

Kepsek SMPN 2 Takalar Keberatan Kata "Tendang" Nitisen Usul Begini
Berita Sul-Sel | 2022-11-12

© Disediakan oleh Jalurinfo.com
JALURINFO.COM, TAKALAR-
Kepsek SMP Negeri dua Takalar keberatan penggunaan kata "tendang" pada judul berita yang diwartakan Jalurinfo.com pada edisi lalu dengan judul,
"SMPN 2 Takalar Tendang" Keluar Sejumlah Media Tanpa Alasan Jelas."
Sejak berita tentang sejumlah wartawan yang merasa dilecehkan(tak dihargai) oleh SMP. Negeri dua Takalar mencuat ke ruang publik, Jalurinfo.com, merima beragam tanggapan dari warganet Ada yang protes dan ada juga yang mendukung.
Baca juga: IN MEMORIAM DR. Mochtar Pabottingi, MA (77 Thn), Cendikiawan yang tak Pernah Menyerah Menuntut Ilmu
Ada juga keberatan berasal, dari oknum LSM yang juga berprofesi sebagai wartawan berinsial IHT
IHT, mengatakan, "Maaf saya klarifikasi sebntar."' Silakan, jawab ku.
Setelah IHT menulis, "Ok Bossku." Kemudian melanjutkan tulisannya yang cukup panjang.
Menurut Dia, "Salah kalimat tendang itu. Tidak ada media yang ditendang itu, semua berdasarkan daftar langganan jika memang ada didaftar ngapain kepsek mau menendang itupun bisa dibijaksanai dengan memberi dana transfor jika berkunjung ke sekolah itu"
Setelah membaca dan mencermati apa yang disampaikan IHT. Pun saya jawab, "Bosq kita Humasnya SMP Negeri dua? Kemudian kita perhatikan tanda baca kata "menendang" itu tanda baca, dua tanda kutip. Kemudian, kalau bosq klarifikasi maka silahkan ke narasumber semua telah saya urai dengan jelas di dalam, Kemudian, Kepsek pernyataannya lengkap. Oke bosq.
Terpisah, Jalaluddin Hafid saat ditemui di salah satu Warkop di Jl Sultan Hasanuddin Takalar, Kamis(10/11/2022), dengan tegas mengatakan, "Saya sesalkan bila ada oknum LSM/wartawan yang ingin jadi pahlawan kesiangan.
Menurut Jalaluddin Hafid yang perna menjabat bendahara PWI Perwakilan Kabupaten Takalar periode 2019-2021 itu, menegaskan, "Mengapa ada pihak lain mencampuri urusan yang kami alami dan rasakan langsung yakni perlakuan pemecatan tanpa disertai alasan yang jelas."
"Kecuali pihak SMP Negeri dua Takalar yang menanggapi, itu kami pahami, tetapi orang luar yang tak tahu masalah. Ibarat gatal pada tubuh kami, anda yang garuk" terang Jalaluddin Hafid
Sebenarnya kami tak berkeinginan untuk membuka masalah ini ke publik, andai SMP Negeri dua menganggap kami sebagai mitra kerja, Maka seyogianya pihak sekolah memanggil kami, melalui telpon yang tercantum dalam surat permohonan, untuk berdialog, Namun faktanya pihak sekolah tidak membuka ruang komunikasi. Langsung melakukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak, ujar Jalaluddin Hafid
Lanjut, Jalaluddin Hafid yang karib disapa Teta Betta oleh wartawan Takalar itu, mengatakan, "Persoalan ini bukan masalah jumlah atau harga koran, tetapi menyangkut harga diri. Makanya sekali lagi jangan sampai ada pihak lain merasa hebat lalu ingin memasang badan."
Perlu diketahui semua pihak, bahwa, kami jadi mitra kerja SMP Negeri dua Takalar, melalui mekanisme yang berlaku yakni bermohon, setelah itu setiap terbitan kami menyetor koran, ucap Teta Betta.
Lebih lanjut Tete Betta mengatakan, "Soal berlangganan atau tidak berlangganan koran itu, sepenuhnya hak atau wewenang Kepsek. Akan tetapi semua itu, harus diletakan atas tatakrama dan budaya yang berlaku di daerah kita yaitu "Si, pakatau, Si pakainga. Si pakalebbi."
Mengapa harus saling menghargai antara pihak sekolah dan media. Karena terima atau tidak, Media itu sebuah lembaga/perusahan diakui negara. Punya legalitas yakni Berbadan hukum Indonesia, punya NPWP dan mempekerjakan sejumlah tenaga kerja. Bila SMP Negeri dua tidak melanjutkan lagi kemitraan maka berikan alasan yang dapat diterima semua pihak, imbuh, teta Betta
Sementara itu melalui pesan WhatsApp Kamis(10/11/2022) Karmila Ngugi mengatakan, "Mohon maaf pak atas beritata ini saya keberatan.karena apa yg kita tuduhkan itu tidak benar. Menurut Karmila Ngugi, "Kalau bendahara bilang tidak ada di Arkas saya tanya maka bagaimana yang tidak ada di Arkas?bendahara bilang saya selaluji kasi pembeli bensin."
Sangat perlu untuk dipahami, "Daftar itu bukan saya yang buat, justru daftar itu bendahara yang print sesuai catatan kepsek yg lalu. belum ada yang saya rubah," beber Karmila
"Katanya yang tidak ada didaftar, tidak dibayarkan, justru saya yang minta bendahara untuk beri pembeli bensin.karena kebiasaannya katanya begitu." ungkap Karrmila.
"Untuk lebih tahu kebenarannya silahkan datang kesekolah pak. Saya tidak pernah tendang keluar media. Bendahara membayar sesuai dengan catatannya yang dulu.jadi tanyaki Kepsek yang dulu," imbuhnya
Lanjut Karmila, "Saya bisa juga keberatan jika memberi berita yang tidak benar pak. Tabe pak.saya juga tidak pernah bilang smp 2 tendang keluar sejumlah media.karena bendahara bilang dari dulu ini catatan yang saya pakai membayar.
Karmila menambahkan "Mana ada pernyataanku yang kita kutip pak.
Pun saya sampaikan ibu Kepsek bahwa jangan Ki emosi Kemudian perhatikan ki tanda baca pada diksi atau kata 'tendang". Selain itu, semua pernyataan ibu Kepsek saya kutip secara lengkap. Sekalipun demikian kalau ibu mau keberatan silahkan. Dan saya juga mengatakan kata "menendang" keluar sejumlah media, bukan ibu yang bicara atau katakan.
Diketahui pada pemberitaan yang lalu ada tiga pertanyaan yang dikonfirmasi ke Kepsek, Pertanyaan, Pertama, Menurut informasi ini, ibu lakukan diskriminasi soal pembayaran koran, karena ada koran yang dibayar Rp50.000, Rp100.000 hingga Rp250.000. Kedua, Konon ada media yang dibayar tidak ada fisiknya.
Ketiga, Sejumlah media ditendang keluar tanpa ada alasan yang jelas Padahal mereka masuk melalui permohonan dan secara rutin mengantar koran dan dibayar tahap satu dan dua. Memasuki tahap ketiga mendadak tidak ada nama dalam daftar media. Benarkah informasi ini?
Semua pertanyaan tersebut telah dijawab Kepsek SMP Negeri dua dan telah diwartakan tanpa dikurangi satu huruf maupun tanda baca Ini rilis tertulis Kepsek via WhatsApp Kamis(10/11/2022) 'mohon maaf pak atas beritata ini sy keberatan.krn apa yg kita tuduhkan itu tdk benar. kl bendahara bilang tdk ada diarkas saya tanya maka bagaimana yg tdk ada diarkas?bendahara bilang sy selaluji kasi pembeli bensin. untuk lebih tahu kebenarannya silahkan datang kesekolah pak. sy tdk pernah tendang keluar media. bendahara membayar sesuai dgn catatannya yg dulu.jd tanyaki kepsek yg dulu sy bisa juga keberatan jika memberi berita yg tdk benar pak. daftar itu bukan sy yg buat,justru daftar itu bendahara yg print sesuai catatan kepsek yg lalu. blm ada yg sy rubah katanya yg tdk ada didaftar tdk dibayarkan, justru sy yg minta bendahara untuk beri pembeli bensin.krn kebiasaannya katanya begitu. justru sy bercermin dgn kepsek yg lalu pak. tdk ada yg sy rubah.spy tdk ada rasa intimidasi tabe pak.sy juga tdk pernah bilang smp 2 tendang keluar sejumlah media.krn bendahara nilang dari dulu imi catatan yg sy pakai untuk membayar.
0mana ada pernyataanku yg kikutip pak. pernyataanku adalah untuk pembayaran media masih seperti yg dulu ,yg saya akan hadapi nanti adalah yg akan datang. saya kakaknya Yardi.temanta. sy tdk emosi pak.santaija ini"
Terpisah, seorang Kepsek di Galut berinsial AR melalui telpon WhatsApp bertanya kenapa ada kata "Tendang," Saya sampaikan kata "tendang" dalam dua tanda kutip itu, majas gaya bahasa, kiasan, metafor. Jadi bukan arti sebenarnya
Ibarat sebuah masakan itu sebagai penambah rasa masakan agar orang tertarik mencicipinya, lelaki berinsial AR tertawa sambil berucap, "Begitu ya.* Dia pun mengakhiri pembicaraan dengan mengatakan, "Kepsek SMP Negeri dua Takalar itu orang baik, mungkin miskomunikasi saja."
Sementara itu Arsyad Leo yang sehari-hari berprofesi sebagai wartawan saat ditemui di Kadis Lingkungan Hidup Takalar, Kamis(10/11/2022) mengatakan, "Hubungan kerja antara Kepsak SMP Negeri dua yang lalu-lalu dengan para wartawan berjalan dengan baik, entah mengapa timbul masalah ketika hadir Kepsek yang baru."
"Saya berharap pihak inspektorat Takalar untuk mengaudit pemanfaatan dana BOS dan dana-dana lainya," tutup Arsyad Leo.(M Said Welikin)
Sejak berita tentang sejumlah wartawan yang merasa dilecehkan(tak dihargai) oleh SMP. Negeri dua Takalar mencuat ke ruang publik, Jalurinfo.com, merima beragam tanggapan dari warganet Ada yang protes dan ada juga yang mendukung.
Baca juga: IN MEMORIAM DR. Mochtar Pabottingi, MA (77 Thn), Cendikiawan yang tak Pernah Menyerah Menuntut Ilmu
Catatan: Syamsu Nur
Baca juga: Danny Pomanto-Panglima TNI dan KSAL Bersama-sama Membuka MNEK 2023
Nada protes selain datang dari Kepsek SMP Negeri dua DR Karmila Ngugi, yang merasa tidak "menendang" keluar sejumlah media.
Baca juga: Bupati Budiman Pimpin Rapat Tim Persiapan Divestasi Saham PT. Vale ke Pemkab Lutim
Baca juga: Bupati Budiman Buka Rapat Majelis Pertimbangan Kelitbangan Luwu Timur
Oknum LSM/wartawan itu. melalui pesan media sosial WhatsApp Kamis(10/11/2022), menulis begini, "Kan ada permohonan itu Pak Said acuannya begitu.IHT, mengatakan, "Maaf saya klarifikasi sebntar."' Silakan, jawab ku.
Baca juga: Lewat Drag Bike 2023, Hubungan Emosional Pemkab Gowa dan Kodam XIV Hasanuddin Semakin Terjalin
Baca juga: Bupati Andi Utta Rotasi Eselon 2, Empat Jabatan Kosong untuk Dilelang
Setelah IHT menulis, "Ok Bossku." Kemudian melanjutkan tulisannya yang cukup panjang.
Menurut Dia, "Salah kalimat tendang itu. Tidak ada media yang ditendang itu, semua berdasarkan daftar langganan jika memang ada didaftar ngapain kepsek mau menendang itupun bisa dibijaksanai dengan memberi dana transfor jika berkunjung ke sekolah itu"
Setelah membaca dan mencermati apa yang disampaikan IHT. Pun saya jawab, "Bosq kita Humasnya SMP Negeri dua? Kemudian kita perhatikan tanda baca kata "menendang" itu tanda baca, dua tanda kutip. Kemudian, kalau bosq klarifikasi maka silahkan ke narasumber semua telah saya urai dengan jelas di dalam, Kemudian, Kepsek pernyataannya lengkap. Oke bosq.
Terpisah, Jalaluddin Hafid saat ditemui di salah satu Warkop di Jl Sultan Hasanuddin Takalar, Kamis(10/11/2022), dengan tegas mengatakan, "Saya sesalkan bila ada oknum LSM/wartawan yang ingin jadi pahlawan kesiangan.
Menurut Jalaluddin Hafid yang perna menjabat bendahara PWI Perwakilan Kabupaten Takalar periode 2019-2021 itu, menegaskan, "Mengapa ada pihak lain mencampuri urusan yang kami alami dan rasakan langsung yakni perlakuan pemecatan tanpa disertai alasan yang jelas."
"Kecuali pihak SMP Negeri dua Takalar yang menanggapi, itu kami pahami, tetapi orang luar yang tak tahu masalah. Ibarat gatal pada tubuh kami, anda yang garuk" terang Jalaluddin Hafid
Sebenarnya kami tak berkeinginan untuk membuka masalah ini ke publik, andai SMP Negeri dua menganggap kami sebagai mitra kerja, Maka seyogianya pihak sekolah memanggil kami, melalui telpon yang tercantum dalam surat permohonan, untuk berdialog, Namun faktanya pihak sekolah tidak membuka ruang komunikasi. Langsung melakukan pemutusan hubungan kerja secara sepihak, ujar Jalaluddin Hafid
Lanjut, Jalaluddin Hafid yang karib disapa Teta Betta oleh wartawan Takalar itu, mengatakan, "Persoalan ini bukan masalah jumlah atau harga koran, tetapi menyangkut harga diri. Makanya sekali lagi jangan sampai ada pihak lain merasa hebat lalu ingin memasang badan."
Perlu diketahui semua pihak, bahwa, kami jadi mitra kerja SMP Negeri dua Takalar, melalui mekanisme yang berlaku yakni bermohon, setelah itu setiap terbitan kami menyetor koran, ucap Teta Betta.
Lebih lanjut Tete Betta mengatakan, "Soal berlangganan atau tidak berlangganan koran itu, sepenuhnya hak atau wewenang Kepsek. Akan tetapi semua itu, harus diletakan atas tatakrama dan budaya yang berlaku di daerah kita yaitu "Si, pakatau, Si pakainga. Si pakalebbi."
Mengapa harus saling menghargai antara pihak sekolah dan media. Karena terima atau tidak, Media itu sebuah lembaga/perusahan diakui negara. Punya legalitas yakni Berbadan hukum Indonesia, punya NPWP dan mempekerjakan sejumlah tenaga kerja. Bila SMP Negeri dua tidak melanjutkan lagi kemitraan maka berikan alasan yang dapat diterima semua pihak, imbuh, teta Betta
Sementara itu melalui pesan WhatsApp Kamis(10/11/2022) Karmila Ngugi mengatakan, "Mohon maaf pak atas beritata ini saya keberatan.karena apa yg kita tuduhkan itu tidak benar. Menurut Karmila Ngugi, "Kalau bendahara bilang tidak ada di Arkas saya tanya maka bagaimana yang tidak ada di Arkas?bendahara bilang saya selaluji kasi pembeli bensin."
Sangat perlu untuk dipahami, "Daftar itu bukan saya yang buat, justru daftar itu bendahara yang print sesuai catatan kepsek yg lalu. belum ada yang saya rubah," beber Karmila
"Katanya yang tidak ada didaftar, tidak dibayarkan, justru saya yang minta bendahara untuk beri pembeli bensin.karena kebiasaannya katanya begitu." ungkap Karrmila.
"Untuk lebih tahu kebenarannya silahkan datang kesekolah pak. Saya tidak pernah tendang keluar media. Bendahara membayar sesuai dengan catatannya yang dulu.jadi tanyaki Kepsek yang dulu," imbuhnya
Lanjut Karmila, "Saya bisa juga keberatan jika memberi berita yang tidak benar pak. Tabe pak.saya juga tidak pernah bilang smp 2 tendang keluar sejumlah media.karena bendahara bilang dari dulu ini catatan yang saya pakai membayar.
Karmila menambahkan "Mana ada pernyataanku yang kita kutip pak.
Pun saya sampaikan ibu Kepsek bahwa jangan Ki emosi Kemudian perhatikan ki tanda baca pada diksi atau kata 'tendang". Selain itu, semua pernyataan ibu Kepsek saya kutip secara lengkap. Sekalipun demikian kalau ibu mau keberatan silahkan. Dan saya juga mengatakan kata "menendang" keluar sejumlah media, bukan ibu yang bicara atau katakan.
Diketahui pada pemberitaan yang lalu ada tiga pertanyaan yang dikonfirmasi ke Kepsek, Pertanyaan, Pertama, Menurut informasi ini, ibu lakukan diskriminasi soal pembayaran koran, karena ada koran yang dibayar Rp50.000, Rp100.000 hingga Rp250.000. Kedua, Konon ada media yang dibayar tidak ada fisiknya.
Ketiga, Sejumlah media ditendang keluar tanpa ada alasan yang jelas Padahal mereka masuk melalui permohonan dan secara rutin mengantar koran dan dibayar tahap satu dan dua. Memasuki tahap ketiga mendadak tidak ada nama dalam daftar media. Benarkah informasi ini?
Semua pertanyaan tersebut telah dijawab Kepsek SMP Negeri dua dan telah diwartakan tanpa dikurangi satu huruf maupun tanda baca Ini rilis tertulis Kepsek via WhatsApp Kamis(10/11/2022) 'mohon maaf pak atas beritata ini sy keberatan.krn apa yg kita tuduhkan itu tdk benar. kl bendahara bilang tdk ada diarkas saya tanya maka bagaimana yg tdk ada diarkas?bendahara bilang sy selaluji kasi pembeli bensin. untuk lebih tahu kebenarannya silahkan datang kesekolah pak. sy tdk pernah tendang keluar media. bendahara membayar sesuai dgn catatannya yg dulu.jd tanyaki kepsek yg dulu sy bisa juga keberatan jika memberi berita yg tdk benar pak. daftar itu bukan sy yg buat,justru daftar itu bendahara yg print sesuai catatan kepsek yg lalu. blm ada yg sy rubah katanya yg tdk ada didaftar tdk dibayarkan, justru sy yg minta bendahara untuk beri pembeli bensin.krn kebiasaannya katanya begitu. justru sy bercermin dgn kepsek yg lalu pak. tdk ada yg sy rubah.spy tdk ada rasa intimidasi tabe pak.sy juga tdk pernah bilang smp 2 tendang keluar sejumlah media.krn bendahara nilang dari dulu imi catatan yg sy pakai untuk membayar.
0mana ada pernyataanku yg kikutip pak. pernyataanku adalah untuk pembayaran media masih seperti yg dulu ,yg saya akan hadapi nanti adalah yg akan datang. saya kakaknya Yardi.temanta. sy tdk emosi pak.santaija ini"
Terpisah, seorang Kepsek di Galut berinsial AR melalui telpon WhatsApp bertanya kenapa ada kata "Tendang," Saya sampaikan kata "tendang" dalam dua tanda kutip itu, majas gaya bahasa, kiasan, metafor. Jadi bukan arti sebenarnya
Ibarat sebuah masakan itu sebagai penambah rasa masakan agar orang tertarik mencicipinya, lelaki berinsial AR tertawa sambil berucap, "Begitu ya.* Dia pun mengakhiri pembicaraan dengan mengatakan, "Kepsek SMP Negeri dua Takalar itu orang baik, mungkin miskomunikasi saja."
Sementara itu Arsyad Leo yang sehari-hari berprofesi sebagai wartawan saat ditemui di Kadis Lingkungan Hidup Takalar, Kamis(10/11/2022) mengatakan, "Hubungan kerja antara Kepsak SMP Negeri dua yang lalu-lalu dengan para wartawan berjalan dengan baik, entah mengapa timbul masalah ketika hadir Kepsek yang baru."
"Saya berharap pihak inspektorat Takalar untuk mengaudit pemanfaatan dana BOS dan dana-dana lainya," tutup Arsyad Leo.(M Said Welikin)
TOPIK TERKAIT:
-
Danny Pomanto Ajak Masyarakat Perkuat Toleransi di Momen Waisak
-
Mabes Polri Vidcom Polres Enrekang Bangun Dialog Kemerdekaan Pers
-
Gubernur Sultra Terkesan Melihat Praktik Pertambangan PT Vale
-
Kapolres Enrekang Galang Soliditas Personil Bersama TNI DIM 1419 Dan Awak Media Lewat Olahraga
-
Sosialisasi Advokasi Hukum Anggota Polri Disiapkan Sie Hukum Polres Enrekang
-
Pemkab Lutim Gelar Bimtek Peningkatan Kapasitas Aparatur Pengelola PAD
-
Bunda PAUD Lutim Hadiri Puncak Bulan Pendidikan Merdeka Belajar Tahun 2023 Di Makassar
-
Pelayanan Poliklinik Mata RSUD I Lagaligo Lutim Gunakan Peralatan Canggih
-
Dorong Maksimalisasi Keterbukaan Informasi Publik, Diskominfo-SP Gowa-USAID Erat Tingkatkan Kapasitas Pejabat PPID
JALURINFO VIDEO NEWS

Dragon's Breath Flight Line di pulau pribadi Royal Caribbean di Haiti

Shiraz, Masjid Nasir al-Mulk

Suasana Kepanikan Pengunjung Mall Trans Studio Makassar saat Kebakaran

Breaking News: Mall Trans Studio Makassar Terbakar

Keindahan dan Keunikan di Air Terjun Tertinggi di Dunia di Venezuela



JALURINFO TV NETWORK
BERITA TERKINI:
Bupati Budiman Pimpin Rapat Tim Persiapan Divestasi Saham PT. Vale ke Pemkab Lutim
Viewnum 413
4 hari yang lalu
Lewat Drag Bike 2023, Hubungan Emosional Pemkab Gowa dan Kodam XIV Hasanuddin Semakin Terjalin
Viewnum 652
4 hari yang lalu
Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka Terpilih sebagai Ketua DPW PPP Sulawesi Tenggara untuk Periode 2023-2028
Viewnum 642
4 hari yang lalu
TERPOPULER HARI INI

Gubernur Sultra Terkesan Melihat Praktik Pertambangan PT Vale
ViewNum 1168 kali

Pemkab Gowa Gandeng FH Unhas Siapkan Beasiswa di Bidang Ilmu Hukum
ViewNum 1007 kali

Elaktabilitas Ganjar Kalah dari Prabowo, Puan: Jadi Tantangan
ViewNum 1239 kali

25 Tahun Reformasi, Danny Pomanto: Pak Pius Terima Kasih Reformasinya
ViewNum 1065 kali
