Ratusan Warga Sipil di Mariupol Telah Dievakuasi

Internasional | 2022-05-08

© Disediakan oleh Jalurinfo.com pemerintahan Republik Rakyat Donetsk, timur di Mariupol, Ukraina, Kamis, 5 Mei 2022. Pertempuran sengit berkecamuk di pabrik baja yang terkepung di Mariupol saat pasukan Rusia berusaha untuk selesaikan pertahanan terakhir kota dan selesaikan penangkapan pelabuhan vital yang strategis
JALURINFO.COM, Maros- Warga sipil yang terperangkap di pabrik baja di kota pelabuhan Mariupol kini telah dievakuasi. Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk pada Sabtu (7/5) mengatakan, semua wanita, anak-anak, dan lansia telah dibawa keluar dari bunker bawah tanah di pabrik baja yang menjadi tempat persembunyian dari serangan Rusia.

“Bagian dari operasi kemanusiaan Mariupol ini sudah berakhir,” ujar Vereshchuk, dilansir Aljazeraa, Ahad (7/5).

Baca juga: Rusia Tingkatkan Serangan ke Avdiivka Ukraina, Tembakkan 1.000 Peluru

Baca juga: Momentum HUT Ke-52 KORPRI, Pj Sekda Gowa Ajak ASN Jaga Kekompakan

Pabrik baja menjadi kantong terakhir pertempuran Ukraina di Mariupol, dan menjadi simbol perlawanan terhadap upaya Rusia untuk merebut wilayah di Ukraina timur dan selatan. Ratusan pejuang Ukraina diperkirakan tetap berada di dalam pabrik baja dan enggan menyerah kepada Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan lebih dari 300 warga sipil telah diselamatkan dari pabrik baja di Mariupol. Dia berjanji untuk melanjutkan upaya evakuasi terhadap para pejuang yang terperangkap.

Baca juga: Biden Bertemu Xi Jinping, Ini Kesepakatan Penting yang Dicapai

Baca juga: Biden Khawatir ATACMS Tidak Penting Bagi Angkatan Bersenjata Ukraina

"Kami membawa semua warga sipil keluar dari pabrik Azovstal dan sekarang sedang mempersiapkan evakuasi tahap kedua untuk mereka yang terluka dan petugas medis. Tentu saja, kami sedang berupaya mengevakuasi militer kami, dan semua pahlawan yang membela Mariupol," ujar Zelenskyy.

Zelenakyy menambahkan, pihak berwenang juga akan membantu evakuasi warga di wilayah lain di sekitar Mariupol. Serangan Rusia selama berminggu-minggu telah membuat Mariupol hancur. Sementara sebagian besar pabrik baja telah hancur. Evakuasi warga sipil dimulai akhir pekan lalu, selama jeda pertempuran yang ditengahi oleh PBB dan Komite Internasional Palang Merah. Separatis yang didukung Rusia telah melaporkan total 176 warga sipil dievakuasi dari pabrik baja.

Baca juga: Menhan Ukraina Dikabarkan Mengajukan Proposal Pemecatan Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Zaluzhny

Baca juga: Sementara Upacara, Rudal Rusia Hantam Tentara Ukraina, Puluhan Tentara Tewas Ditempat


Menurut komando militer Ukraina, pasukan Rusia, yang didukung oleh tank dan artileri kembali menyerbu Azovstal pada Sabtu, dan berusaha untuk mengusir pembela terakhir Ukraina.

Tetapi para pejuang di pabrik itu telah berjanji untuk tidak menyerah kepada Rusia. Namun para pejabat di Kiev khawatir pasukan Rusia ingin memusnahkan mereka pada Senin (9/5), ketika Moskow memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua.

Pemerintah Ukraina menyerukan kepada Doctors Without Borders (MSF) untuk menyelamatkan tentara yang terperangkap. Pemerintah mengatakan, mereka tberada di bawah penembakan dan serangan berkelanjutan oleh tentara Rusia selama 72 hari berturut-turut.

“Ada kekurangan obat-obatan, air dan makanan, tentara yang terluka sekarat karena gangren dan sepsis," ujar pernyataan pemerintah Ukraina.

Seorang komandan yang masih berada di Azovstal menulis di Facebook bahwa, pasukannya sekarang hanya bisa berharap pada keajaiban dan kekuatan untuk menyelamatkan semua pasukan.

“Rasanya seperti berada di reality show, di mana kita berjuang untuk hidup dan seluruh dunia menyaksikan episode menarik ini,” kata Komandan Brigade Infanteri Laut ke-36, Serhiy Volinski.

“Rasa sakit, penderitaan, kelaparan, kesengsaraan, air mata, ketakutan, kematian. Itu semua nyata," ujar Volinski menambahkan

Batalyon Azov mengatakan, tiga pejuang Ukraina telah tewas dan enam lainnya terluka dalam upaya evakuasi pada Jumat (6/5). Wakil Komandan Batalion, Kapten Sviatoslav Palamar, mengatakan, pasukannya telah mengibarkan bendera putih dan menuduh pasukan Rusia menembakkan senjata anti-tank ke sebuah kendaraan.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan kemenangan di Mariupol pada 21 April. Dia memerintahkan agar pabrik baja ditutup, dan menyerukan kepada pasukan Ukraina yang tersisa untuk menyerahkan senjata.

Rusia diperkirakan akan melegitimasi kemenangan atas Mariupol pada Senin (9/5), bertepatan dengan perayaan Hari Kemenangan di Moskow, yang memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua. Pabrik baja Azovstal yang dibangun pada era Soviet, menjadi tempat terakhir bagi pasukan Ukraina di Mariupol. Pabrik tersebut telah menjadi simbol perlawanan terhadap upaya Rusia untuk merebut petak-petak Ukraina timur dan selatan.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan para pemimpin G7 lainnya dijadwalkan mengadakan panggilan video dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Ahad (8/5) untuk menunjukkan persatuan menjelang Hari Kemenangan. Presiden Putin biasanya menggelar parade militer besar-besaran di Moskow pada Hari Kemenangan.

"Serangan brutal Putin tidak hanya menyebabkan kehancuran yang tak terhitung di Ukraina. Serangan itu juga mengancam perdamaian dan keamanan di seluruh Eropa," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Mariupol terletak di antara Semenanjung Krimea yang direbut oleh Moskow pada 2014, dan bagian timur Ukraina yang diambil oleh separatis yang didukung Rusia. Mariupol adalah kunci untuk menghubungkan dua wilayah yang dikuasai Rusia dan memblokir ekspor Ukraina. Serangan Rusia di Ukraina timur bertujuan untuk membangun kontrol penuh atas wilayah Donetsk dan Luhansk, yang dikuasai separatis pro-Rusia, serta mempertahankan koridor darat antara wilayah ini dan Krimea

BERITA TERKAIT:

BERITA TERKINI:

TERPOPULER HARI INI

KOLEKSI VIDEO POPULER

PT. JALUR INFO NUSANTARA

Jalur Informasi Independen & Terpercaya

Copyright 2020