
Kekuasaan Sah VS Kekuatan Owner
Opini | 2022-03-30

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Foto Penulis, Suwardi Thahir
JALURINFO.COM, Maros-
RAPAT Umum Pemegang Saham (RUPS) bagi Perseroan Terbatas (PT) adalah perhelatan rutin untuk mengevaluasi kinerja dan perubahan pengurus.
Karenanya, ritualitas tahunan ini berdinamika kemana-mana, terkadang menjadi bola liar, pusat isu serta tempat berselingkuhnya gosip dan rasa deg-degan.
Baca juga: SKETSA-SKETSA
Para direksi menjadi bantalan empuk, terhuyung-huyung menangkis sabetan jab, pukulan hook maupun uppercut disrupsi dan pandemi yang mewujud dalam berbagai bentuk dan cara.
Memang tidak gampang, tapi optimisme dan motivasi para pimpinan terus kami pertahankan agar tetap mampu berdiri kokoh dan tegak menatap harapan.
Baca juga: Sketsa-Sketsa
Menyuntikkan dorongan dan memahamkan peran pemimpin dan gaya kepemimpinan dalam mengomandani “pasukan” menjadi penting, terutama bagi direksi baru maupun yang bergeser ke posisi lain.
Sebagai direksi –yang harus menyesuaikan diri dengan ritualitas RUPS—para direktur adalah person yang ditempatkan oleh pemegang saham untuk mengatur dan memajukan perusahaan.
Ia diberi kuasa berupa wewenang, tanggung jawab dan tugas untuk mengelola perusahaan –organisasi— untuk mencapai target. Direksi bersama manajer dan karyawan bersama-sama menanggung amanah itu.
Kinerja keuangan, brand, nilai perusahaan, penetrasi pasar dan kepemimpinan adalah indikator evaluatif untuk ditempatkan kembali sebagai direksi tahun berikutnya atau berhenti. Tentu saja subjektivitas pemegang saham ikut menentukan.
Ketika ditunjuk menjadi direksi dalam RUPS, maka kekuasaan sebagai direktur menjadi legal. Direktur terpilih akan memiliki ‘kekuatan’ tambahan yang sebelumnya telah melekat, yakni kekuasaan pakar, kekuasaan rujukan, kekuasaan memaksa dan kekuasaan imbalan yang ada di personality direksi
Kekuasaan pakar, misalnya adalah kekuasan direksi karena persepsi karyawan tentang kecakapan, keterampilan dan pengetahuan direktur sehingga karyawan –pengikut—memercayainya sebagai orang yang cocok memimpin.
Begitu pun dengan kekuasaan memaksa, di mana direksi bisa menaik-turunkan jabatan, kedudukan maupun pangkat bawahan.
Jika berlaku baik berkharisma dan menghimpun rasa suka, direktur akan menjadi rujukan, seperti halnya seorang guru yang dipuja-puji oleh siswanya.
Pada kondisi krisis seperti sekarang para direksi baru, boleh memimpin dengan gaya transformatif, yakni gaya kepemimpinan mentransformasi, mengubah sikap dan memotivasi karyawan.
Pemimpin bersama-sama dengan karyawan mengubah sikap dan meningkatkan motivasi agar adaptif terhadap perubahan untuk mencapai target.
Tentu saja kekuasaan ubah-mengubah, atur-mengatur dan menaik-turunkan posisi bawahan adalah legalitas yang diberikan oleh pemegang saham untuk jangka terbatas karena sewaktu-waktu bisa ditarik.
Direksi harus pandai berada di antara keinginan pemegang saham, kondisi pasar dan tekanan lain sebagai penanggungjawab. Itu sebabnya kekuasaan yang sah –legal—ini bisa dibilang sebagai kekuasaan ‘’semu’’ karena seringkali direktur atau pengurus perseroan tidak memiliki kekuatan untuk memahamkan atau membendung kekuasaan lain yang dominan, yakni kekuasaan owner.
Karenanya, ritualitas tahunan ini berdinamika kemana-mana, terkadang menjadi bola liar, pusat isu serta tempat berselingkuhnya gosip dan rasa deg-degan.
Baca juga: SKETSA-SKETSA
BILA RAMADHAN DATANG LAGI
Catatan: Syamsu Nur
Baca juga: Soal 1 Kursi 2 Pantat dan Pangkat Bawahan Lebih Tinggi di Takalar, Netizen Bilang Begini
Perubahan pengurus perseroan tidak berarti direksi-komisaris yang terganti maupun bergeser berkinerja buruk. Sebab k`ami sadar bahwa core bisnis media adalah entitas yang paling terpukul, babakbelur dihantam disrupsi dan pandemi covid-19.Para direksi menjadi bantalan empuk, terhuyung-huyung menangkis sabetan jab, pukulan hook maupun uppercut disrupsi dan pandemi yang mewujud dalam berbagai bentuk dan cara.
Baca juga: Kisah Jenaka di Pantai Akarena Makassar
Baca juga: Ceritera Lucu 1 Kursi 2 Pantat dan Kisah Aneh di Birokrasi Takalar
Di tengah keterpurukan –bukan hanya perusahaan media—kami bertekad setebal baja untuk bangkit melawan arus dengan melakukan adaptasi-adaptasi yang lebih dalam, lebih konkret dan aplikatif.Memang tidak gampang, tapi optimisme dan motivasi para pimpinan terus kami pertahankan agar tetap mampu berdiri kokoh dan tegak menatap harapan.
Baca juga: Sepenggal Tulisan Petani Pulau Obi
Baca juga: Sketsa-Sketsa
ANTARA MEDIA CETAK DAN MEDIA ON LINE
Catatan : Syamsu Nur
Menyuntikkan dorongan dan memahamkan peran pemimpin dan gaya kepemimpinan dalam mengomandani “pasukan” menjadi penting, terutama bagi direksi baru maupun yang bergeser ke posisi lain.
Sebagai direksi –yang harus menyesuaikan diri dengan ritualitas RUPS—para direktur adalah person yang ditempatkan oleh pemegang saham untuk mengatur dan memajukan perusahaan.
Ia diberi kuasa berupa wewenang, tanggung jawab dan tugas untuk mengelola perusahaan –organisasi— untuk mencapai target. Direksi bersama manajer dan karyawan bersama-sama menanggung amanah itu.
Kinerja keuangan, brand, nilai perusahaan, penetrasi pasar dan kepemimpinan adalah indikator evaluatif untuk ditempatkan kembali sebagai direksi tahun berikutnya atau berhenti. Tentu saja subjektivitas pemegang saham ikut menentukan.
Ketika ditunjuk menjadi direksi dalam RUPS, maka kekuasaan sebagai direktur menjadi legal. Direktur terpilih akan memiliki ‘kekuatan’ tambahan yang sebelumnya telah melekat, yakni kekuasaan pakar, kekuasaan rujukan, kekuasaan memaksa dan kekuasaan imbalan yang ada di personality direksi
Kekuasaan pakar, misalnya adalah kekuasan direksi karena persepsi karyawan tentang kecakapan, keterampilan dan pengetahuan direktur sehingga karyawan –pengikut—memercayainya sebagai orang yang cocok memimpin.
Begitu pun dengan kekuasaan memaksa, di mana direksi bisa menaik-turunkan jabatan, kedudukan maupun pangkat bawahan.
Jika berlaku baik berkharisma dan menghimpun rasa suka, direktur akan menjadi rujukan, seperti halnya seorang guru yang dipuja-puji oleh siswanya.
Pada kondisi krisis seperti sekarang para direksi baru, boleh memimpin dengan gaya transformatif, yakni gaya kepemimpinan mentransformasi, mengubah sikap dan memotivasi karyawan.
Pemimpin bersama-sama dengan karyawan mengubah sikap dan meningkatkan motivasi agar adaptif terhadap perubahan untuk mencapai target.
Tentu saja kekuasaan ubah-mengubah, atur-mengatur dan menaik-turunkan posisi bawahan adalah legalitas yang diberikan oleh pemegang saham untuk jangka terbatas karena sewaktu-waktu bisa ditarik.
Direksi harus pandai berada di antara keinginan pemegang saham, kondisi pasar dan tekanan lain sebagai penanggungjawab. Itu sebabnya kekuasaan yang sah –legal—ini bisa dibilang sebagai kekuasaan ‘’semu’’ karena seringkali direktur atau pengurus perseroan tidak memiliki kekuatan untuk memahamkan atau membendung kekuasaan lain yang dominan, yakni kekuasaan owner.
TOPIK TERKAIT:
-
Kebijakan Ekspor Benih Lobster: Sistem Kuota dan Evaluasi Manajemen Distribusi
-
Amatiran Urus Garam
-
23 Tahun Ngos-ngosan Antara 2 Bibir
Oleh: M Said Welikin -
Orang pinggiran dan Bedah Rumah
Oleh: M Said Welikin -
Polisiku, Polisita, Polisi Kita Semua, tetap Menjadi Dambaan Masyarakat
-
Sketsa-sketsa
41 Tahun Harian Fajar KETIKA PENDIRI TIDAK “TURUN GUNUNG” LAGI
Catatan : Syamsu Nur -
Sketsa-sketsa
FAREL PRAYOGA dan Lagu OJO DIBANDINGKE
Catatan: Syamsu Nur -
Sketsa-sketsa
KETIKA PARE-PARE MENIKMATI PSM
Catatan: Syamsu Nur -
Sketsa-sketsa
KETIKA HARGA BBM NAIK LAGI
Catatan: Syamsu Nur
JALURINFO VIDEO NEWS

Jelajahi Keimdahan Alam Dunia di Sini

Pegunungan Altai Mongolia, Keindahan Alam yang Menawan di Mongolia

Menakjubkan dan Luar Biasa: Keindahan Istana Augustusburg di Brühl, Jerman

Festival Balon Udara Cappadocia: Pengalaman Wisata Tak Terlupakan

Melihat Letusan Spektakuler Gunung Berapi Meradalir Islandia

JALURINFO TV NETWORK
BERITA TERKINI:
Laka Lantas Jadi Curhatan Warga Desa Larobende Di Jumat Curhat Polres Konawe Utara
Viewnum 456
18 jam yang lalu
Camat Ujungbulu Akui Inovasi Lorong Jelita Dukcapil: Dekatkan Pelayanan ke Masyarakat
Viewnum 674
21 jam yang lalu
Janji AKP Fitrayadi di Awal Ramadan, Siap Dicopot dan Dilaporkan ke Kapolda Sultra
Viewnum 1128
1 hari yang lalu
Sasar Lahan Kritis, Pemkab Gowa Kembali Tanam 4.000 Bibit Pohon di Tombolopao
Viewnum 1678
3 hari yang lalu
TERPOPULER HARI INI

Bachtiar Adnan Kusuma, Bisnis Buku Islam, Peluang Pasarnya Prospektif
ViewNum 1278 kali

Kabupaten Gowa Jadi Lokasi Pengembangan Peternakan Ayam Broiler
ViewNum 1983 kali

Jam Kerja ASN Dikurangi Selama Ramadan
ViewNum 1859 kali

Wabup Edy Manaf Dirikan Rumah Tahfidz di Rumah Orangtuanya
ViewNum 1869 kali
