
Catatan Dahlan Iskan: Menu Mandoti
Opini | 2022-03-26

© Disediakan oleh Jalurinfo.com
JALURINFO.COM, Maros-
Ini kafe modern. Tapi menyajikan menu Songkolo Pulu Mandoti. Saya mencicipi menu itu kemarin pagi. Usai senam dansa di Makassar.
Di depan kafe itu: BEN'Z Cafe. Dekat lapangan Karebosi. Bersama sebagian peserta Munas Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) yang lagi kumpul di Makassar.
Baca juga: Sketsa-sketsa
Bahan baku nasi di menu itu: Pulu Mandoti. Beras Mandoti. Beras khusus yang hanya tumbuh di pedalaman Sulsel: Enrekang.
Baca juga: Sketsa-sketsa
Bahkan tidak semua wilayah Enrekang bisa ditanami Pulu Mandoti. Hanya di Salukanan.
Beras ini mahal sekali: satu kilogram Rp 60.000. Di pasar Makassar dijual literan.
Baca juga: Keterwakilan Tokoh Kawasan Timur
Baca juga: SKETSA-SKETSA
"Per liter Rp 80.000," ujar Anto, pedagang beras yang saya hubungi.
Sudah lebih 30 tahun Anto jualan Mandoti. Kesaksian saya: enak sekali. Disajikan dengan kelapa parut mirip serundeng.
Juga dengan irisan-kentang-goreng-kering-kecil-kecil, sekecil gagang cabe.
"Lho ini kan nasi ketan?" kata saya.
Pemilik kafe, David, buru-buru klarifikasi: "Ini sehat pak. Lebih sehat dari beras merah," ujarnya.
Ia seperti paham atas kekhawatiran saya: perut masih kosong. Kok disuguhi makan ketan –yang konon bisa bikin sakit maag.
Saya tidak langsung percaya. Saya hubungi banyak pihak. Tapi jarang yang tahu Mandoti. Mereka juga mengaku belum pernah makan nasi Mandoti.
"Universitas Hasanuddin sudah melakukan penelitian. Kandungan Mandoti memang lebih bagus dari beras merah," ujar Asman SE, Wakil Bupati Enrekang.
"Kadar gulanya hampir nol," tambahnya.
Maka saya habiskan Mandoti itu. Benar-benar enak. Usai makan Mandoti saya ke Gowa. Ada bakti sosial PSMTI di Gowa: vaksinasi Covid untuk 5.000 orang.
Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Andi Muhamad hadir di situ. Pangdam asli Gowa. Terlihat juga Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan.
Di acara vaksinasi itu, PSMTI menyediakan hadiah dua rumah: diundi. Juga sepeda motor dan banyak lagi.
Di Gowa, yang sudah vaksin kedua memang baru 58 persen –meski yang vaksin pertama sudah 85 persen. Dengan vaksinasi berhadiah ini Gowa bisa mencapai 63 persen.
"April nanti sudah bisa 70 persen," ujar Bupati Adnan.
Adnan masih muda sekali: 36 tahun. Ia sudah terpilih sebagai Bupati Gowa di umur 29 tahun.
Sebelum itu pun Adnan sudah anggota DPRD Sulsel dua periode. Sejak umur 23 tahun. Postur tubuhnya tinggi, tegap.
"Saya dulu pemain basket," ujarnya.
Tingginya 180 cm. Gelarnya doktor hukum dari Unhas. Istrinya cantik sekali, 5i: Priska Paramita. Finalis Indonesian Idol 2007. Kini punya dua anak.
Kemarin adalah ultah perkawinannya yang ke-11. Adnan adalah anak kedua Bupati Gowa yang ia gantikan: Ichsan Yasin Limpo.
Ayahnya itu Bupati Gowa dua periode juga. Ichsan menggantikan Syahrul Yasin Limpo, yang adalah kakak kandungnya sendiri.
Syahrul juga dua periode menjabat Bupati Gowa. Setelah itu ia menjadi Gubernur Sulsel dua periode –dan kini Menteri Pertanian. Adnan memang dipersiapkan sejak kecil untuk jadi pejabat.
"Sejak SD saya sudah dimasukkan Pramuka. Mencapai segala tingkatan di Pramuka. Sampai ikut Jambore Nasional," katanya.
Lalu diminta aktif di KNPI. Sampai jadi ketua KNPI Sulsel. Begitu lulus S-1 jadi anggota DPRD Sulsel.
Ayahnyalah yang mendorongnya jadi calon bupati –menggantikan sang ayah. Lewat jalur independen.
Ia tidak kebagian ''kendaraan'' –sudah habis untuk 4 pasang calon dari partai politik. Adnan hanya ditawari posisi calon wakil bupati.
Meski diikuti lima pasang, Adnan menang satu putaran. Baru yang untuk periode kedua Adnan maju lewat partai.
"Saya dilamar semua partai," katanya.
Maka jadilah Adnan calon tunggal. Lawannya, kotak kosong. Ia menang 92 persen.
Sang ayah masih sempat menyaksikan Adnan jadi bupati di periode pertama. Sang ayah lantas meninggal dunia. Di Singapura. Kanker paru. Di usia yang baru 52 tahun.
Pesan terakhir sang ayah: berhentilah merokok. Ia dengarkan sendiri pesan terakhir itu. Adnan pun langsung berhenti merokok. Sampai sekarang.
Dari Gowa saya berkendara ke Parepare. Bersama istri. Kangen ikan bakarnya. Dulu, dua jam sudah bisa sampai Pare-pare. Kini harus tiga jam.
Sambil makan, saya menelepon Wakil Bupati Enrekang. Saya masih penasaran soal Mandoti. Terutama kenapa beras itu diberi nama Mandoti.
"Mandoti itu bahasa Enrekang. Artinya, guna-guna. Atau hipnotis," ujar Asman, sang wakil bupati.
Mandoti disebut Mandoti karena daya pikatnya.
"Kalau dimasak, aroma harumnya tercium sampai jauh," ujar Asman.
Sayangnya Mandoti tidak bisa dikembangkan. Hanya bisa ditanam di satu kecamatan saja di Enrekang.
Itu pun hanya di satu hamparan tanah adat yang luasnya 3.000 hektare.
"Begitu ditanam di luar hamparan itu, hasilnya berubah," ujar Asman.
"Dari hasil penelitian memang ada satu unsur mineral tanah yang hanya ada di situ," kata Asman.
Hamparan itu bukan sawah. Itu sebuah lereng gunung Latimojong –gunung tertinggi di Sulsel.
Lahan itu di ketinggian sekitar 1.000 meter. Tidak ada irigasi teknis. Semuanya ladang tadah hujan.
Uniknya, tanah 3.000 hektare itu milik adat. Digarap bersama dan hasilnya dibagi untuk semua warga adat.
Yang bertanggung jawab atas penanaman Mandoti bergantian, sesama warga adat.
Padi Mandoti ini konservatif sekali: 8 bulan baru bisa dipanen. Hampir tiga kali umur padi biasa.
Di luar tanah adat itu warga masih punya tanah pertanian masing-masing. Umumnya ditanami bawang merah.
Enrekang sebenarnya juga penghasil kopi robusta utama di Indonesia.
Tapi nasibnya sial: tidak ada yang mengenal kopi Enrekang. Pun Anda. Kopi Enrekang dipasarkan dengan nama Kopi Toraja.
Enrekang pernah ingin merebut nama baik itu. Masih gagal. Mungkin perlu Munas Kopi Mania se-Indonesia –kalau sudah terbentuk. (Dahlan Iskan)
Lihat artikel asli
Di depan kafe itu: BEN'Z Cafe. Dekat lapangan Karebosi. Bersama sebagian peserta Munas Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) yang lagi kumpul di Makassar.
Baca juga: Sketsa-sketsa
BALAJAR DARI PASAR TANAH ABANG
Catatan: Syamsu Nur
Baca juga: Toleransi Antara Umat Beragama: Tantangan Besar Bagi Negara Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka dalam Merawat Pluralisme dan Kebinekaan
Itu nasi ketan. Tapi bukan ketan. Nasinya warna merah. Tapi tidak terbuat dari beras merah yang teksturnya karau.Bahan baku nasi di menu itu: Pulu Mandoti. Beras Mandoti. Beras khusus yang hanya tumbuh di pedalaman Sulsel: Enrekang.
Baca juga: MUKP Cara Hambur - Hamburkan Uang
Baca juga: Sketsa-sketsa
CAWE-CAWE POLITIK
Catatan : Syamsu Nur
Bahkan tidak semua wilayah Enrekang bisa ditanami Pulu Mandoti. Hanya di Salukanan.Beras ini mahal sekali: satu kilogram Rp 60.000. Di pasar Makassar dijual literan.
Baca juga: Keterwakilan Tokoh Kawasan Timur
Oleh : Prof. Hasrullah
Baca juga: SKETSA-SKETSA
BILA RAMADHAN DATANG LAGI
Catatan: Syamsu Nur
"Per liter Rp 80.000," ujar Anto, pedagang beras yang saya hubungi.
Sudah lebih 30 tahun Anto jualan Mandoti. Kesaksian saya: enak sekali. Disajikan dengan kelapa parut mirip serundeng.
Juga dengan irisan-kentang-goreng-kering-kecil-kecil, sekecil gagang cabe.
"Lho ini kan nasi ketan?" kata saya.
Pemilik kafe, David, buru-buru klarifikasi: "Ini sehat pak. Lebih sehat dari beras merah," ujarnya.
Ia seperti paham atas kekhawatiran saya: perut masih kosong. Kok disuguhi makan ketan –yang konon bisa bikin sakit maag.
Saya tidak langsung percaya. Saya hubungi banyak pihak. Tapi jarang yang tahu Mandoti. Mereka juga mengaku belum pernah makan nasi Mandoti.
"Universitas Hasanuddin sudah melakukan penelitian. Kandungan Mandoti memang lebih bagus dari beras merah," ujar Asman SE, Wakil Bupati Enrekang.
"Kadar gulanya hampir nol," tambahnya.
Maka saya habiskan Mandoti itu. Benar-benar enak. Usai makan Mandoti saya ke Gowa. Ada bakti sosial PSMTI di Gowa: vaksinasi Covid untuk 5.000 orang.
Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Andi Muhamad hadir di situ. Pangdam asli Gowa. Terlihat juga Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan.
Di acara vaksinasi itu, PSMTI menyediakan hadiah dua rumah: diundi. Juga sepeda motor dan banyak lagi.
Di Gowa, yang sudah vaksin kedua memang baru 58 persen –meski yang vaksin pertama sudah 85 persen. Dengan vaksinasi berhadiah ini Gowa bisa mencapai 63 persen.
"April nanti sudah bisa 70 persen," ujar Bupati Adnan.
Adnan masih muda sekali: 36 tahun. Ia sudah terpilih sebagai Bupati Gowa di umur 29 tahun.
Sebelum itu pun Adnan sudah anggota DPRD Sulsel dua periode. Sejak umur 23 tahun. Postur tubuhnya tinggi, tegap.
"Saya dulu pemain basket," ujarnya.
Tingginya 180 cm. Gelarnya doktor hukum dari Unhas. Istrinya cantik sekali, 5i: Priska Paramita. Finalis Indonesian Idol 2007. Kini punya dua anak.
Kemarin adalah ultah perkawinannya yang ke-11. Adnan adalah anak kedua Bupati Gowa yang ia gantikan: Ichsan Yasin Limpo.
Ayahnya itu Bupati Gowa dua periode juga. Ichsan menggantikan Syahrul Yasin Limpo, yang adalah kakak kandungnya sendiri.
Syahrul juga dua periode menjabat Bupati Gowa. Setelah itu ia menjadi Gubernur Sulsel dua periode –dan kini Menteri Pertanian. Adnan memang dipersiapkan sejak kecil untuk jadi pejabat.
"Sejak SD saya sudah dimasukkan Pramuka. Mencapai segala tingkatan di Pramuka. Sampai ikut Jambore Nasional," katanya.
Lalu diminta aktif di KNPI. Sampai jadi ketua KNPI Sulsel. Begitu lulus S-1 jadi anggota DPRD Sulsel.
Ayahnyalah yang mendorongnya jadi calon bupati –menggantikan sang ayah. Lewat jalur independen.
Ia tidak kebagian ''kendaraan'' –sudah habis untuk 4 pasang calon dari partai politik. Adnan hanya ditawari posisi calon wakil bupati.
Meski diikuti lima pasang, Adnan menang satu putaran. Baru yang untuk periode kedua Adnan maju lewat partai.
"Saya dilamar semua partai," katanya.
Maka jadilah Adnan calon tunggal. Lawannya, kotak kosong. Ia menang 92 persen.
Sang ayah masih sempat menyaksikan Adnan jadi bupati di periode pertama. Sang ayah lantas meninggal dunia. Di Singapura. Kanker paru. Di usia yang baru 52 tahun.
Pesan terakhir sang ayah: berhentilah merokok. Ia dengarkan sendiri pesan terakhir itu. Adnan pun langsung berhenti merokok. Sampai sekarang.
Dari Gowa saya berkendara ke Parepare. Bersama istri. Kangen ikan bakarnya. Dulu, dua jam sudah bisa sampai Pare-pare. Kini harus tiga jam.
Sambil makan, saya menelepon Wakil Bupati Enrekang. Saya masih penasaran soal Mandoti. Terutama kenapa beras itu diberi nama Mandoti.
"Mandoti itu bahasa Enrekang. Artinya, guna-guna. Atau hipnotis," ujar Asman, sang wakil bupati.
Mandoti disebut Mandoti karena daya pikatnya.
"Kalau dimasak, aroma harumnya tercium sampai jauh," ujar Asman.
Sayangnya Mandoti tidak bisa dikembangkan. Hanya bisa ditanam di satu kecamatan saja di Enrekang.
Itu pun hanya di satu hamparan tanah adat yang luasnya 3.000 hektare.
"Begitu ditanam di luar hamparan itu, hasilnya berubah," ujar Asman.
"Dari hasil penelitian memang ada satu unsur mineral tanah yang hanya ada di situ," kata Asman.
Hamparan itu bukan sawah. Itu sebuah lereng gunung Latimojong –gunung tertinggi di Sulsel.
Lahan itu di ketinggian sekitar 1.000 meter. Tidak ada irigasi teknis. Semuanya ladang tadah hujan.
Uniknya, tanah 3.000 hektare itu milik adat. Digarap bersama dan hasilnya dibagi untuk semua warga adat.
Yang bertanggung jawab atas penanaman Mandoti bergantian, sesama warga adat.
Padi Mandoti ini konservatif sekali: 8 bulan baru bisa dipanen. Hampir tiga kali umur padi biasa.
Di luar tanah adat itu warga masih punya tanah pertanian masing-masing. Umumnya ditanami bawang merah.
Enrekang sebenarnya juga penghasil kopi robusta utama di Indonesia.
Tapi nasibnya sial: tidak ada yang mengenal kopi Enrekang. Pun Anda. Kopi Enrekang dipasarkan dengan nama Kopi Toraja.
Enrekang pernah ingin merebut nama baik itu. Masih gagal. Mungkin perlu Munas Kopi Mania se-Indonesia –kalau sudah terbentuk. (Dahlan Iskan)
Lihat artikel asli
TOPIK TERKAIT:
-
Soal 1 Kursi 2 Pantat dan Pangkat Bawahan Lebih Tinggi di Takalar, Netizen Bilang Begini
-
Kisah Jenaka di Pantai Akarena Makassar
-
Ceritera Lucu 1 Kursi 2 Pantat dan Kisah Aneh di Birokrasi Takalar
-
Sepenggal Tulisan Petani Pulau Obi
-
Sketsa-Sketsa
ANTARA MEDIA CETAK DAN MEDIA ON LINE
Catatan : Syamsu Nur -
Kebijakan Ekspor Benih Lobster: Sistem Kuota dan Evaluasi Manajemen Distribusi
-
Amatiran Urus Garam
-
23 Tahun Ngos-ngosan Antara 2 Bibir
Oleh: M Said Welikin -
Orang pinggiran dan Bedah Rumah
Oleh: M Said Welikin
JALURINFO VIDEO NEWS

Petualangan Luar Biasa di Keajaiban Alam Tertinggi: Angel Falls, Venezuela

Pesona Sejarah dan Keindahan Alam: Liburan Santai di Sirmione, Resor Terkenal di Danau Garda

Masjid Al Sahaba: Perpaduan Keindahan Modern di Pusat Sejarah Sharm el-Sheikh

Three Gorges, Keajaiban Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Dunia

Keunikan Beruang Kutub di Arktik, Pesona di Atas Es Tipis



JALURINFO TV NETWORK
BERITA TERKINI:
Wali Kota Danny Pomanto Presentasikan Pakinta dan Jampangi dalam Innovative Government Award Kemendagri 2023
Viewnum 205
2 jam yang lalu
Ada Apa di Polsek Bontomarannu, 2 kali Tolak Adum, Setelah Diterima Di-A2-kan
Viewnum 363
4 jam yang lalu
Kapolres AKBP. Dedi Surya Dharma Lantik Kapolsek Enrekang Dan Kapolsek Curio
Viewnum 176
5 jam yang lalu
Gerakan Perubahan Perilaku, Fatmawati Rusdi Tekankan Pentingnya Sinergitas
Viewnum 318
6 jam yang lalu
Makassar Bersiap Selenggarakan Forum ASEAN untuk Penyandang Disabilitas Oktober Mendatang
Viewnum 143
6 jam yang lalu
BPBD Sudah Salurkan 185 Ribu Liter Air Bersih, Bupati Andi Utta Gugah Kepedulian ASN
Viewnum 296
7 jam yang lalu
Wawali Makassar Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi, Segerakan Operasi Pasar
Viewnum 198
23 jam yang lalu
TERPOPULER HARI INI

Andi Batari Toja Siap Tuntaskan Masalah Kekeringan di Enrekang
ViewNum 3886 kali

Studi Tiru Ke Kota Bekasi, PKK Gowa Perluas Wawasan 10 Program Pokok PKK
ViewNum 1180 kali

Otoritas Maroko Sebut Korban Gempa Menjadi 632 Orang
ViewNum 1110 kali

Dekranasda Bulukumba Kembali Ukir Prestasi di Pekan Raya Sulsel 2023
ViewNum 1056 kali

Pengurus ICDT Siapkan 32 Kamera CCTV Untuk Pantau Aktifitas Masjid
ViewNum 1193 kali

Instalasi Farmasi Rumah Sakit I Lagaligo Lutim Miliki Empat Depo Layanan
ViewNum 1899 kali

Mantap, Siswa SMAN 1 Bone Lolos Parlemen Remaja 2023
ViewNum 5578 kali

Santri Al Imam Ashim Kembali Harumkan Sulsel di MTQ Internasional
ViewNum 9395 kali

Wabup Edy Manaf Harap Aksi Perubahan PKA Jadi Program di OPD
ViewNum 2089 kali

Danny Pomanto: Dojo Kejari Perkuat Atlet Karate Maksssar
ViewNum 1011 kali

DPRD Usul Sekda Enrekang Dr.Baba Masuk Nominasi Penjabat Bupati
ViewNum 1106 kali
