
Mengapa Makin Banyak Generasi Muda Jepang Segan Menikah?
Lifestyle | 2022-08-21

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Sebanyak 25 persen warga Jepang pada usia 30-an tidak punya rencana menikah
JALURINFO.COM, TOKYO-
Pada usia 37, Sho mengatakan dia cukup puas. Dia memiliki pekerjaan dengan gaji cukup untuk menjalani hidup dengan nyaman, dia memiliki teman-teman yang dia temui secara teratur, dan punya berbagai hobi serta cukup waktu untuk menikmatinya. Dia belum punya iseri, dan baginya itu baik-baik saja.
Sho adalah salah satu dari semakin banyak orang Jepang berusia 30-an yang belum pernah menikah dan tidak memiliki niat untuk menikah. Dan itu adalah penyebab keprihatinan pemerintah karena populasi Jepang menyusut dan makin tua.
Angka pernikahan turun
Para perempuan yang mengikuti survei mengatakan bahwa mereka menghindar dari pernikahan karena mereka ingin menikmati kebebasan mereka, meniti karier yang memuaskan, dan tidak ingin dibebani peran ibu rumah tangga tradisional.
Para pria mengatakan mereka juga ingin menikmati kebebasan pribadi, tetapi banyak juga yang mengatakan khawatir atas ketidakamanan pekerjaan dan tidak mampu mendapatkan cukup uang untuk menopang keluarga.
Sho, yang enggan mengungkapkan nama belakangnya, mengatakan dia senang tidak menikah. "Saya dapat melakukan hal-hal yang saya inginkan, dan saya tidak perlu memikirkan orang lain. Saya dapat begadang bermain game komputer atau menonton film apa pun di bioskop yang saya inginkan, atau saya bisa bertemu teman-teman. Aku suka itu."
Masalah kemampuan bersosialisasi
Aya Fujii, psikolog yang memberikan dukungan kesehatan mental untuk program bantuan yang dijalankan pemerintah di Tokyo, menunjukkan bahwa angka kelahiran Jepang telah menurun sejak 1970-an, tetapi masalahnya sekarang menjadi jauh lebih akut.
"Ada beberapa alasan yang saya lihat di masyarakat," kata Aya Fujii kepada DW. "Salah satunya adalah bahwa tidak seperti di negara lain, upah di sini pada dasarnya tetap sama selama bertahun-tahun. Dan itu berarti banyak anak muda melihatnya sebagai beban keuangan yang terlalu berat untuk mencoba memiliki keluarga."
Lebih banyak perempuan yang juga memilih untuk tetap bekerja daripada meninggalkan pekerjaan ketika berkeluarga.
"Saya juga melihat banyak anak muda sekarang menyukai buku komik manga dan acara anime. Mereka lebih suka itu daripada bertemu dan berbicara dengan orang-orang dari kehidupan nyata," kata Fujii. "Karakter di manga dan anime tidak membantah atau mengeluh."
"Saya pikir banyak anak muda sekarang kurang memiliki keterampilan sosial, dan itu menjadi lebih buruk karena banyak keluarga hanya memiliki satu anak sekarang, sehingga anak tumbuh dewasa tidak berinteraksi atau mengembangkan keterampilan sosial yang dia perlukan dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Fujii yakin tren ini tidak akan berubah dalam waktu dekat, sekalipun pemerintah Jepang melakukan berbagai upaya. "Pada akhirnya, orang Jepang berusia 20-an dan 30-an yang tidak dapat berkomunikasi dengan lawan jenis akan lebih sulit menemukan pasangan, dan pola populasi yang menyusut di negara ini akan terus berlanjut," katanya.
Sho adalah salah satu dari semakin banyak orang Jepang berusia 30-an yang belum pernah menikah dan tidak memiliki niat untuk menikah. Dan itu adalah penyebab keprihatinan pemerintah karena populasi Jepang menyusut dan makin tua.
Baca juga: Psikolog: Percaya Diri Jadi Kunci untuk Lakukan Banyak Hal
Baca juga: Pelepasan Tahun di Obi, Bupati Halsel dan Rombongan Artis di Sambut Hangat Warga Obi
Menurut laporan pemerintah dari tahun 2022, sekitar 25,4% wanita berusia 30-an dan 26,5% pria dalam kelompok usia yang sama mengatakan mereka tidak ingin menikah. Di kelompok usia 20-an, 19% pria dan 14% perempuan juga mengatakan tidak memiliki rencana untuk menikah.Angka pernikahan turun
Baca juga: Beyond Education Indonesia Bersama Morowali Utara Wujudkan Generasi Milenial Kreatif
Baca juga: 11 Manfaat Air Kelapa yang Perlu Kamu Ketahui
Menurut laporan itu, pada 2021 di Jepang terdaftar 514.000 pernikahan, angka tahunan terendah sejak akhir Perang Dunia II. Tahun 1970 masih tercatat ada 1,029 juta pernikahan.Para perempuan yang mengikuti survei mengatakan bahwa mereka menghindar dari pernikahan karena mereka ingin menikmati kebebasan mereka, meniti karier yang memuaskan, dan tidak ingin dibebani peran ibu rumah tangga tradisional.
Baca juga: Kenali Perbedaan SPBU Biru, Merah dan Hijau, Jangan Sampai Salah Masuk
Baca juga: Halal Bi Halal dan Milad IV IKA SMPN 7 Makassar di Hadiri Ribuan Orang
Para pria mengatakan mereka juga ingin menikmati kebebasan pribadi, tetapi banyak juga yang mengatakan khawatir atas ketidakamanan pekerjaan dan tidak mampu mendapatkan cukup uang untuk menopang keluarga.
Sho, yang enggan mengungkapkan nama belakangnya, mengatakan dia senang tidak menikah. "Saya dapat melakukan hal-hal yang saya inginkan, dan saya tidak perlu memikirkan orang lain. Saya dapat begadang bermain game komputer atau menonton film apa pun di bioskop yang saya inginkan, atau saya bisa bertemu teman-teman. Aku suka itu."
Masalah kemampuan bersosialisasi
Aya Fujii, psikolog yang memberikan dukungan kesehatan mental untuk program bantuan yang dijalankan pemerintah di Tokyo, menunjukkan bahwa angka kelahiran Jepang telah menurun sejak 1970-an, tetapi masalahnya sekarang menjadi jauh lebih akut.
"Ada beberapa alasan yang saya lihat di masyarakat," kata Aya Fujii kepada DW. "Salah satunya adalah bahwa tidak seperti di negara lain, upah di sini pada dasarnya tetap sama selama bertahun-tahun. Dan itu berarti banyak anak muda melihatnya sebagai beban keuangan yang terlalu berat untuk mencoba memiliki keluarga."
Lebih banyak perempuan yang juga memilih untuk tetap bekerja daripada meninggalkan pekerjaan ketika berkeluarga.
"Saya juga melihat banyak anak muda sekarang menyukai buku komik manga dan acara anime. Mereka lebih suka itu daripada bertemu dan berbicara dengan orang-orang dari kehidupan nyata," kata Fujii. "Karakter di manga dan anime tidak membantah atau mengeluh."
"Saya pikir banyak anak muda sekarang kurang memiliki keterampilan sosial, dan itu menjadi lebih buruk karena banyak keluarga hanya memiliki satu anak sekarang, sehingga anak tumbuh dewasa tidak berinteraksi atau mengembangkan keterampilan sosial yang dia perlukan dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Fujii yakin tren ini tidak akan berubah dalam waktu dekat, sekalipun pemerintah Jepang melakukan berbagai upaya. "Pada akhirnya, orang Jepang berusia 20-an dan 30-an yang tidak dapat berkomunikasi dengan lawan jenis akan lebih sulit menemukan pasangan, dan pola populasi yang menyusut di negara ini akan terus berlanjut," katanya.
TOPIK TERKAIT:
-
Mulai Agustus, Hanya Kendaraan Ini Yang Boleh Pakai Pertalite
-
4 Cara Cek Pajak Kendaraan Via Online Tanpa Perlu ke Samsat
-
Kenali Efek Samping Minum Kopi Susu Tiap Hari
-
Hasil Survei, Pengguna Layanan Pesan Antar Didominasi oleh Millenial
-
Nekat Bawa Mobil Listrik Pulang Kampung, Pemilik Dibuat Bingung Saat Kehabisan Daya
-
Deretan Pasport Terkuat di Dunia, Indonesia Salah Satunya?
-
Hidup Tenang di Masa Pensiun dengan Menghindari 6 Kesalahan Keuangan Ini
-
Uji Kesetiaan Pasanganmu dengan 7 Pertanyaan Ini.
-
8 Pekerjaan Yang Mampu Membuat Anda Kaya
JALURINFO VIDEO NEWS

Petualangan Luar Biasa di Keajaiban Alam Tertinggi: Angel Falls, Venezuela

Pesona Sejarah dan Keindahan Alam: Liburan Santai di Sirmione, Resor Terkenal di Danau Garda

Masjid Al Sahaba: Perpaduan Keindahan Modern di Pusat Sejarah Sharm el-Sheikh

Three Gorges, Keajaiban Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Dunia

Keunikan Beruang Kutub di Arktik, Pesona di Atas Es Tipis



JALURINFO TV NETWORK
BERITA TERKINI:
Dampingi PJ Gub Sulsel, Fatmawati Rusdi Tinjau Harga Komoditas Pangan di Dua Pasar Tradisional
Viewnum 434
3 hari yang lalu
Isu Dukungan Pada Bupati MB Siap Bertarung Menuju Senayan Makin Gencar
Viewnum 1430
4 hari yang lalu
Wali Kota Danny Pomanto Presentasikan Pakinta dan Jampangi dalam Innovative Government Award Kemendagri 2023
Viewnum 491
4 hari yang lalu
Ada Apa di Polsek Bontomarannu, 2 kali Tolak Adum, Setelah Diterima Di-A2-kan
Viewnum 1973
4 hari yang lalu
Kapolres AKBP. Dedi Surya Dharma Lantik Kapolsek Enrekang Dan Kapolsek Curio
Viewnum 429
4 hari yang lalu
Gerakan Perubahan Perilaku, Fatmawati Rusdi Tekankan Pentingnya Sinergitas
Viewnum 505
4 hari yang lalu
Makassar Bersiap Selenggarakan Forum ASEAN untuk Penyandang Disabilitas Oktober Mendatang
Viewnum 396
4 hari yang lalu
TERPOPULER HARI INI

Isu Dukungan Pada Bupati MB Siap Bertarung Menuju Senayan Makin Gencar
ViewNum 1430 kali

Adnan Lantik Ketua PMI Palopo dan Luwu Periode 2023- 2027
ViewNum 1086 kali

Andi Batari Toja Siap Tuntaskan Masalah Kekeringan di Enrekang
ViewNum 4181 kali

Studi Tiru Ke Kota Bekasi, PKK Gowa Perluas Wawasan 10 Program Pokok PKK
ViewNum 1414 kali

Gempa Besar Guncang Maroko, Ribuan Korban
ViewNum 1120 kali

Warga Respon Baik Operasi Zebra Pallawa 2023 Wilayah Polres Enrekang
ViewNum 1114 kali

Otoritas Maroko Sebut Korban Gempa Menjadi 632 Orang
ViewNum 1201 kali

Update Gempa Maroko, 296 Tewas
ViewNum 1127 kali

Bencana Gempa Bumi 6,9 skala Richter di Maroko
ViewNum 1089 kali

PBB Setuju dengan Persyaratan Rusia untuk Melanjutkan Kesepakatan Gandum
ViewNum 1064 kali

Dekranasda Bulukumba Kembali Ukir Prestasi di Pekan Raya Sulsel 2023
ViewNum 1111 kali
