kedepan diharapkan semua pengelolaan desa wisata dilengkapi Dokumen SOP yang baku, apalagi bobot ketersediaan dokumen SOP cukup siknifikan dalam mempengaruhi peringkat desa wisata.

"Kita sebenarnya sudah punya potensi, karena 2 tahun terakhir pemerintah daerah telah melatih sebanyak 480 orang pengelola desa wisata yang diharapkan mereka inilah dapat menstimulus pengembangan desa wisata dan lahirnya local champion guna meningkatkan kapasitas SDM masyarakat desa,"papar Ahmad Faisal.

Selain gagasan itu, Kadispopar Enrekang terbilang enerjik dan berpenampilan menawan ini merespon hubungan bersama kementerian Parekraf RI yang diusung Sandiaga Uno.

Peran serta semua PENTAHELIX pariwisata sangat penting untuk ditingkatkan dalam mendukung arahan Menparekraf Sandiaga S. Uno yang sejauh memberi atensi besar pada pariwisata di daerah ini.

“Mari membangun Indonesia berawal dari desa bukan Indonesia membangun desa, tapi desalah yang membangun Indonesia dengan peningkatan ekonomi lokal, kesejahteraan masyarakat, serta menjadi best practice desa wisata," tegas kandidat Doktor (S3) Ahmad Faisal,MM. (mas-liq)