Kremlin: Eropa Bukan Satu-Satunya Konsumen Gas Rusia

Internasional | 2022-09-14

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Eropa bukan satu-satunya konsumen gas alam dan bukan satu-satunya benua yang membutuhkan gas alam
JALURINFO.COM, MOSCOW- Pemerintah Rusia mengecilkan dampak dari hilangnya pemasukan dari ekspor gas ke Eropa. Menurut Moskow, Benua Biru bukan satu-satunya konsumen komoditas gas Rusia.

"Eropa bukan satu-satunya konsumen gas alam dan bukan satu-satunya benua yang membutuhkan gas alam. Ada wilayah yang berkembang dengan kecepatan yang jauh lebih cepat. Mereka dapat mengimbangi permintaan (yang berkurang) untuk gas (Rusia) di Eropa, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan dalam panggilan konferensi, Rabu (14/9).

Baca juga: Presiden Xi Jinping Kunjungi Rusia untuk Tingkatkan Kerja Sama dan Jaga Stabilitas Dunia

Baca juga: Kerugian Ukraina di Artyomovsk, 10-11 ribu Tentara Tewas Setiap Bulan

Saat ini Rusia juga sedang menangguhkan pasokan gasnya ke Eropa lewat pipa Nord Stream. Moskow beralasan penangguhan dilakukan karena adanya pekerjaan perbaikan pada infrastruktur Nord Stream. Namun beberapa negara Eropa, terutama Jerman, telah menuduh bahwa penangguhan pasokan gas oleh Rusia merupakan langkah politik. Dalam konteks ini, Moskow dituding ingin “membalas” negara-negara Eropa karena mendukung Ukraina.

Kanselir Jerman Olaf Scholz telah mengatakan, dia yakin negaranya dapat bertahan menghadapi musim dingin yang akan datang di tengah krisis pasokan energi. Scholz mengungkapkan, pemerintahannya akan terus bergerak untuk secepat mungkin melepaskan ketergantungan pasokan energi dari Rusia. Dia menyebut, saat ini Jerman tidak hanya berlomba mengisi tangki penyimpinan gasnya, tapi juga mempercepat pembangunan untuk menerima gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).

Baca juga: Penyebab Perang Ukraina-Rusia dan Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan NATO dan Uni Eropa?

Baca juga: Skandal Pasokan Senjata: Pengkhianat di Balik Keterlambatan Amunisi untuk Wagner PMC?

“Karena kita memulai begitu dini, ketika hal itu bahkan tidak menjadi sebuah kesadaran masalah besar di Jerman. Kita sekarang berada dalam situasi di mana kita dapat menghadapi musim dingin dengan gagah dan berani. Negara kita dapat bertahan,” kata Scholz saat berbicara di parlemen Jerman 7 September lalu.

Dia mengungkapkan, pemerintahannya telah menjalin komunikasi dengan sejumlah negara sahabat, seperti Belanda dan Belgia, agar mereka memperluas terminal LNG dan kapasitas pipa dengan Prancis. Dengan demikian, mereka dapat menyuplai gas ke Jerman. “Apa yang telah kami capai dengan terminal di utara dan dengan terminal di pantai Eropa barat Jerman, kami akan menjamin pasokan energi yang aman untuk Jerman,” ucapnya.

Baca juga: AS Anggap Rusia Melanggar Perjanjian START, Apa Dampaknya bagi Dunia?

Baca juga: Putin Ungkapkan Prioritas Kementerian Pertahanan dan Tantangan Industri Pertahanan Rusia dalam Pertemuan dengan Para Pekerja Pabrik Penerbangan


Penangguhan pasokan gas oleh Rusia telah memicu kenaikan harga komoditas tersebut di Eropa. Sejumlah negara di sana telah menyerukan warganya menghemat pemakaian gas. Terlebih Eropa akan segera menghadapi musim dingin.

Uni Eropa sudah menjatuhkan setidaknya enam paket sanksi terhadap Rusia sejak mereka menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu. Sanksi tersebut termasuk pelarangan impor minyak dan batu bara serta ekspor barang-barang mewah. AS menerapkan sanksi serupa. Washington telah melarang impor minyak dan gas dari Rusia. Tak hanya itu, Negeri Paman Sam juga memboikot komoditas laut, minuman beralkohol, dan berlian asal Rusia.

Uni Eropa bersama AS dan Inggris juga mendepak Rusia dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication atau SWIFT. Ia merupakan jaringan keamanan tinggi yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia. SWIFT memungkinkan bank untuk memindahkan uang dengan cepat dan aman, mendukung triliunan dolar dalam arus perdagangan serta investasi. Dikeluarkannya Rusia dari SWIFT dianggap sebagai hukuman ekonomi terberat. Karena dengan sanksi itu, Moskow menjadi lebih terisolasi secara ekonomi dibandingkan sebelumnya.

Sebagai balasan, Rusia menerapkan larangan ekspor terhadap lebih dari 200 produknya. Larangan yang akan diberlakukan hingga akhir tahun tersebut mempengaruhi setidaknya 48 negara, termasuk AS dan Uni Eropa. Barang yang tercakup dalam larangan ekspor antara lain peralatan atau perangkat telekomunikasi, produk medis, kendaraan, peralatan listrik, pertanian, serta beberapa produk kehutanan seperti kayu.

JALURINFO VIDEO NEWS

Menakjubkan dan Luar Biasa: Keindahan Istana Augustusburg di Brühl, Jerman

Menakjubkan dan Luar Biasa: Keindahan Istana Augustusburg di Brühl, Jerman

Festival Balon Udara Cappadocia: Pengalaman Wisata Tak Terlupakan

Festival Balon Udara Cappadocia: Pengalaman Wisata Tak Terlupakan

Melihat Letusan Spektakuler Gunung Berapi Meradalir Islandia

Melihat Letusan Spektakuler Gunung Berapi Meradalir Islandia

Tur Panas ke Mesir, Menikmati Keindahan dengan Mengendarai Unta

Tur Panas ke Mesir, Menikmati Keindahan dengan Mengendarai Unta

Putin Harapkan Peningkatan Signifikan dalam PDB Rusia pada Kuartal Kedua

Putin Harapkan Peningkatan Signifikan dalam PDB Rusia pada Kuartal Kedua

JALURINFO TV NETWORK

BERITA TERKINI:

Kapal Pinisi di Atas Satap Mulai Nampak

Kapal Pinisi di Atas Satap Mulai Nampak

Viewnum 714
17 jam yang lalu

TERPOPULER HARI INI

KOLEKSI VIDEO POPULER

PT. JALUR INFO NUSANTARA

Jalur Informasi Independen & Terpercaya

Copyright 2020