Tangani Corona, Pemkot Makassar Siapkan Inspektur Covid-19

Berita Sul-Sel | 2020-06-23

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Kantor Walikota Makassar
MAKASSAR, JALURINFO,- Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar Yusran Jusuf mengumpulkan seluruh camat dan lurah di Balai Kota Makassar, Selasa (9/6). Dalam pertemuan itu, Yusran memerintahkan agar seluruh camat dan lurah mengaktifkan kembali piket 24 jam. Langkah ini sebagai bentuk deteksi dan cegah dini terhadap potensi konflik di masyarakat.

Hal ini dilakukan menyusul terjadinya kisruh penolakan warga terhadap pelaksanaan rapid test, serta pengambilan jenazah secara paksa di sejumlah rumah sakit.

“Lurah jangan takut untuk bertemu warga. Justru tugasta untuk menenangkan kekisruhan ini dan memberi edukasi. Komunikasikanki, kerjasamaki dengan camat, LPM dan RT/RW. Ajak mereka bertemu, tapi tetap terapkan protokol kesehatan,” ucap Yusran.

Di tempat ini, Yusran juga memerintahkan seluruh lurah melakukan pertemuan dengan RT/RW, LPM, tokoh masyarakat serta tokoh pemuda untuk berkordinasi mencegah konflik. Juga terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi mengenai penerapan protokol kesehatan.

Ia juga menegaskan untuk lebih intens turun melakukan pemantauan di lapangan. Termasuk ikut memberi edukasi kepada warga mengenai pelaksanaan rapid test. Sejauh ini Pemkot Makassar telah melakukan tes cepat secara massal di enam kecamatan dengan jumlah yang reaktif sebanyak 130-an orang.

“Hasilnya jauh menurun. Sebelumnya, reproduction number (RO) covid-19 di Makassar 3,8, yang berarti satu pasien bisa menularkan ke empat orang. Sekarang, ROnya kita 0,98. Itu artinya satu pasien menularkan ke satu orang, atau penularan lokal saja,” jelas Yusran.

Untuk seluruh pimpinan OPD, Yusran meminta untuk membuat jadwal piket bergilir setiap hari, untuk ikut melakukan edukasi serta pencegahan dini terhadap potensi konflik di tengah masyarakat.

“Lebih baik waspada dini. Kasus dua hari ini cukup memprihatinkan. Apalagi kita sudah mulai memasuki tahapan pilkada. Tugas kita untuk mengantisipasi adanya konflik. Seluruh petugas yang bekerja di lapangan akan dilengkapi dengan APD sesuai protokol kesehatan,” tegasnya.

Yusran juga tengah menyiapkan ‘inspektur covid’, yakni personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang akan berkeliling di tempat-tempat umum dan memberikan edukasi kepada warga.

“Kemarin kan protokolnya hanya tiga poin, cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak. Sekarang kita tambah dua, yaitu rajin berolahraga dan makan-makan gizi seimbang,” pungkasnya.

Baca juga: DPRD Sulsel Desak Istana Segera Lantik Andi Sudirman Sulaiman

Ada Skenario dan Massif

Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah, Senin sore (8/6) mengecek kesiapsiagaan petugas agar tidak ada lagi penjemputan paksa jenazah pasien dalam perawatan ataupun positif covid-19.

Menurutnya, kejadian mulai dari Rumah Sakit Labuang Baji, Rumah Sakit Khusus Dadi, hingga RS Stella Maris, menggambarkan ada gerakan yang massif untuk melakukan itu. Sebab pihak keluarga sudah dengan ikhlas menandatangani kontrak untuk mengikuti protokol covid-19.

“Kejadiannya mulai dari (RSK) Dadi dan (RS) Labuang Baji, terakhir di (RS) Stella Maris. Stella Maris ini sudah sangat jelas, bahwa ini adalah sesuatu yang perlu kita kaji lebih mendalam, kenapa keluarga mulai dari suami, anak nggak ada yang komplain. Mereka dengan ikhlas menandatangani kesepakatan protokol covid.

Pada saat disampaikan meninggal kan mereka masuk jam 9 (malam), jam 8 (pagi) meninggal,” terang Nurdin Abdullah.

Ia menjelaskan, berdasarkan kronologis kejadian saat pasien dinyatakan meninggal, keluarga dengan ikhlas menerima pemakaman sesuai protokol covid-19 dari pihak rumah sakit. Namun, sekelompok masyarakat dengan menggunakan senjata tajam langsung merebut paksa jenazah.

“Perjalanan mobil jenazah dari gugus tugas untuk menjemput jenazah, pas diturunkan dari ruangan ke bawah, tiba-tiba sekelompok masyarakat ratusan itu bawa golok (senjata tajam) langsung merebut jenazah itu. Dan keluarganya bingung ini mau dibawa ke mana? Katanya istrinya, dia bingung. Nah, artinya ini ada sebuah skenario yang perlu kita cermati,” bebernya.

Ia juga menceritakan bagaimana awal mula kenapa harus ditentukan sebuah kawasan khusus untuk pemakaman covid-19. Karena sebelumnya ada gerakan penolakan untuk dimakamkan di pemakaman umum dan hal itu sudah berhasil diatasi. Namun saat ini, ada lagi gerakan penjemputan paksa jenazah.

“Cek kesiapsiagaan kita mengingat tiga kejadian yang sudah terjadi. Dari tiga kejadian ini, kita sebenarnya sudah melakukan analisa kajian. Kita kaitkan dengan penolakan pemulasaran, sehingga kita menetapkan satu kawasan untuk penguburan covid-19 di sana (Gowa) juga ditolak. Sehingga kita mengantisipasi mengambil langkah hukum untuk orang itu. Kita tangkap dan setelah itu aman,” pungkasnya.

Nurdin berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan mengenai penanganan pasien covid-19 di rumah sakit. “Saya minta kepada masyarakat jangan mudah terprovokasi. Apalagi isu-isu yang disebarkan itu menyesatkan, bahwa rumah sakit sekarang banyak duit, sengaja menerima covid-covid supaya bisa dapat duit banyak. Itu keliru, nggak ada itu,” tegas Nurdin.

Menurut dia, isu yang disebarkan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab itu, sangat tidak sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. Pasalnya, sampai saat ini tenaga kesehatan belum bisa bersama keluarga di rumah karena fokus menangani pasien covid-19.

“Tenaga medis kita, dokter kita, tanya saja, tidak sesuai dengan isu-isu yang disebarkan. Kasihan mereka, dokter, tenaga medis kita, para perawat kita, harus berpisah dengan keluarga menghadapi sebuah tantangan yang tidak ringan. Menghadapi pandemi seperti ini, itu nyawa taruhannya. Tapi mereka tetap mau berkorban untuk kita semua,” jelasnya.

Ia menambahkan, sampai saat ini pemerintah provinsi maupun kabupaten kota terus berupaya untuk sama-sama mengatasi covid-19 ini. “Sekali lagi saya sampaikan, masyarakat harus lebih menyadari bahwa pemerintah sekarang berusaha keras untuk memutus mata rantai covid-19,” katanya. Selain itu, pemerintah juga harus bekerja keras untuk membangun ekonomi dan persiapan kehidupan baru.

“Membangun ekonomi kita kembali, kita menuju kepada new normal. Iya, tentu tidak akan sama seperti sebelum-sebelumnya. Kita boleh bekerja, yang sehat di luar, yang sakit di rumah, tapi yang sehat pun dengan protokol kesehatan yang ketat,” tutupnya.




BERITA TERKAIT

Kondisi Polda Sulbar setelah Dilanda Gempa Bermagnitudo: 5.8
Video Pengambilan Sumpah Jabatan Andi Sudirman Sulaiman sebagai Gubernur Sulsel
DPRD Sulsel Desak Istana Segera Lantik Andi Sudirman Sulaiman
Kemenkumham Sulsel: 50 WBP Narkotika Lapas Palopo Ikuti Rehabilitasi Sosial
Ditreskrimsus Polda Sulsel Sebut Tersangka Kasus RS Fatimah Makassar Ada 10 Orang
Kasus Covid-19 di Makassar Melonjak Drastis, Ancaman PPKM Level III di Depan Mata
Sketsa-sketsa<br><br>TITIK TERANG DI STADION BAROMBONG<br>Catatan : Syamsu Nur
Tak Vaksin Booster, Polisi Terancam Kena Saksi Internal
Pejabat di Pusaran Kasus BPNT, Ditreskrimsus Polda Sulsel: Kalau Salah, Sikat!
Update Covid-19 di Makassar: Tembus 298 Kasus, Manggala Tertinggi

TERPOPULER

  1. Three Gorges, Keajaiban Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Dunia

  2. Keunikan Beruang Kutub di Arktik, Pesona di Atas Es Tipis

  3. Keajaiban Alam yang Memikat di Gua Kristal, Bermuda

  4. Keindahan Abadi Hagia Sophia, Sebuah Permata di Istanbul, Turki

  5. Menakjubkan dan Megahnya Wat Arun di Bangkok, Thailand

  6. Dragon's Breath Flight Line di pulau pribadi Royal Caribbean di Haiti

  7. Shiraz, Masjid Nasir al-Mulk

  8. Suasana Kepanikan Pengunjung Mall Trans Studio Makassar saat Kebakaran

  9. Breaking News: Mall Trans Studio Makassar Terbakar

  10. Keindahan dan Keunikan di Air Terjun Tertinggi di Dunia di Venezuela

RELIGI

Mengenal Kegiatan Ziadah Tahfidz di Ponpes An-Nur Tompobulu

VIDEO Pemkab Solo Luncurkan Program Solo Mengaji

Menag Terbitkan Aturan Pengeras Suara, Ini Respons MUI

Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh Ajak Masyarakat Ramaikan Pengajian

Menag Pastikan Tidak Ada Pemberhentian Umrah

EKONOMI

  1. Tahu-Tempe Langka, Ini Penjelasan Menteri pertanian

  2. Cek Harga Emas dan UBS Hari Ini di Pegadaian, Senin, 14 Februari 2022

  3. Bappenas Heran Tukang Las Rel Kereta Cepat Didatangkan dari China

  4. Penghasil Sawit Terbesar tapi Minyak Goreng Langkah, KPPU Bakal Interogasi Pengusaha Minyak Goreng

  5. Minyak Goreng Langkah, Rizal Ramli Semprot Airlangga Hartarto

  6. Anggota DPR Kaget Anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Jadi Rp 113,9 T

  7. Target KUR BRI Enrekang 429 Milyar Dominan Buat Petani Bawang

  8. IMB Tak Lagi Berlaku, Begini Syarat Mengurus Persetujuan Izin Bangunan Gedung

  9. VIDEO: Didukung 537 Personil, Ini Partisipasi Yodya Karya Wilayah Makassar dalam Membangun Negeri

  10. Produk China Tak Tergantikan, Amerika Pun Tak Berdaya Membendungnya

  11. Ini Daftar Komoditas Ekspor Unggulan Indonesia Sawit hingga Batu Bara

  12. Diprediksi Naik 8 Kali Lipat, Begini Nilai Ekonomi Digital Indonesia di Tahun 2030

Tangani Corona, Pemkot Makassar Siapkan Inspektur Covid-19

Berita Sul-Sel | 2020-06-23

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Kantor Walikota Makassar
MAKASSAR, JALURINFO,- Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar Yusran Jusuf mengumpulkan seluruh camat dan lurah di Balai Kota Makassar, Selasa (9/6). Dalam pertemuan itu, Yusran memerintahkan agar seluruh camat dan lurah mengaktifkan kembali piket 24 jam. Langkah ini sebagai bentuk deteksi dan cegah dini terhadap potensi konflik di masyarakat.

Hal ini dilakukan menyusul terjadinya kisruh penolakan warga terhadap pelaksanaan rapid test, serta pengambilan jenazah secara paksa di sejumlah rumah sakit.

“Lurah jangan takut untuk bertemu warga. Justru tugasta untuk menenangkan kekisruhan ini dan memberi edukasi. Komunikasikanki, kerjasamaki dengan camat, LPM dan RT/RW. Ajak mereka bertemu, tapi tetap terapkan protokol kesehatan,” ucap Yusran.

Di tempat ini, Yusran juga memerintahkan seluruh lurah melakukan pertemuan dengan RT/RW, LPM, tokoh masyarakat serta tokoh pemuda untuk berkordinasi mencegah konflik. Juga terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi mengenai penerapan protokol kesehatan.

Ia juga menegaskan untuk lebih intens turun melakukan pemantauan di lapangan. Termasuk ikut memberi edukasi kepada warga mengenai pelaksanaan rapid test. Sejauh ini Pemkot Makassar telah melakukan tes cepat secara massal di enam kecamatan dengan jumlah yang reaktif sebanyak 130-an orang.

“Hasilnya jauh menurun. Sebelumnya, reproduction number (RO) covid-19 di Makassar 3,8, yang berarti satu pasien bisa menularkan ke empat orang. Sekarang, ROnya kita 0,98. Itu artinya satu pasien menularkan ke satu orang, atau penularan lokal saja,” jelas Yusran.

Untuk seluruh pimpinan OPD, Yusran meminta untuk membuat jadwal piket bergilir setiap hari, untuk ikut melakukan edukasi serta pencegahan dini terhadap potensi konflik di tengah masyarakat.

“Lebih baik waspada dini. Kasus dua hari ini cukup memprihatinkan. Apalagi kita sudah mulai memasuki tahapan pilkada. Tugas kita untuk mengantisipasi adanya konflik. Seluruh petugas yang bekerja di lapangan akan dilengkapi dengan APD sesuai protokol kesehatan,” tegasnya.

Yusran juga tengah menyiapkan ‘inspektur covid’, yakni personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang akan berkeliling di tempat-tempat umum dan memberikan edukasi kepada warga.

“Kemarin kan protokolnya hanya tiga poin, cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak. Sekarang kita tambah dua, yaitu rajin berolahraga dan makan-makan gizi seimbang,” pungkasnya.

Baca juga: DPRD Sulsel Desak Istana Segera Lantik Andi Sudirman Sulaiman

Ada Skenario dan Massif

Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah, Senin sore (8/6) mengecek kesiapsiagaan petugas agar tidak ada lagi penjemputan paksa jenazah pasien dalam perawatan ataupun positif covid-19.

Menurutnya, kejadian mulai dari Rumah Sakit Labuang Baji, Rumah Sakit Khusus Dadi, hingga RS Stella Maris, menggambarkan ada gerakan yang massif untuk melakukan itu. Sebab pihak keluarga sudah dengan ikhlas menandatangani kontrak untuk mengikuti protokol covid-19.

“Kejadiannya mulai dari (RSK) Dadi dan (RS) Labuang Baji, terakhir di (RS) Stella Maris. Stella Maris ini sudah sangat jelas, bahwa ini adalah sesuatu yang perlu kita kaji lebih mendalam, kenapa keluarga mulai dari suami, anak nggak ada yang komplain. Mereka dengan ikhlas menandatangani kesepakatan protokol covid.

Pada saat disampaikan meninggal kan mereka masuk jam 9 (malam), jam 8 (pagi) meninggal,” terang Nurdin Abdullah.

Ia menjelaskan, berdasarkan kronologis kejadian saat pasien dinyatakan meninggal, keluarga dengan ikhlas menerima pemakaman sesuai protokol covid-19 dari pihak rumah sakit. Namun, sekelompok masyarakat dengan menggunakan senjata tajam langsung merebut paksa jenazah.

“Perjalanan mobil jenazah dari gugus tugas untuk menjemput jenazah, pas diturunkan dari ruangan ke bawah, tiba-tiba sekelompok masyarakat ratusan itu bawa golok (senjata tajam) langsung merebut jenazah itu. Dan keluarganya bingung ini mau dibawa ke mana? Katanya istrinya, dia bingung. Nah, artinya ini ada sebuah skenario yang perlu kita cermati,” bebernya.

Ia juga menceritakan bagaimana awal mula kenapa harus ditentukan sebuah kawasan khusus untuk pemakaman covid-19. Karena sebelumnya ada gerakan penolakan untuk dimakamkan di pemakaman umum dan hal itu sudah berhasil diatasi. Namun saat ini, ada lagi gerakan penjemputan paksa jenazah.

“Cek kesiapsiagaan kita mengingat tiga kejadian yang sudah terjadi. Dari tiga kejadian ini, kita sebenarnya sudah melakukan analisa kajian. Kita kaitkan dengan penolakan pemulasaran, sehingga kita menetapkan satu kawasan untuk penguburan covid-19 di sana (Gowa) juga ditolak. Sehingga kita mengantisipasi mengambil langkah hukum untuk orang itu. Kita tangkap dan setelah itu aman,” pungkasnya.

Nurdin berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan mengenai penanganan pasien covid-19 di rumah sakit. “Saya minta kepada masyarakat jangan mudah terprovokasi. Apalagi isu-isu yang disebarkan itu menyesatkan, bahwa rumah sakit sekarang banyak duit, sengaja menerima covid-covid supaya bisa dapat duit banyak. Itu keliru, nggak ada itu,” tegas Nurdin.

Menurut dia, isu yang disebarkan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab itu, sangat tidak sesuai dengan fakta yang sesungguhnya. Pasalnya, sampai saat ini tenaga kesehatan belum bisa bersama keluarga di rumah karena fokus menangani pasien covid-19.

“Tenaga medis kita, dokter kita, tanya saja, tidak sesuai dengan isu-isu yang disebarkan. Kasihan mereka, dokter, tenaga medis kita, para perawat kita, harus berpisah dengan keluarga menghadapi sebuah tantangan yang tidak ringan. Menghadapi pandemi seperti ini, itu nyawa taruhannya. Tapi mereka tetap mau berkorban untuk kita semua,” jelasnya.

Ia menambahkan, sampai saat ini pemerintah provinsi maupun kabupaten kota terus berupaya untuk sama-sama mengatasi covid-19 ini. “Sekali lagi saya sampaikan, masyarakat harus lebih menyadari bahwa pemerintah sekarang berusaha keras untuk memutus mata rantai covid-19,” katanya. Selain itu, pemerintah juga harus bekerja keras untuk membangun ekonomi dan persiapan kehidupan baru.

“Membangun ekonomi kita kembali, kita menuju kepada new normal. Iya, tentu tidak akan sama seperti sebelum-sebelumnya. Kita boleh bekerja, yang sehat di luar, yang sakit di rumah, tapi yang sehat pun dengan protokol kesehatan yang ketat,” tutupnya.

Kirim berita, video & pengaduan terkait layanan publik di sini


Jangan Lewatkan:

TERPOPULER HARI INI

KOLEKSI VIDEO POPULER

PT. JALUR INFO NUSANTARA

Jalur Informasi Independen & Terpercaya

Copyright 2020