
23 Tahun Ngos-ngosan Antara 2 Bibir
Oleh: M Said Welikin
Opini | 2022-11-08

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Husain S.Pd
JALURINFO.COM, TAKALAR-
SENJAH di Kota Paririsi Takalar, Jumat 04 Nopember 2022, jalan-jalan utama kota, terlihat sepih. Mungkin karena rinai hujan baru saja berlalu. atau hari sore waktu kepulangan pelajar, mahasiswa, karyawan, pegawai menghentikan segala aktivitas guna menjemput malam untuk istirahat.
Saya melangkah masuk di sebuah warkop di sudut kota. Nampak dua orang lelaki paru baya yang menyuruput kopi seraya berbincang-bincang kecil. Entah apa yang mereka perbincangkan, hanya mereka berdua tahu.
Baca juga: Sketsa-sketsa
Setelah mengambil posisi duduk sebelah selatan tidak jauh dari kedua lelaki paru baya itu. Saya pun memesan segalas kopi hitam tanpa gula. Saat menunggu datangnya pesanan kopi hitam dan ubi goreng. Pun, menulis, bila urusan telah selesai tolong jemput di Warkop. Demikian isi pesan saya ke seorang sahabat yang kurang lebih dua bulan terakhir ini, kami seiring sejalan, bolak balik Makassar- Takalar.
Baca juga: Sketsa-sketsa
Belum sempat menikmati ubi goreng, bahkan baru seteguk kopi, ada pesan masuk dari seorang teman.
Dia mengawali pesan yang cukup panjang itu dengan frasa, "Belajar pada Senja." "Kedatangan senja yang menenggelamkan matahari mengajarkan pada kita, bahwa segala sesuatu tak ada yang abadi. Cobalah jadi malam agar kau tahu rasanya rindu, dan jadilah senja sesekali agar kau tahu artinya menanti. Senja mengajarkan pada kita, bahwa kehidupan tak selalu berjalan dengan cemerlang dan bersinar Senja mengajarkan kita bahwa sesuatu yang terlihat indah sebagian besar hanya bersifat sementara."
Baca juga: Keterwakilan Tokoh Kawasan Timur
Baca juga: SKETSA-SKETSA
Pesan itu begitu mengintimidasi. Rasa ini semakin terintimidasi, ketika pemilik warkop memutar sebuah tembang milik Ungu. "Andai ku tahu Kapan tiba ajalku. Ku akan memohon Tuhan, tolong panjangkan umurku Andai ku tahu Kapan tiba masaku Ku akan memohonTuhan, jangan Kau ambil nyawaku Aku takut Akan semua dosa-dosaku Aku takut Dosa yang terus membayangiku ....."
Pertemuan Tak Terduga
Dalam hati bertanya sejak kapan teman yang saya kenal tingkat kesabaranya minus itu mendadak jadi bijak. Dan dari mana Dia belajar bijak. Pertanyaan -pertanyaan itu harusnya tidak muncul dibenaku. Karena kekinian semua orang dengan mudah belajar atau bertanya ke DR Google. Termasuk bagaimana cara mendapatkan uang melalui DR google.
Lamunanku terhenti saat merasakan sentuhan di bahu kanan, seiring dengan itu ada ucapan Assalamualaikum. Saat saya membalas salam, lelaki berkemeja putih mengulurkan tangan seraya mengatakan "Rupanya pak wartawan sudah lupa pertemuan kita di kepulauan Tanakeke, tepatnya desa Rewataya kurang lebih enam tahun yang lalu."
Saya jadi ingat perjalanan dua hari dari rencana satu Minggu. Ketika itu saya menemani seorang teman yang ingin menulis tentang Kepulauan Tanakeke dengan segala potensinya.
Sayangnya hingga saat ini saya loskontek dengan teman tersebut, sehingga tidak tau apakah kembali lagi Tanakeke dalam rangka penyelesaian bukunya atau tidak.
Menutupi keraguan. Saya iseng bertanya, apa masih tugas di pulau? Dalam rangka apa ke darat dan di mana bermalam? Dengan sedikit tersenyum Husain menjawab, "Rumah ada di sini, kalau di pulau tempat pengabdian sebagai seorang guru(ASN). Kedatangan di darat karena mengikuti kegiatan Dinas Pendidikan Kabupaten Takalar.
Sebelum kami berbicara lebih jauh, Husain mengajak teman ngobrolnya untuk pindah meja, agar ngobrol bersama, akan tetapi temanya lebih memilih tetap di tempat.
Ada masalah apa yang melilit guru Husain SPd sang kepala SDN 28 Kalukuang yang saya kenal kala itu begitu enerjik.
Kenapa Husain yang karib disapa Daeng Rewa penampakannya begitu kusut. Ada semacam beban pikiran yang Dia pendam. Kalau boleh meminjam penggalan lirik lagu "Titip Rindu Buat Ayah" (Ebiet G Ade) "Di matamu, masih tersimpan Selaksa peristiwa Benturan dan hempasan terpahat Di keningmu Kau nampak tua dan lelah."
Daeng Rewa mengisahkan perjalanan panjang pengabdiannya di Kepulauan Tanakeke daerah terluar Takalar. Diapit bibir Laut Flores dan selat Makassar selama 23 tahun.
Husain mulai ditempatkan di Kepulauan Tanakeke pada bulan Nopember 1999 sebagai guru biasa di SDN 28. Tahun 2006 diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah hingga 2018 di SDN 28.
Pindah ke SDN 34 Saranga 2018-2019. Kemudian pindah ke SDN 27 Tompotana sampai sekarang.
Saat ditanya apakah ada tambahan honor atau intensif yang diterima dari Pemkab Takalar. Pasalnya, tidak semua ASN mau meninggalkan keluarga dan tinggal di pulau. Kalau untuk jangka waktu beberapa bulan atau tahun dapat dipahami, akan tetapi bila berpuluh-puluh tahun. Selain itu bagaimana susahnya isteri Daeng Rewa mengatur gaji, mengingat dua dapur.
Dengan suara datar Rewa mengatakan, Tidak ada intensif. Otomatis hidup dengan gaji. Soal bagaimana bisa menutupi dapur isteri dan anak di darat, sekaligus cukup untuk kebutuhan di pulau. Jawabannya isteri lebih mengetahui, apalagi kondisi sekarang ini, dimana semua harga barang merangkak naik, pasti ekonomi keluarga ngos-ngosan alias terseok-seok.
"Satu hal yang bisa dipastikan adalah isteri saya sangat sabar dan tetap mensuport tugas saya dalam berbagai kondisi," ucap Rewa.
Saat disinggung sekian lama bertahan tugas di pulau, apakah pernah mengajukan permohonan pindah ke darat. Atau memang tidak pernah memohon pindah atau digeser ke darat
Suami dari Nurhayati yang memiliki empat putra-putri ini, mengatakan, "Sebagai PNS tidak boleh memilih tempat tugas, harus siap ditempatkan di mana saja. Sekalipun demikian sebagai suami dan sebagai seorang bapa tentu berkeinginan agar tiap saat dekat dengan keluarga. Soal permohonan untuk pindah, tugas ke darat, saya tidak ingat lagi sudah berapa banyak ajukan permohonan
Rewa yang pernah menjabat ketua K3S(Kelompok Kerja Kepala Sekolah) selama dua periode berturut-turut itu, menambahkan, Andai saja perjalanan waktu 23 tahun sudah bisa jadi salah satu ukuran pengabdian maka, kalau boleh berharap sebelum masuk usia pensuin digeser tugas di darat. Oleh para pemangku kepentingan.
"Jujur saja kalau berbicara kejenuhan maka pasti setiap orang normal pasti mengalami kejenuhan. Sehingga saya berharap untuk digeser ke darat," tutup Rewa. Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) GTK Guru dan Tenaga Kependidikan(GTK) Dinas Pendidikan Takalar, Sarianto Romo, melalui telpon Minggu(6/11/2022) mengaku selama menjadi Kabid GTK tidak pernah menerima permohonan pindah dari kepulauan Tanakeke.
Sarinto yang karib disapa Romo itu, balik bertanya. Siapa nama guru tersebut, dan apakah Dia berasal dari pulau? Setelah saya sebutkan nama dan bukan berasal dari pulau.
Sebelum mengakhiri pembicaraan Romo mengatakan, "Saya sudah kenal guru tersebut, dan tolong sampaikan kepada yang bersangkutan agar menghadap ke bidang GTK.
Saya melangkah masuk di sebuah warkop di sudut kota. Nampak dua orang lelaki paru baya yang menyuruput kopi seraya berbincang-bincang kecil. Entah apa yang mereka perbincangkan, hanya mereka berdua tahu.
Baca juga: Sketsa-sketsa
BALAJAR DARI PASAR TANAH ABANG
Catatan: Syamsu Nur
Baca juga: Toleransi Antara Umat Beragama: Tantangan Besar Bagi Negara Menuju 100 Tahun Indonesia Merdeka dalam Merawat Pluralisme dan Kebinekaan
Di bagian lain ada dua orang laki-laki di hadapan mereka duduk seorang perempuan yang lagi sibuk mengetik, dan sesekali berhenti untuk kemudian mendengar pembicaraan dua laki-laki di hadapannya.Setelah mengambil posisi duduk sebelah selatan tidak jauh dari kedua lelaki paru baya itu. Saya pun memesan segalas kopi hitam tanpa gula. Saat menunggu datangnya pesanan kopi hitam dan ubi goreng. Pun, menulis, bila urusan telah selesai tolong jemput di Warkop. Demikian isi pesan saya ke seorang sahabat yang kurang lebih dua bulan terakhir ini, kami seiring sejalan, bolak balik Makassar- Takalar.
Baca juga: MUKP Cara Hambur - Hamburkan Uang
Baca juga: Sketsa-sketsa
CAWE-CAWE POLITIK
Catatan : Syamsu Nur
Belum sempat menikmati ubi goreng, bahkan baru seteguk kopi, ada pesan masuk dari seorang teman.Dia mengawali pesan yang cukup panjang itu dengan frasa, "Belajar pada Senja." "Kedatangan senja yang menenggelamkan matahari mengajarkan pada kita, bahwa segala sesuatu tak ada yang abadi. Cobalah jadi malam agar kau tahu rasanya rindu, dan jadilah senja sesekali agar kau tahu artinya menanti. Senja mengajarkan pada kita, bahwa kehidupan tak selalu berjalan dengan cemerlang dan bersinar Senja mengajarkan kita bahwa sesuatu yang terlihat indah sebagian besar hanya bersifat sementara."
Baca juga: Keterwakilan Tokoh Kawasan Timur
Oleh : Prof. Hasrullah
Baca juga: SKETSA-SKETSA
BILA RAMADHAN DATANG LAGI
Catatan: Syamsu Nur
Pesan itu begitu mengintimidasi. Rasa ini semakin terintimidasi, ketika pemilik warkop memutar sebuah tembang milik Ungu. "Andai ku tahu Kapan tiba ajalku. Ku akan memohon Tuhan, tolong panjangkan umurku Andai ku tahu Kapan tiba masaku Ku akan memohonTuhan, jangan Kau ambil nyawaku Aku takut Akan semua dosa-dosaku Aku takut Dosa yang terus membayangiku ....."
Pertemuan Tak Terduga
Dalam hati bertanya sejak kapan teman yang saya kenal tingkat kesabaranya minus itu mendadak jadi bijak. Dan dari mana Dia belajar bijak. Pertanyaan -pertanyaan itu harusnya tidak muncul dibenaku. Karena kekinian semua orang dengan mudah belajar atau bertanya ke DR Google. Termasuk bagaimana cara mendapatkan uang melalui DR google.
Lamunanku terhenti saat merasakan sentuhan di bahu kanan, seiring dengan itu ada ucapan Assalamualaikum. Saat saya membalas salam, lelaki berkemeja putih mengulurkan tangan seraya mengatakan "Rupanya pak wartawan sudah lupa pertemuan kita di kepulauan Tanakeke, tepatnya desa Rewataya kurang lebih enam tahun yang lalu."
Saya jadi ingat perjalanan dua hari dari rencana satu Minggu. Ketika itu saya menemani seorang teman yang ingin menulis tentang Kepulauan Tanakeke dengan segala potensinya.
Sayangnya hingga saat ini saya loskontek dengan teman tersebut, sehingga tidak tau apakah kembali lagi Tanakeke dalam rangka penyelesaian bukunya atau tidak.
Menutupi keraguan. Saya iseng bertanya, apa masih tugas di pulau? Dalam rangka apa ke darat dan di mana bermalam? Dengan sedikit tersenyum Husain menjawab, "Rumah ada di sini, kalau di pulau tempat pengabdian sebagai seorang guru(ASN). Kedatangan di darat karena mengikuti kegiatan Dinas Pendidikan Kabupaten Takalar.
Sebelum kami berbicara lebih jauh, Husain mengajak teman ngobrolnya untuk pindah meja, agar ngobrol bersama, akan tetapi temanya lebih memilih tetap di tempat.
Ada masalah apa yang melilit guru Husain SPd sang kepala SDN 28 Kalukuang yang saya kenal kala itu begitu enerjik.
Kenapa Husain yang karib disapa Daeng Rewa penampakannya begitu kusut. Ada semacam beban pikiran yang Dia pendam. Kalau boleh meminjam penggalan lirik lagu "Titip Rindu Buat Ayah" (Ebiet G Ade) "Di matamu, masih tersimpan Selaksa peristiwa Benturan dan hempasan terpahat Di keningmu Kau nampak tua dan lelah."
Daeng Rewa mengisahkan perjalanan panjang pengabdiannya di Kepulauan Tanakeke daerah terluar Takalar. Diapit bibir Laut Flores dan selat Makassar selama 23 tahun.
Husain mulai ditempatkan di Kepulauan Tanakeke pada bulan Nopember 1999 sebagai guru biasa di SDN 28. Tahun 2006 diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah hingga 2018 di SDN 28.
Pindah ke SDN 34 Saranga 2018-2019. Kemudian pindah ke SDN 27 Tompotana sampai sekarang.
Saat ditanya apakah ada tambahan honor atau intensif yang diterima dari Pemkab Takalar. Pasalnya, tidak semua ASN mau meninggalkan keluarga dan tinggal di pulau. Kalau untuk jangka waktu beberapa bulan atau tahun dapat dipahami, akan tetapi bila berpuluh-puluh tahun. Selain itu bagaimana susahnya isteri Daeng Rewa mengatur gaji, mengingat dua dapur.
Dengan suara datar Rewa mengatakan, Tidak ada intensif. Otomatis hidup dengan gaji. Soal bagaimana bisa menutupi dapur isteri dan anak di darat, sekaligus cukup untuk kebutuhan di pulau. Jawabannya isteri lebih mengetahui, apalagi kondisi sekarang ini, dimana semua harga barang merangkak naik, pasti ekonomi keluarga ngos-ngosan alias terseok-seok.
"Satu hal yang bisa dipastikan adalah isteri saya sangat sabar dan tetap mensuport tugas saya dalam berbagai kondisi," ucap Rewa.
Saat disinggung sekian lama bertahan tugas di pulau, apakah pernah mengajukan permohonan pindah ke darat. Atau memang tidak pernah memohon pindah atau digeser ke darat
Suami dari Nurhayati yang memiliki empat putra-putri ini, mengatakan, "Sebagai PNS tidak boleh memilih tempat tugas, harus siap ditempatkan di mana saja. Sekalipun demikian sebagai suami dan sebagai seorang bapa tentu berkeinginan agar tiap saat dekat dengan keluarga. Soal permohonan untuk pindah, tugas ke darat, saya tidak ingat lagi sudah berapa banyak ajukan permohonan
Rewa yang pernah menjabat ketua K3S(Kelompok Kerja Kepala Sekolah) selama dua periode berturut-turut itu, menambahkan, Andai saja perjalanan waktu 23 tahun sudah bisa jadi salah satu ukuran pengabdian maka, kalau boleh berharap sebelum masuk usia pensuin digeser tugas di darat. Oleh para pemangku kepentingan.
"Jujur saja kalau berbicara kejenuhan maka pasti setiap orang normal pasti mengalami kejenuhan. Sehingga saya berharap untuk digeser ke darat," tutup Rewa. Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) GTK Guru dan Tenaga Kependidikan(GTK) Dinas Pendidikan Takalar, Sarianto Romo, melalui telpon Minggu(6/11/2022) mengaku selama menjadi Kabid GTK tidak pernah menerima permohonan pindah dari kepulauan Tanakeke.
Sarinto yang karib disapa Romo itu, balik bertanya. Siapa nama guru tersebut, dan apakah Dia berasal dari pulau? Setelah saya sebutkan nama dan bukan berasal dari pulau.
Sebelum mengakhiri pembicaraan Romo mengatakan, "Saya sudah kenal guru tersebut, dan tolong sampaikan kepada yang bersangkutan agar menghadap ke bidang GTK.
TOPIK TERKAIT:
-
Soal 1 Kursi 2 Pantat dan Pangkat Bawahan Lebih Tinggi di Takalar, Netizen Bilang Begini
-
Kisah Jenaka di Pantai Akarena Makassar
-
Ceritera Lucu 1 Kursi 2 Pantat dan Kisah Aneh di Birokrasi Takalar
-
Sepenggal Tulisan Petani Pulau Obi
-
Sketsa-Sketsa
ANTARA MEDIA CETAK DAN MEDIA ON LINE
Catatan : Syamsu Nur -
Kebijakan Ekspor Benih Lobster: Sistem Kuota dan Evaluasi Manajemen Distribusi
-
Amatiran Urus Garam
-
Orang pinggiran dan Bedah Rumah
Oleh: M Said Welikin -
Polisiku, Polisita, Polisi Kita Semua, tetap Menjadi Dambaan Masyarakat
JALURINFO VIDEO NEWS

Petualangan Luar Biasa di Keajaiban Alam Tertinggi: Angel Falls, Venezuela

Pesona Sejarah dan Keindahan Alam: Liburan Santai di Sirmione, Resor Terkenal di Danau Garda

Masjid Al Sahaba: Perpaduan Keindahan Modern di Pusat Sejarah Sharm el-Sheikh

Three Gorges, Keajaiban Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Dunia

Keunikan Beruang Kutub di Arktik, Pesona di Atas Es Tipis



JALURINFO TV NETWORK
BERITA TERKINI:
Wawali Makassar Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi, Segerakan Operasi Pasar
Viewnum 33
1 jam yang lalu
TP PKK Makassar Fokus pada Pengembangan Ketahanan Pangan di Setiap Kecamatan
Viewnum 33
1 jam yang lalu
Puluhan Siswa TK dan SD Se-Kabupaten Gowa Ikut Lomba Mewarnai HKG PKK Ke-51
Viewnum 176
10 jam yang lalu
Paripurna Pendapat Akhir 7 fraksi DPRD Enrekang Atas Dua Ranperda Setuju
Viewnum 253
3 hari yang lalu
Hadiri Peringatan HKG PKK Ke-51, Adnan Minta PKK Gowa Berkolaborasi Turunkan Stunting
Viewnum 154
3 hari yang lalu
TERPOPULER HARI INI

Andi Batari Toja Siap Tuntaskan Masalah Kekeringan di Enrekang
ViewNum 3787 kali

Studi Tiru Ke Kota Bekasi, PKK Gowa Perluas Wawasan 10 Program Pokok PKK
ViewNum 1151 kali

Otoritas Maroko Sebut Korban Gempa Menjadi 632 Orang
ViewNum 1099 kali

Dekranasda Bulukumba Kembali Ukir Prestasi di Pekan Raya Sulsel 2023
ViewNum 1056 kali

Pengurus ICDT Siapkan 32 Kamera CCTV Untuk Pantau Aktifitas Masjid
ViewNum 1171 kali

Instalasi Farmasi Rumah Sakit I Lagaligo Lutim Miliki Empat Depo Layanan
ViewNum 1899 kali

Mantap, Siswa SMAN 1 Bone Lolos Parlemen Remaja 2023
ViewNum 5549 kali

Santri Al Imam Ashim Kembali Harumkan Sulsel di MTQ Internasional
ViewNum 9373 kali

Wabup Edy Manaf Harap Aksi Perubahan PKA Jadi Program di OPD
ViewNum 2031 kali

DPRD Usul Sekda Enrekang Dr.Baba Masuk Nominasi Penjabat Bupati
ViewNum 1106 kali

Video Istambul Kembali Dilanda Banjir, Beberapa Korban Meninggal Dunia
ViewNum 1049 kali
