
Sketsa-sketsa
MEDIA SOSIAL DAN “POLISI TEMBAK POLISI”
Catatan : Syamsu Nur
Opini | 2022-07-24

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Penulis Sketsa-sketsa, H. Syamsu Nur
JALURINFO.COM, Maros-
Inilah peristiwa yang dikeroyok media sosial. Boleh dikata berita “Polisi Tembak Polisi” disingkat PTP, telah menjalar kemana-mana dengan sangat cepat. Berita menjadi ramai dan heboh diperbincangkan. Mulai dari ibu-ibu di rumah tangga sampai di warung-warung kopi. Bahkan di kantor-kantor ikut seru membahas peristiwa PTP.
Daya tarik cerita ini disebabkan ada terselip kisah “cinta”. Cerita dugaan hubungan asmara. Namun hal itu masih perlu dibuktikan. Tapi cerita itu menjadi “bumbu” yang meramaikan di balik kematian Brigjen J.
Sebuah peristiwa penembakan polisi - telah menewaskan seorang berpangkat Brigjen. Di Kepolisian, Brigjen J dikenal sebagai penembak jitu. Tapi kali ini justru ia menjadi korban penembakan. Boleh dikata inilah peristiwa yang termasuk menggemparkan. Karena para pejabat tinggi ikut berkomentar. Banyak pakar hukum ikut memberi pendapat. Kali ini publik ramai menjadikan bahan diskusi. Inilah kehebatan media sosial telah menunjukkan suatu informasi yang membuat banyak orang terlibat dalam perbincangan. Suatu informasi yang banyak menimbulkan tanda tanya.
Dari Medsos lah diketahui bahwa peristiwa PTP itu ada banyak keanehan. Bayangkan medsos menulis keterangan ketua RT, juga dihilangkannya CCTV. Tapi dari hal Inilah, ciri dari media sosial menunjukkan keunggulan teknologinya. Berhasil memberitakan informasi sepotong-sepotong dari berbagai sudut pandang. Pertimbangan kecepatan informasi menjadi salah satu alasannya. Apalagi bisa “menggoreng” informasi dibalik peristiwa yang masih bisa dicari fakta dan pembuktian. Namun informasinya sudah menyebar dan menimbulkan banyak penafsiran. Itulah media sosial. Di balik kehebatannya, terdapat juga kelemahannya. Beberapa berita Medsos menulis, korban Brigjen J meninggal setelah ditembak. Tapi ada juga berita menyebutkan ditembak setelah meninggal. Mana yang betul, Memang masih perlu dilakukan “Ceck and receck.”
Baca juga: Sketsa-sketsa
Baca juga: Keterwakilan Tokoh Kawasan Timur
ANTARA FAKTA DAN OPINI
Di dunia pers, tulisan yang berbentuk opini, menggunakan by line. Nama penulisnya dimunculkan. Itu artinya tanggung jawab isi tulisan ada pada penulisnya. Sementara berita pers, adalah tulisan yang berdasarkan fakta. Tulisan berita tidak bisa dicampur adukkan dengan opini. Sumber informasinya harus jelas. Di media sosial, informasi ditulis saja apa yang mau diinfokan. Tidak pakai rumus. Opini dan fakta bercampur aduk. Yah begitulah media sosial, tapi penikmatnya luar biasa banyaknya. Pemilik Handphone, menikmati bahkan ikut terlibat memberi komentar secara langsung dengan gaya macam-macam. Ada lucu, ada mengoreksi, sampai ada yang nada jengkel, bahkan sampai muncul komentar sadis. Perhatikan salah satu komentar Medsos : “Polisi tembak Polisi, tapi CCTV ikut mati.” Di bidang ini Dewan Pers tidak bisa berbuat apa-apa. Ada media sosial yang belum diakui sebagai media pers. Namun sudah banyak juga media on line diakui keberadaannya sebagai media pers.
DEWAN PERS dan DK PWI
Dewan Pers dan Dewan Kehormatan PWI sempat berbeda pendapat soal pemberitaan PTP. Semula Dewan Pers mangakomodir permintaan Penasehat hukum Irjen FS. Pemberitaan Pers hendaknya melalui sumber resmi, begitu permintaannya. Namun Dewan Kehormatan PWI menolak pendapat itu. Karena Kode Etik Jurnalistik, tidak melarang mengungkap fakta. Dari manapun sumbernya asal memenuhi unsur kebenaran berita. Karena itu DK PWI, soal “Polisi tembak Polisi” menganjurkan wartawan tetap melakukan investigatif reporting. Melakukan penyelusuran berita dan memberitakan berdasarkan fakta dan kebenaran.
Baca juga: SKETSA-SKETSA
Kini Tim bentukan Kapolri jalan terus, kita tunggu hasilnya- apa sebenarnya yang telah terjadi. Yang jelas Irjen FS dan istrinya sudah dalam pemeriksaan . Dibalik itu masih ada banyak pertanyaan. Antaranya, dimana terjadi penembakan, siapa yang menembak, apa motifnya. Apa sebuah perencanaan atau tidak. Itulah yang namanya kasus hukum. Pasti di Pengadilanlah tempat menunggu jawabannya. xxx
Daya tarik cerita ini disebabkan ada terselip kisah “cinta”. Cerita dugaan hubungan asmara. Namun hal itu masih perlu dibuktikan. Tapi cerita itu menjadi “bumbu” yang meramaikan di balik kematian Brigjen J.
Baca juga: Toleransi Antara Umat Beragama: Tantangan Besar Bagi Negara Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka dalam Merawat Pluralisme dan Kebinekaan
Baca juga: MUKP Cara Hambur - Hamburkan Uang
CIRI MEDIA SOSIALSebuah peristiwa penembakan polisi - telah menewaskan seorang berpangkat Brigjen. Di Kepolisian, Brigjen J dikenal sebagai penembak jitu. Tapi kali ini justru ia menjadi korban penembakan. Boleh dikata inilah peristiwa yang termasuk menggemparkan. Karena para pejabat tinggi ikut berkomentar. Banyak pakar hukum ikut memberi pendapat. Kali ini publik ramai menjadikan bahan diskusi. Inilah kehebatan media sosial telah menunjukkan suatu informasi yang membuat banyak orang terlibat dalam perbincangan. Suatu informasi yang banyak menimbulkan tanda tanya.
Dari Medsos lah diketahui bahwa peristiwa PTP itu ada banyak keanehan. Bayangkan medsos menulis keterangan ketua RT, juga dihilangkannya CCTV. Tapi dari hal Inilah, ciri dari media sosial menunjukkan keunggulan teknologinya. Berhasil memberitakan informasi sepotong-sepotong dari berbagai sudut pandang. Pertimbangan kecepatan informasi menjadi salah satu alasannya. Apalagi bisa “menggoreng” informasi dibalik peristiwa yang masih bisa dicari fakta dan pembuktian. Namun informasinya sudah menyebar dan menimbulkan banyak penafsiran. Itulah media sosial. Di balik kehebatannya, terdapat juga kelemahannya. Beberapa berita Medsos menulis, korban Brigjen J meninggal setelah ditembak. Tapi ada juga berita menyebutkan ditembak setelah meninggal. Mana yang betul, Memang masih perlu dilakukan “Ceck and receck.”
Baca juga: Sketsa-sketsa
CAWE-CAWE POLITIK
Catatan : Syamsu Nur
Baca juga: Keterwakilan Tokoh Kawasan Timur
Oleh : Prof. Hasrullah
ANTARA FAKTA DAN OPINIDi dunia pers, tulisan yang berbentuk opini, menggunakan by line. Nama penulisnya dimunculkan. Itu artinya tanggung jawab isi tulisan ada pada penulisnya. Sementara berita pers, adalah tulisan yang berdasarkan fakta. Tulisan berita tidak bisa dicampur adukkan dengan opini. Sumber informasinya harus jelas. Di media sosial, informasi ditulis saja apa yang mau diinfokan. Tidak pakai rumus. Opini dan fakta bercampur aduk. Yah begitulah media sosial, tapi penikmatnya luar biasa banyaknya. Pemilik Handphone, menikmati bahkan ikut terlibat memberi komentar secara langsung dengan gaya macam-macam. Ada lucu, ada mengoreksi, sampai ada yang nada jengkel, bahkan sampai muncul komentar sadis. Perhatikan salah satu komentar Medsos : “Polisi tembak Polisi, tapi CCTV ikut mati.” Di bidang ini Dewan Pers tidak bisa berbuat apa-apa. Ada media sosial yang belum diakui sebagai media pers. Namun sudah banyak juga media on line diakui keberadaannya sebagai media pers.
DEWAN PERS dan DK PWI
Dewan Pers dan Dewan Kehormatan PWI sempat berbeda pendapat soal pemberitaan PTP. Semula Dewan Pers mangakomodir permintaan Penasehat hukum Irjen FS. Pemberitaan Pers hendaknya melalui sumber resmi, begitu permintaannya. Namun Dewan Kehormatan PWI menolak pendapat itu. Karena Kode Etik Jurnalistik, tidak melarang mengungkap fakta. Dari manapun sumbernya asal memenuhi unsur kebenaran berita. Karena itu DK PWI, soal “Polisi tembak Polisi” menganjurkan wartawan tetap melakukan investigatif reporting. Melakukan penyelusuran berita dan memberitakan berdasarkan fakta dan kebenaran.
Baca juga: SKETSA-SKETSA
BILA RAMADHAN DATANG LAGI
Catatan: Syamsu Nur
Baca juga: Soal 1 Kursi 2 Pantat dan Pangkat Bawahan Lebih Tinggi di Takalar, Netizen Bilang Begini
Kini Tim bentukan Kapolri jalan terus, kita tunggu hasilnya- apa sebenarnya yang telah terjadi. Yang jelas Irjen FS dan istrinya sudah dalam pemeriksaan . Dibalik itu masih ada banyak pertanyaan. Antaranya, dimana terjadi penembakan, siapa yang menembak, apa motifnya. Apa sebuah perencanaan atau tidak. Itulah yang namanya kasus hukum. Pasti di Pengadilanlah tempat menunggu jawabannya. xxx
TOPIK TERKAIT:
-
Kisah Jenaka di Pantai Akarena Makassar
-
Ceritera Lucu 1 Kursi 2 Pantat dan Kisah Aneh di Birokrasi Takalar
-
Sepenggal Tulisan Petani Pulau Obi
-
Sketsa-Sketsa
ANTARA MEDIA CETAK DAN MEDIA ON LINE
Catatan : Syamsu Nur -
Kebijakan Ekspor Benih Lobster: Sistem Kuota dan Evaluasi Manajemen Distribusi
-
Amatiran Urus Garam
-
23 Tahun Ngos-ngosan Antara 2 Bibir
Oleh: M Said Welikin -
Orang pinggiran dan Bedah Rumah
Oleh: M Said Welikin -
Polisiku, Polisita, Polisi Kita Semua, tetap Menjadi Dambaan Masyarakat
JALURINFO VIDEO NEWS

Petualangan Luar Biasa di Keajaiban Alam Tertinggi: Angel Falls, Venezuela

Pesona Sejarah dan Keindahan Alam: Liburan Santai di Sirmione, Resor Terkenal di Danau Garda

Masjid Al Sahaba: Perpaduan Keindahan Modern di Pusat Sejarah Sharm el-Sheikh

Three Gorges, Keajaiban Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Dunia

Keunikan Beruang Kutub di Arktik, Pesona di Atas Es Tipis



JALURINFO TV NETWORK
BERITA TERKINI:
Paripurna Pendapat Akhir 7 fraksi DPRD Enrekang Atas Dua Ranperda Setuju
Viewnum 220
1 hari yang lalu
Hadiri Peringatan HKG PKK Ke-51, Adnan Minta PKK Gowa Berkolaborasi Turunkan Stunting
Viewnum 132
1 hari yang lalu
Sukses Tingkat Provinsi, Algha Saputra Wakili Sulsel pada Kejuaraan O2SN Nasional Cabor Pencak Silat
Viewnum 297
2 hari yang lalu
Pemkab Lutim ikuti Penilaian interviu Evaluasi SPBE Tahun 2023 Secara Virtual
Viewnum 455
2 hari yang lalu
TERPOPULER HARI INI

Andi Batari Toja Siap Tuntaskan Masalah Kekeringan di Enrekang
ViewNum 3146 kali

Studi Tiru Ke Kota Bekasi, PKK Gowa Perluas Wawasan 10 Program Pokok PKK
ViewNum 1082 kali

Otoritas Maroko Sebut Korban Gempa Menjadi 632 Orang
ViewNum 1040 kali

Dekranasda Bulukumba Kembali Ukir Prestasi di Pekan Raya Sulsel 2023
ViewNum 1034 kali

Pengurus ICDT Siapkan 32 Kamera CCTV Untuk Pantau Aktifitas Masjid
ViewNum 1136 kali

Instalasi Farmasi Rumah Sakit I Lagaligo Lutim Miliki Empat Depo Layanan
ViewNum 1848 kali

Mantap, Siswa SMAN 1 Bone Lolos Parlemen Remaja 2023
ViewNum 5494 kali

Santri Al Imam Ashim Kembali Harumkan Sulsel di MTQ Internasional
ViewNum 9296 kali

Wabup Edy Manaf Harap Aksi Perubahan PKA Jadi Program di OPD
ViewNum 1901 kali
