
Sketsa-sketsa
41 Tahun Harian Fajar KETIKA PENDIRI TIDAK “TURUN GUNUNG” LAGI
Catatan : Syamsu Nur
Opini | 2022-10-01

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Penulis sketsa-sketsa, H. Syamsu Nur
JALURINFO.COM, MAKASSAR-
Tgl. 1 Oktober 2022, genap Harian Fajar berusia 41 tahun. Acara di Graha Pena lantai 4, dengan zikir dan doa. Dihadiri para karyawan. Acara sederhana namun dengan suguhan makan malam, kari kambing, membuat suasana menjadi akrab.
Inilah suasana Ulang tahun saat covid19 telah membuat perubahan. Tidak ada lagi artis menyanyi, tidak hadir juga para pejabat. Acara intern yang penuh hikmad dan suasana kebersamaan.
Baca juga: Sketsa-sketsa
Pernah Harian Fajar berulang tahun di Hotel Sahid Makassar. Acara meriah dengan artis ibu kota. Hadir 8 jenderal Angkatan Darat, laut dan udara. Waktu itu Gubernurnya juga Jenderal. Yaitu Brigadir Jenderal Andi Oddang. Itulah kenangan yang paling berkesan. Karena saat itu Harian Fajar termasuk koran terbesar di luar Jawa. Oplahnya mencapai 36.000 eksemplar yang terbit non stop dengan tebal 24 sampai 32 halaman. Saingannya di luar Pulau Jawa pada saat itu adalah Harian Waspada Medan.
Di Jawa Barat, Fajar bersaing dengan Harian Pikiran Rakyat Bandung. Khusus untuk koran terbesar di Jawa Barat itu saya P mendapat peringatan dari Dahlan Iskan, Bos Jawa Pos Group. “Ancu, jangan kalahkan Pikiran Rakyat”, begitu Dahlan Iskan dengan serius mengucapkan kepada saya. Memang Dahlan Iskan punya rasa hormat yang tinggi dengan para pemimpin Pikiran Rakyat, karena mereka adalah juga Pengurus teras di organisasi Pers, baik PWI maupun SPS. Karena misi Bisnis Fajar sudah merasa cukup maka kegiatan Fajar ikut terlibat dari kegiatan sosial. Aktif memberi bantuan dalam bencana Alam. Termasuk bencana zunami di Aceh dengan membangun sekolah dan Masjid. Begitu juga bencana Alam di Papua, dan daerah lainnya. Karena itu dibentuk Yayasan Kemanusian Fajar yang setiap saat ikut terlibat dalam kegiatan bantuan kemanusiaan.
Baca juga: Sketsa-sketsa
BERHEMAT DI MASA KRISIS
Harian Fajar punya pengalaman menghadapi masa krisis. Sekitar tahun 1998, saat terjadi kenaikan harga minyak, telah berpengaruh kuat dalam bisnis koran. Harga bahan baku Percetakan ikut naik. Kertas, plate dan bahan Chemikal lain langsung naik. Kurs Dollar juga naik, dan membuat pembayaran cicilan mesin cetak yang dibayar dengan uang Dollar membuat banyak kesulitan.
Dalam kondisi demikian, para pendiri “turun Gunung.Dahlan Iskan dan Alwi Hamu dan saya menuju ke Ambon untuk membahas krisis ini. Di Hotel Ambon Manise kami berembuk. Dan keputusannya adalah melakukan penghematan total. Gaji Direksi dikurangi. Beberapa tunjangan dihapus. Tapi gaji karyawan tetap tidak ada pengurangan. Bahkan karyawan diberi tambahan tunjangan kinerja, bagi karyawan yang berhasil meningkatkan penjualan. Untuk redaksi ditambah dengan tunjangan profesi. Berita dan liputan yang menarik, khususnya liputan ekonomi, ditambah dengan tunjangan profesi.
Baca juga: Keterwakilan Tokoh Kawasan Timur
Baca juga: SKETSA-SKETSA
Dalam kondisi demikian semangat karyawan tetap meningkat. Keputusan yang tidak populer dilakukan, dalam masa krisis, harga langganan koran dinaikkan. Harga iklan tetap.
Keputusan lain yang diputuskan adalah penghematan biaya perjalanan yang tidak terlalu penting. Namun biaya perjalanan liputan berita tetap disiapkan. Bagian keuangan membuat anggaran realisasi yang proporsional, dan dilakukan dengan ketat. Biaya yang tidak masuk anggaran harus dirembukkan bersama dengan direksi apa memang penting atau tidak.
Suatu keputusan yang aneh untuk penghematan ini, adalah bagian iklan yang sebelumnya diwajibkan pakai dasi untuk melakukan kegiatan lobby, diminta dilepaskan. “Tidak usah pakai dasi” kata Dahlan Iskan. Bahkan pegawai dilarang pakai baju baru datang ke kantor. Stop dulu beli baju baru. Juga karyawan dilarang memperindah rumahnya. “Tidak usah dulu di cat pagar” begitu Dahlan Iskan mengingatkan. Kenapa ada perintah seperti itu?. Alasannya, supaya kita semua ini perihatin dengan kondisi sekarang. Yang penting semangat penghematan harus dicerminkan bukan di kantor saja, tapi juga dilaksanakan di kehidupan sehari-hari kita.
Dan apa akibatnya, masa krisis kita lewati seakan terasa tidak ada krisis. Gaji lancar bahkan bonus tahunan tetap dibagikan. Oplah meskipun harga naik, tidak menurun, bahkan sedikit ada kenaikan. Kenapa? Karena produksi berita tetap menarik dan informasi yang disuguhkan memang dibutuhkan oleh masyarakat.
KONDISI COVID19
Kondisi ini memang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kondisi beda masalah. Apalagi ada serbuan media elektronik dan media sosial. Biaya meningkat, juga biaya produksi. Sementara oplah menurun dan iklan berkurang. Apa yang dilakukan direksi ? Para Pendiri tidak bisa turun gunung lagi. Para senior sudah berbeda pandangan menilai kondisi media saat ini. Media dulu yang kuat adalah media cetak. Saat ini media elektronik dan media on line tambah menjamur. Kebiasaan membaca anak muda sudah lebih berminat membaca di Handphone atau komputer. Maka di ulang tahun ke41 Harian Fajar, tidak bisa lagi mengharap pendiri “turun gunung,” atau para senior bernasehat.
Kini, bagaikan ada dunia baru, suasana sudah berbeda. Dan hanya generasi milenial yang punya kemampuan mendalami. Para penerus dan generasi muda, harus percaya diri. Mampu memutar otak. Kini waktunya para Manajemen muda yang menentukan. Masih bisa bersama tim evaluasi dari manajemen group. Peluang sukses tetap ada, sepanjang ide-ide baru yang cocok dengan kondisi media masa kini dan ke depan bisa didalami dan dikuasai. Selamat berulang tahun, semoga hari baik tetap akan setia menemani Harian Fajar dan kita semua.xxx
Inilah suasana Ulang tahun saat covid19 telah membuat perubahan. Tidak ada lagi artis menyanyi, tidak hadir juga para pejabat. Acara intern yang penuh hikmad dan suasana kebersamaan.
Baca juga: Sketsa-sketsa
BALAJAR DARI PASAR TANAH ABANG
Catatan: Syamsu Nur
Baca juga: Toleransi Antara Umat Beragama: Tantangan Besar Bagi Negara Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka dalam Merawat Pluralisme dan Kebinekaan
ULANG TAHUN DENGAN PARA JENDERALPernah Harian Fajar berulang tahun di Hotel Sahid Makassar. Acara meriah dengan artis ibu kota. Hadir 8 jenderal Angkatan Darat, laut dan udara. Waktu itu Gubernurnya juga Jenderal. Yaitu Brigadir Jenderal Andi Oddang. Itulah kenangan yang paling berkesan. Karena saat itu Harian Fajar termasuk koran terbesar di luar Jawa. Oplahnya mencapai 36.000 eksemplar yang terbit non stop dengan tebal 24 sampai 32 halaman. Saingannya di luar Pulau Jawa pada saat itu adalah Harian Waspada Medan.
Di Jawa Barat, Fajar bersaing dengan Harian Pikiran Rakyat Bandung. Khusus untuk koran terbesar di Jawa Barat itu saya P mendapat peringatan dari Dahlan Iskan, Bos Jawa Pos Group. “Ancu, jangan kalahkan Pikiran Rakyat”, begitu Dahlan Iskan dengan serius mengucapkan kepada saya. Memang Dahlan Iskan punya rasa hormat yang tinggi dengan para pemimpin Pikiran Rakyat, karena mereka adalah juga Pengurus teras di organisasi Pers, baik PWI maupun SPS. Karena misi Bisnis Fajar sudah merasa cukup maka kegiatan Fajar ikut terlibat dari kegiatan sosial. Aktif memberi bantuan dalam bencana Alam. Termasuk bencana zunami di Aceh dengan membangun sekolah dan Masjid. Begitu juga bencana Alam di Papua, dan daerah lainnya. Karena itu dibentuk Yayasan Kemanusian Fajar yang setiap saat ikut terlibat dalam kegiatan bantuan kemanusiaan.
Baca juga: MUKP Cara Hambur - Hamburkan Uang
Baca juga: Sketsa-sketsa
CAWE-CAWE POLITIK
Catatan : Syamsu Nur
BERHEMAT DI MASA KRISISHarian Fajar punya pengalaman menghadapi masa krisis. Sekitar tahun 1998, saat terjadi kenaikan harga minyak, telah berpengaruh kuat dalam bisnis koran. Harga bahan baku Percetakan ikut naik. Kertas, plate dan bahan Chemikal lain langsung naik. Kurs Dollar juga naik, dan membuat pembayaran cicilan mesin cetak yang dibayar dengan uang Dollar membuat banyak kesulitan.
Dalam kondisi demikian, para pendiri “turun Gunung.Dahlan Iskan dan Alwi Hamu dan saya menuju ke Ambon untuk membahas krisis ini. Di Hotel Ambon Manise kami berembuk. Dan keputusannya adalah melakukan penghematan total. Gaji Direksi dikurangi. Beberapa tunjangan dihapus. Tapi gaji karyawan tetap tidak ada pengurangan. Bahkan karyawan diberi tambahan tunjangan kinerja, bagi karyawan yang berhasil meningkatkan penjualan. Untuk redaksi ditambah dengan tunjangan profesi. Berita dan liputan yang menarik, khususnya liputan ekonomi, ditambah dengan tunjangan profesi.
Baca juga: Keterwakilan Tokoh Kawasan Timur
Oleh : Prof. Hasrullah
Baca juga: SKETSA-SKETSA
BILA RAMADHAN DATANG LAGI
Catatan: Syamsu Nur
Dalam kondisi demikian semangat karyawan tetap meningkat. Keputusan yang tidak populer dilakukan, dalam masa krisis, harga langganan koran dinaikkan. Harga iklan tetap.
Keputusan lain yang diputuskan adalah penghematan biaya perjalanan yang tidak terlalu penting. Namun biaya perjalanan liputan berita tetap disiapkan. Bagian keuangan membuat anggaran realisasi yang proporsional, dan dilakukan dengan ketat. Biaya yang tidak masuk anggaran harus dirembukkan bersama dengan direksi apa memang penting atau tidak.
Suatu keputusan yang aneh untuk penghematan ini, adalah bagian iklan yang sebelumnya diwajibkan pakai dasi untuk melakukan kegiatan lobby, diminta dilepaskan. “Tidak usah pakai dasi” kata Dahlan Iskan. Bahkan pegawai dilarang pakai baju baru datang ke kantor. Stop dulu beli baju baru. Juga karyawan dilarang memperindah rumahnya. “Tidak usah dulu di cat pagar” begitu Dahlan Iskan mengingatkan. Kenapa ada perintah seperti itu?. Alasannya, supaya kita semua ini perihatin dengan kondisi sekarang. Yang penting semangat penghematan harus dicerminkan bukan di kantor saja, tapi juga dilaksanakan di kehidupan sehari-hari kita.
Dan apa akibatnya, masa krisis kita lewati seakan terasa tidak ada krisis. Gaji lancar bahkan bonus tahunan tetap dibagikan. Oplah meskipun harga naik, tidak menurun, bahkan sedikit ada kenaikan. Kenapa? Karena produksi berita tetap menarik dan informasi yang disuguhkan memang dibutuhkan oleh masyarakat.
KONDISI COVID19
Kondisi ini memang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kondisi beda masalah. Apalagi ada serbuan media elektronik dan media sosial. Biaya meningkat, juga biaya produksi. Sementara oplah menurun dan iklan berkurang. Apa yang dilakukan direksi ? Para Pendiri tidak bisa turun gunung lagi. Para senior sudah berbeda pandangan menilai kondisi media saat ini. Media dulu yang kuat adalah media cetak. Saat ini media elektronik dan media on line tambah menjamur. Kebiasaan membaca anak muda sudah lebih berminat membaca di Handphone atau komputer. Maka di ulang tahun ke41 Harian Fajar, tidak bisa lagi mengharap pendiri “turun gunung,” atau para senior bernasehat.
Kini, bagaikan ada dunia baru, suasana sudah berbeda. Dan hanya generasi milenial yang punya kemampuan mendalami. Para penerus dan generasi muda, harus percaya diri. Mampu memutar otak. Kini waktunya para Manajemen muda yang menentukan. Masih bisa bersama tim evaluasi dari manajemen group. Peluang sukses tetap ada, sepanjang ide-ide baru yang cocok dengan kondisi media masa kini dan ke depan bisa didalami dan dikuasai. Selamat berulang tahun, semoga hari baik tetap akan setia menemani Harian Fajar dan kita semua.xxx
TOPIK TERKAIT:
-
Soal 1 Kursi 2 Pantat dan Pangkat Bawahan Lebih Tinggi di Takalar, Netizen Bilang Begini
-
Kisah Jenaka di Pantai Akarena Makassar
-
Ceritera Lucu 1 Kursi 2 Pantat dan Kisah Aneh di Birokrasi Takalar
-
Sepenggal Tulisan Petani Pulau Obi
-
Sketsa-Sketsa
ANTARA MEDIA CETAK DAN MEDIA ON LINE
Catatan : Syamsu Nur -
Kebijakan Ekspor Benih Lobster: Sistem Kuota dan Evaluasi Manajemen Distribusi
-
Amatiran Urus Garam
-
23 Tahun Ngos-ngosan Antara 2 Bibir
Oleh: M Said Welikin -
Orang pinggiran dan Bedah Rumah
Oleh: M Said Welikin
JALURINFO VIDEO NEWS

Petualangan Luar Biasa di Keajaiban Alam Tertinggi: Angel Falls, Venezuela

Pesona Sejarah dan Keindahan Alam: Liburan Santai di Sirmione, Resor Terkenal di Danau Garda

Masjid Al Sahaba: Perpaduan Keindahan Modern di Pusat Sejarah Sharm el-Sheikh

Three Gorges, Keajaiban Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Dunia

Keunikan Beruang Kutub di Arktik, Pesona di Atas Es Tipis



JALURINFO TV NETWORK
BERITA TERKINI:
Puluhan Siswa TK dan SD Se-Kabupaten Gowa Ikut Lomba Mewarnai HKG PKK Ke-51
Viewnum 176
8 jam yang lalu
Paripurna Pendapat Akhir 7 fraksi DPRD Enrekang Atas Dua Ranperda Setuju
Viewnum 253
3 hari yang lalu
Hadiri Peringatan HKG PKK Ke-51, Adnan Minta PKK Gowa Berkolaborasi Turunkan Stunting
Viewnum 154
3 hari yang lalu
Sukses Tingkat Provinsi, Algha Saputra Wakili Sulsel pada Kejuaraan O2SN Nasional Cabor Pencak Silat
Viewnum 330
4 hari yang lalu
TERPOPULER HARI INI

Andi Batari Toja Siap Tuntaskan Masalah Kekeringan di Enrekang
ViewNum 3787 kali

Studi Tiru Ke Kota Bekasi, PKK Gowa Perluas Wawasan 10 Program Pokok PKK
ViewNum 1151 kali

Otoritas Maroko Sebut Korban Gempa Menjadi 632 Orang
ViewNum 1099 kali

Dekranasda Bulukumba Kembali Ukir Prestasi di Pekan Raya Sulsel 2023
ViewNum 1056 kali

Pengurus ICDT Siapkan 32 Kamera CCTV Untuk Pantau Aktifitas Masjid
ViewNum 1158 kali

Instalasi Farmasi Rumah Sakit I Lagaligo Lutim Miliki Empat Depo Layanan
ViewNum 1899 kali

Mantap, Siswa SMAN 1 Bone Lolos Parlemen Remaja 2023
ViewNum 5549 kali

Santri Al Imam Ashim Kembali Harumkan Sulsel di MTQ Internasional
ViewNum 9373 kali

Wabup Edy Manaf Harap Aksi Perubahan PKA Jadi Program di OPD
ViewNum 1998 kali

DPRD Usul Sekda Enrekang Dr.Baba Masuk Nominasi Penjabat Bupati
ViewNum 1106 kali

Video Istambul Kembali Dilanda Banjir, Beberapa Korban Meninggal Dunia
ViewNum 1031 kali
