
Sketsa-sketsa
PELAJARAN APA DI BALIK “ANTRIAN MINYAK GORENG”?
Catatan : Syamsu Nur
Opini | 2022-03-17

© Disediakan oleh Jalurinfo.com
JALURINFO.COM, Maros-
Heboh antrian minyak goreng di mana-mana. Dalam sejarah, di negara Indonesia baru pertama kali ada antrian membeli minyak goreng begitu hebat. Boleh di kata hampir merata di berbagai tempat di Indonesia.
Baca juga: SKETSA-SKETSA
Tapi sebenarnya pertanyaan yang timbul, apa kejadian di balik itu. Kalau ditelusuri, ada peningkatan ekspor bahan baku minyak goreng, namanya Falm oil atau CPO. Bahwa pabrik Falm oil tingkat dunia meningkat permintaannya. Falm oil digunakan untuk industri kosmetik, pakan ternak, pabrik kimia dan minyak diesel. Pertamina juga membutuhkan Falm oil untuk minyak industri. Maka naiklah harga bahan baku minyak goreng.
Menurut catatan ada kl 400 an pabrik minyak goreng di Indonesia. Tapi banyak yang tidak berkembang bahkan sebagian tutup karena tidak mampu bersaing dengan pabrik besar yang dimiliki para konglomerat. Ada 5 pabrik besar minyak goreng yang menguasai pasar di Indonesia. Mereka memiliki berbagai merek minyak goreng. Tapi Pemiliknya sama. Ada beberapa persyaratan yang membuat pabrik kecil tidak mampu bersaing. Yaitu bahwa untuk mendapat izin pabrik harus memiliki kebun kelapa sawit minimal 20 % dari produksinya. Ini ketentuan yang berlaku sekarang.
Baca juga: Sketsa-Sketsa
Di antara 5 besar itu, tercatat yang terbesar adalah Perusahaan Wilmar International Ltd yang tercatat di pasar saham Singapura, pemiliknya bernama Martua Sitorus. Dia bahkan disebut raja minyak goreng. Perusahaan ini memiliki 10.000 Ha kebun kelapa sawit di Sumatera Utara. Tapi sebuah majalah mencatat perusahaan Wilmar ini sudah memiliki ratusan ribu Ha kebun sawit di Sumatera dan Kalimantan. Wilmar memiliki Pabrik minyak merek Fortune dan Sania. Kekayaan Martua Sitorus mencapai 28,7 Trilyun rupiah atau sekitar 1,9 Milyar dolar US.
Kondisi pabrik minyak goreng sekarang, berbeda di tahun 1980, dimana pabrik minyak goreng ada dimana-mana sehingga tidak pernah berada dalam kondisi kekurangan stock. Harga stabil. Berbeda dengan sekarang minyak goreng dikuasai hanya 5 pengusaha besar. Mereka adalah orang terkaya di Indonesia bahkan masuk papan atas di tingkat dunia.
Apa yang dilakukan pemerintah atau departemen perdagangan, dalam menanggulangi kekurangan minyak goreng di pasaran. Langkah pertama dengan mengurangi jatah eksport minyak goreng sampai 20 persen untuk konsumsi dalam negeri. Dan terakhir sampai 30 persen. Tapi kenapa minyak goreng masih langka, menurut laporan karena kelambatan distribusi. Sebagian lagi karena adanya pengusaha yang melakukan penimbunan.
Maka pelajaran apa yang bisa di dapat dalam kondisi minyak goreng ini adalah sbb :
Pertama, ada kelambatan kebijakan dan kekakuan dalam mengatur tata niaga minyak goreng. Kenapa hanya konglomerat yang diberi kesempatan menguasai pabrik minyak goreng ini. Dibuka saja kesempatan kepada pengusaha lain maupun pengusaha kecil untuk mendirikan pabrik minyak goreng tanpa harus memiliki kebun kelapa sawit.
Kedua, Pengaturan tata niaga penjualan bahan baku ekspor, sebaiknya dengan menentukan harga yang lebih tinggi. Imbalannya diberikan subsidi kepada pabrik minyak goreng kecil supaya bisa melakukan harga jual yang lebih murah.
Ketiga, dalam kondisi darurat, menteri perdagangan dan jajarannya hendaknya bertindak cepat dan memberi informasi yang cepat apa sebenarnya yang terjadi dan bagaimana pemerintah mengatasinya.
Keempat, praktek penimbunan harus dicegah lebih awal, sehingga tidak ada kesempatan para spekulan mempersulit keadaan.
Kelima, sistem distribusi masih perlu diperbaiki dan lebih dimantapkan. Kondisi saat ini, hendaknya menjadi pelajaran, memperbaiki sistem dan berlatih bertindak cepat mengatasi masalah. Pelayanan kepada masyarakat umum harusnya lebih diutamakan.
Pelajaran tambahan, hendaknya apa yang dikomentari Presiden Rusia perlu juga disimak. Presiden Putin ketika mendengar Indonesia mengomentari Perang Rusia dan Ukraina di PBB. Putin berkomentar balik: ” Indonesia tidak usah banyak ngomong, urus saja minyak goreng”. xxx
Heboh antrian minyak goreng di mana-mana. Dalam sejarah, di negara Indonesia baru pertama kali ada antrian membeli minyak goreng begitu hebat. Boleh di kata hampir merata di berbagai tempat di Indonesia.
Baca juga: SKETSA-SKETSA
BILA RAMADHAN DATANG LAGI
Catatan: Syamsu Nur
Baca juga: Soal 1 Kursi 2 Pantat dan Pangkat Bawahan Lebih Tinggi di Takalar, Netizen Bilang Begini
Sepintas kesan-apa di balik antrian membeli minyak goreng. Pertama, karena stock di supermarket sudah habis. Kedua, harga di tempat lain sudah melambung tinggi. Harga yang ditetapkan pemerintah 14.000 rph perlitet sedang harga dipasarkan sudah mencapai 20.000 rph perliter bahkan ada yang lebih.Tapi sebenarnya pertanyaan yang timbul, apa kejadian di balik itu. Kalau ditelusuri, ada peningkatan ekspor bahan baku minyak goreng, namanya Falm oil atau CPO. Bahwa pabrik Falm oil tingkat dunia meningkat permintaannya. Falm oil digunakan untuk industri kosmetik, pakan ternak, pabrik kimia dan minyak diesel. Pertamina juga membutuhkan Falm oil untuk minyak industri. Maka naiklah harga bahan baku minyak goreng.
Baca juga: Kisah Jenaka di Pantai Akarena Makassar
Baca juga: Ceritera Lucu 1 Kursi 2 Pantat dan Kisah Aneh di Birokrasi Takalar
Di sini petani kelapa sawit “naik daun.”Padahal pernah petani kelapa sawit mengeluh dengan harganya yang rendah. Kini para petani lebih senang menjual ke kebutuhan eksport, karena harga yang lebih tinggi. Indonesia sebenarnya diuntungkan dengan kondisi ini, karena Indonesia masuk penghasil Kelapa sawit yang terbesar di dunia. Maka kalau Indonesia kekurangan minyak goreng menjadi tanda tanya bahkan menjadi bahan guncingan di mana-mana. Ibarat pepatah” ayam kelaparan di lumbung padi.”Menurut catatan ada kl 400 an pabrik minyak goreng di Indonesia. Tapi banyak yang tidak berkembang bahkan sebagian tutup karena tidak mampu bersaing dengan pabrik besar yang dimiliki para konglomerat. Ada 5 pabrik besar minyak goreng yang menguasai pasar di Indonesia. Mereka memiliki berbagai merek minyak goreng. Tapi Pemiliknya sama. Ada beberapa persyaratan yang membuat pabrik kecil tidak mampu bersaing. Yaitu bahwa untuk mendapat izin pabrik harus memiliki kebun kelapa sawit minimal 20 % dari produksinya. Ini ketentuan yang berlaku sekarang.
Baca juga: Sepenggal Tulisan Petani Pulau Obi
Baca juga: Sketsa-Sketsa
ANTARA MEDIA CETAK DAN MEDIA ON LINE
Catatan : Syamsu Nur
Di antara 5 besar itu, tercatat yang terbesar adalah Perusahaan Wilmar International Ltd yang tercatat di pasar saham Singapura, pemiliknya bernama Martua Sitorus. Dia bahkan disebut raja minyak goreng. Perusahaan ini memiliki 10.000 Ha kebun kelapa sawit di Sumatera Utara. Tapi sebuah majalah mencatat perusahaan Wilmar ini sudah memiliki ratusan ribu Ha kebun sawit di Sumatera dan Kalimantan. Wilmar memiliki Pabrik minyak merek Fortune dan Sania. Kekayaan Martua Sitorus mencapai 28,7 Trilyun rupiah atau sekitar 1,9 Milyar dolar US.
Kondisi pabrik minyak goreng sekarang, berbeda di tahun 1980, dimana pabrik minyak goreng ada dimana-mana sehingga tidak pernah berada dalam kondisi kekurangan stock. Harga stabil. Berbeda dengan sekarang minyak goreng dikuasai hanya 5 pengusaha besar. Mereka adalah orang terkaya di Indonesia bahkan masuk papan atas di tingkat dunia.
Apa yang dilakukan pemerintah atau departemen perdagangan, dalam menanggulangi kekurangan minyak goreng di pasaran. Langkah pertama dengan mengurangi jatah eksport minyak goreng sampai 20 persen untuk konsumsi dalam negeri. Dan terakhir sampai 30 persen. Tapi kenapa minyak goreng masih langka, menurut laporan karena kelambatan distribusi. Sebagian lagi karena adanya pengusaha yang melakukan penimbunan.
Maka pelajaran apa yang bisa di dapat dalam kondisi minyak goreng ini adalah sbb :
Pertama, ada kelambatan kebijakan dan kekakuan dalam mengatur tata niaga minyak goreng. Kenapa hanya konglomerat yang diberi kesempatan menguasai pabrik minyak goreng ini. Dibuka saja kesempatan kepada pengusaha lain maupun pengusaha kecil untuk mendirikan pabrik minyak goreng tanpa harus memiliki kebun kelapa sawit.
Kedua, Pengaturan tata niaga penjualan bahan baku ekspor, sebaiknya dengan menentukan harga yang lebih tinggi. Imbalannya diberikan subsidi kepada pabrik minyak goreng kecil supaya bisa melakukan harga jual yang lebih murah.
Ketiga, dalam kondisi darurat, menteri perdagangan dan jajarannya hendaknya bertindak cepat dan memberi informasi yang cepat apa sebenarnya yang terjadi dan bagaimana pemerintah mengatasinya.
Keempat, praktek penimbunan harus dicegah lebih awal, sehingga tidak ada kesempatan para spekulan mempersulit keadaan.
Kelima, sistem distribusi masih perlu diperbaiki dan lebih dimantapkan. Kondisi saat ini, hendaknya menjadi pelajaran, memperbaiki sistem dan berlatih bertindak cepat mengatasi masalah. Pelayanan kepada masyarakat umum harusnya lebih diutamakan.
Pelajaran tambahan, hendaknya apa yang dikomentari Presiden Rusia perlu juga disimak. Presiden Putin ketika mendengar Indonesia mengomentari Perang Rusia dan Ukraina di PBB. Putin berkomentar balik: ” Indonesia tidak usah banyak ngomong, urus saja minyak goreng”. xxx
TOPIK TERKAIT:
-
Kebijakan Ekspor Benih Lobster: Sistem Kuota dan Evaluasi Manajemen Distribusi
-
Amatiran Urus Garam
-
23 Tahun Ngos-ngosan Antara 2 Bibir
Oleh: M Said Welikin -
Orang pinggiran dan Bedah Rumah
Oleh: M Said Welikin -
Polisiku, Polisita, Polisi Kita Semua, tetap Menjadi Dambaan Masyarakat
-
Sketsa-sketsa
41 Tahun Harian Fajar KETIKA PENDIRI TIDAK “TURUN GUNUNG” LAGI
Catatan : Syamsu Nur -
Sketsa-sketsa
FAREL PRAYOGA dan Lagu OJO DIBANDINGKE
Catatan: Syamsu Nur -
Sketsa-sketsa
KETIKA PARE-PARE MENIKMATI PSM
Catatan: Syamsu Nur -
Sketsa-sketsa
KETIKA HARGA BBM NAIK LAGI
Catatan: Syamsu Nur
JALURINFO VIDEO NEWS

Jelajahi Keimdahan Alam Dunia di Sini

Pegunungan Altai Mongolia, Keindahan Alam yang Menawan di Mongolia

Menakjubkan dan Luar Biasa: Keindahan Istana Augustusburg di Brühl, Jerman

Festival Balon Udara Cappadocia: Pengalaman Wisata Tak Terlupakan

Melihat Letusan Spektakuler Gunung Berapi Meradalir Islandia

JALURINFO TV NETWORK
BERITA TERKINI:
Sasar Lahan Kritis, Pemkab Gowa Kembali Tanam 4.000 Bibit Pohon di Tombolopao
Viewnum 1258
1 hari yang lalu
Hilal Terlihat di Pantai Galesong Sulsel, Potensi Awal Ramadhan Tahun ini Sama
Viewnum 1203
1 hari yang lalu
Pondok Pesantren An-Nur Tompobulu Gelar Pengajian Umum yang Didahului oleh Pementasan Santri
Viewnum 1307
1 hari yang lalu
Musrenbang RKPD Enrekang 2024 Dalam Aplikasi SIPD Sepakati 4.261 Usulan Dan Pokir Dewan
Viewnum 1355
2 hari yang lalu
Jelang Ramadan, Pemkab Gowa Gelar Pasar Tani, Warga Berburu Sembako Murah
Viewnum 1374
2 hari yang lalu
Pemkab Bulukumba Kembangkan Minat dan Potensi Siswa Lewat Asesmen Kolaboratif
Viewnum 1462
2 hari yang lalu
TERPOPULER HARI INI

Kabupaten Gowa Jadi Lokasi Pengembangan Peternakan Ayam Broiler
ViewNum 1347 kali

Jam Kerja ASN Dikurangi Selama Ramadan
ViewNum 1251 kali

Wabup Edy Manaf Dirikan Rumah Tahfidz di Rumah Orangtuanya
ViewNum 1354 kali

Jelajahi Ragam Produk Lokal Berkualitas dengan Berkunjung ke Pasar Tani
ViewNum 1649 kali
