

Harga Cabai dan Sayuran Meroket, Pelaku Usaha Warung Kebingungan
Ekonomi | 2022-06-20

© Disediakan oleh Jalurinfo.com
JALURINFO.COM, Maros-
Meroketnya harga cabai membuat pelaku usaha warung makan kebingungan. Apalagi, pada saat yang bersamaan sejumlah sayuran turut naik harganya. Padahal, pemilik usaha warung makan tidak bisa langsung menaikkan harga hidangannya.
Kenaikan harga ditakutkan malah membuat pelanggan pergi. “Jangankan menaikkan harga, mengurangi sedikit porsi saja pelanggan langsung protes,” ungkap Yono (54 tahun), pemilik warung makan Pak Yono, di Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Ahad (19/6).
Tak hanya itu, kata dia, harga bawang merah juga sudah merangkak naik menjadi Rp 60 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 45 ribu per kilogram. Bahkan, sayuran jenis kol yang sebelumnya hanya Rp 4.000 per kilogram saat ini sudah mencapai Rp 10 ribu per kilogram.
Rini (41), pemilik angkringan di Banyumanik, juga tak kalah bingung dengan kenaikan harga cabai. Umumnya angkringan banyak menyediakan berbagai macam gorengan dengan pelengkap cabai rawit hijau.
Saat harga mahal, ia memilih untuk membeli cabai rawit dalam jumlah yang terbatas menyesuaikan dengan uang belanja. “Namun, saat cabai rawit untuk gorengan saya kurangi, pembeli menganggap penjualnya pelit, jadi bingung kan,” kata dia.
Beberapa pedagang di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, juga mengamini harga cabai rawit kian mahal. Untuk cabai rawit merah, harganya saat ini mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Cabai rawit hijau harganya juga ikut naik dalam beberapa hari terakhir.
“Kalau di sini (Pasar Bandarjo), rata-rata pedagang sayuran sudah menjual kepada pembeli di atas harga Rp 80 ribu per kilogram,” ujar Munawaroh (47) menjelaskan.
Dengan harga cabai yang mahal ini, pembeli memang tidak menawar harga. Umumnya, mereka langsung menyodorkan uang sesuai dengan kemampuannya. “Kalau misalnya Rp 5.000 cuma dapat setengah ons, kalau Rp 20 ribu saya beri 2 ons,” katanya menambahkan.
Harga cabai merah di pasar tradisional Kota Bandar Lampung juga melonjak. Kini, harganya mencapai Rp 92 ribu per kilogram pada Ahad (19/6). Padahal, sebelumnya harga komoditas utama dapur dan rumah makan tersebut masih Rp 85 ribu/kg pada pekan lalu.
Hal sama terjadi pada cabai rawit berwarna merah sudah menembus harga Rp 95 ribu sebelumnya Rp 85 ribu per kilogram. Kenaikan juga terjadi pada bawang merah yang sudah tembus Rp 60 ribu per kilogram, sebelumnya pekan lalu Rp 55 ribu.
Berdasarkan pengamatan di Pasar Pasir Gintug, pasar tradisional terbesar di Provinsi Lampung, terus naiknya harga komoditas dapur rumah tangga tersebut dikarenakan pasokan mulai berkurang dari sentra-sentra cabai dan bawang di Jawa. Hal tersebut dikarenakan kondisi alam hujan dan banjir.
“Belum ada ceritanya cabai dan bawang akan turun (harga). Sampai Lebaran Haji nanti juga akan naik terus,” kata Lekmin (52), pedagang sayur-mayur di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung.
Lina (55), ibu rumah tangga di Tanjungkarang Barat, mengatakan mahalnya harga cabai merah dan bawang merah membuatnya tidak lagi menyetok komoditas tersebut untuk belanja pekanan. “Karena mahal, saya beli untuk masa sehari-hari saja,” tutur Lina.
Sedangkan Rusman, pemilik rumah makan Saudara Lima Kandung di Bandar Lampung, terpaksa mengurangi rasa pedas masakan dan bawang dalam menunya. “Terpaksa kita berhemat dengan cabai dan bawang, tapi tetap tidak mengurangi rasa,” kata Rusman.
(OLEH BOWO PRIBADI, MURSALIN YASLAND/Republika.co.id)
Kenaikan harga ditakutkan malah membuat pelanggan pergi. “Jangankan menaikkan harga, mengurangi sedikit porsi saja pelanggan langsung protes,” ungkap Yono (54 tahun), pemilik warung makan Pak Yono, di Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Ahad (19/6).
Baca juga: Harga Minyak dan Batu Bara Anjlok, Nikel dan Timah Stabil
Baca juga: Huawei Luncurkan Solusi Energi TIK Generasi Baru Gerakkan Pembangunan Jaringan Rendah Karbon
Ia menjelaskan, sekarang ini usaha warung makan ataupun usaha kuliner menjadi serbasalah karena naiknya harga di pasar tradisional. Cabai rawit merah sudah mencapai Rp 100 ribu per kilogram dan untuk cabai rawit hijau yang biasa untuk lalapan sudah tembus Rp 80 ribu per kilogram. Padahal, harga cabai rawit hijau sebelumnya hanya berkisar Rp 42 ribu per kilogram.Tak hanya itu, kata dia, harga bawang merah juga sudah merangkak naik menjadi Rp 60 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 45 ribu per kilogram. Bahkan, sayuran jenis kol yang sebelumnya hanya Rp 4.000 per kilogram saat ini sudah mencapai Rp 10 ribu per kilogram.
Baca juga: H3C Dukung Pemberdayaan Ekonomi Digital Dunia dengan Solusi Lokal
Baca juga: Penjualan Hisense TV Ciptakan Rekor di Peringkat No.1 Dunia pada Desember 2022
“Kebetulan warung makan kami juga menyajikan hidangan ayam penyet. Naiknya bahan baku seperti cukup memengaruhi biaya yang dikeluarkan untuk belanja,” ujarnya menegaskan.Rini (41), pemilik angkringan di Banyumanik, juga tak kalah bingung dengan kenaikan harga cabai. Umumnya angkringan banyak menyediakan berbagai macam gorengan dengan pelengkap cabai rawit hijau.
Baca juga: Panasonic Corporation Meluncurkan Slogan Baru, "Create Today. Enrich Tomorrow"
Baca juga: Catat Pertumbuhan Solid, IOH Laporkan Kenaikan Pendapatan dan Laba Bersih di Kuartal Ketiga 2022
Saat harga mahal, ia memilih untuk membeli cabai rawit dalam jumlah yang terbatas menyesuaikan dengan uang belanja. “Namun, saat cabai rawit untuk gorengan saya kurangi, pembeli menganggap penjualnya pelit, jadi bingung kan,” kata dia.
Beberapa pedagang di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, juga mengamini harga cabai rawit kian mahal. Untuk cabai rawit merah, harganya saat ini mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Cabai rawit hijau harganya juga ikut naik dalam beberapa hari terakhir.
“Kalau di sini (Pasar Bandarjo), rata-rata pedagang sayuran sudah menjual kepada pembeli di atas harga Rp 80 ribu per kilogram,” ujar Munawaroh (47) menjelaskan.
Dengan harga cabai yang mahal ini, pembeli memang tidak menawar harga. Umumnya, mereka langsung menyodorkan uang sesuai dengan kemampuannya. “Kalau misalnya Rp 5.000 cuma dapat setengah ons, kalau Rp 20 ribu saya beri 2 ons,” katanya menambahkan.
Harga cabai merah di pasar tradisional Kota Bandar Lampung juga melonjak. Kini, harganya mencapai Rp 92 ribu per kilogram pada Ahad (19/6). Padahal, sebelumnya harga komoditas utama dapur dan rumah makan tersebut masih Rp 85 ribu/kg pada pekan lalu.
Hal sama terjadi pada cabai rawit berwarna merah sudah menembus harga Rp 95 ribu sebelumnya Rp 85 ribu per kilogram. Kenaikan juga terjadi pada bawang merah yang sudah tembus Rp 60 ribu per kilogram, sebelumnya pekan lalu Rp 55 ribu.
Berdasarkan pengamatan di Pasar Pasir Gintug, pasar tradisional terbesar di Provinsi Lampung, terus naiknya harga komoditas dapur rumah tangga tersebut dikarenakan pasokan mulai berkurang dari sentra-sentra cabai dan bawang di Jawa. Hal tersebut dikarenakan kondisi alam hujan dan banjir.
“Belum ada ceritanya cabai dan bawang akan turun (harga). Sampai Lebaran Haji nanti juga akan naik terus,” kata Lekmin (52), pedagang sayur-mayur di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung.
Lina (55), ibu rumah tangga di Tanjungkarang Barat, mengatakan mahalnya harga cabai merah dan bawang merah membuatnya tidak lagi menyetok komoditas tersebut untuk belanja pekanan. “Karena mahal, saya beli untuk masa sehari-hari saja,” tutur Lina.
Sedangkan Rusman, pemilik rumah makan Saudara Lima Kandung di Bandar Lampung, terpaksa mengurangi rasa pedas masakan dan bawang dalam menunya. “Terpaksa kita berhemat dengan cabai dan bawang, tapi tetap tidak mengurangi rasa,” kata Rusman.
(OLEH BOWO PRIBADI, MURSALIN YASLAND/Republika.co.id)
TOPIK TERKAIT:
-
Dunia Sudah Berubah, Alasan Erick Go Online-kan 30 Ribu UMKM
-
Inflasi Pangan Menghatui Sulawesi Barat
-
Konten Youtube Bisa Jadi Jaminan Dapatkan Pembiayaan dari Bank
-
Makin Nyaman transaksi di Platform Investasi Kripto dengan Member Lebih dari 5 Juta
-
Batik Rongkong Luwu Utara Curi Perhatian Peserta Rakornis Pengelolaan Aset Desa di Jakarta
-
JMW 2022: Strategi PT Kalla Inti Karsa Perkuat Branding
-
Imbas Larangan Ekspor, Pasokan CPO Perusahaan Sawit Menumpuk
-
Daftar Lengkap Barang dan Jasa yang Kena Kenaikan PPN 11%
-
Serikat Buruh: Subsidi Gaji Diskriminatif dan Tidak Tepat Sasaran
JALURINFO VIDEO NEWS

Bermaksud Lakukan Serangan Balik, Rombongan Pasukan Ukraina Dipreteli Artileri Pasukan Rusia

Jelajahi Keimdahan Alam Dunia di Sini

Pegunungan Altai Mongolia, Keindahan Alam yang Menawan di Mongolia

Menakjubkan dan Luar Biasa: Keindahan Istana Augustusburg di Brühl, Jerman

Festival Balon Udara Cappadocia: Pengalaman Wisata Tak Terlupakan



JALURINFO TV NETWORK
BERITA TERKINI:
Dinilai Berhasil, Wabup Edy Manaf Paparkan Praktik Baik Penurunan Stunting di Kabupaten Bulukumba
Viewnum 229
7 jam yang lalu
Gelar Diskusi Multipihak, WALHI Sulsel dan AMPU Mendesak Penghentian Aktivitas PTPN XIV di Kabupaten Enrekang
Viewnum 669
8 jam yang lalu
Jokowi Kunjungan Stan Pameran Bulukumba, Ketua Dekranasda Kenalkan Pinisi dan Wisata Tanjung Bira
Viewnum 529
12 jam yang lalu
Milisi Swasta Rusia, Wagner Group Semakin Kuasai Wilayah Bakhmut di Ukraina
Viewnum 439
13 jam yang lalu
Kereta Api Tercepat di Dunia Telah Dibangun oleh Cina: Mampu Mencapai Kecepatan 600 Km/Jam
Viewnum 443
13 jam yang lalu
Dalami Kasus Kematian Ibu dan Bayinya, Tim AMP SR Bulukumba Kunjungi Rumah Pasien
Viewnum 618
18 jam yang lalu
Peluang Golkar Gabung ke Koalisi Perubahan dan Wacana Koalisi Besar yang Disebut Airlangga
Viewnum 724
1 hari yang lalu
Bupati MB Lantik 83 Pejabat Termasuk Mengisi 2 Pejabat Eselon II Dan III
Viewnum 779
1 hari yang lalu
TERPOPULER HARI INI

Gowa Berhasil Lolos Tahap Ketiga Penilaian PPD 2023
ViewNum 1016 kali

Enrekang Gagal Tembus Desa Wisata Tim Kemenkeraf RI Diajang ADWI 2023
ViewNum 1266 kali

Pj Bupati Bombana Burhanudin Viral Karena Istri Pamer Harta
ViewNum 1099 kali

Bupati Gowa Harap Toleransi Beragama di Jajaran Polres Semakin Kuat
ViewNum 1405 kali

Wabup Gowa Sidak Kehadiran ASN di Bulan Ramadan
ViewNum 1703 kali

Bachtiar Adnan Kusuma, Bisnis Buku Islam, Peluang Pasarnya Prospektif
ViewNum 1815 kali

Kabupaten Gowa Jadi Lokasi Pengembangan Peternakan Ayam Broiler
ViewNum 2897 kali
