NILAI-NILAI BUDAYA SEBAGAI MARWAH PILKADA DAMAI

Oleh : Haeril Al Fajri
(Direktur Macca Indonesia Foundation-MIND)

Opini | 2020-09-08

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Haeril Al Fajri (Direktur Macca Indonesia Foundation-MIND)
JALURINFO,- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia tanggal 9 Desember 2020 mendatang adalah salah satu momentum demokrasi yang akan menjadi sejarah baru kepemimpinan di masing-masing daerah.

Namun, ada hal yang memiriskan setiap pilkada bahkan menjadi jejak buruk. Pilkada sering kali menimbulkan perpecahan dan konflik sosial ditengah masyarakat. Perbedaan pilihan yang tidak disikapi secara dewasa adalah awal terjadinya disharmonisasi dalam kelompok sosial masyarakat.

Disharmonisasi ini semakin dipertajam dengan munculnya kampanye negatif (negatif campaign) dan kampanye hitam (black campaign) yang memanaskan tensi politik pilkada.

Kandidat kepala daerah dan tim pemenangan sebagai formulator kampanye diharapkan mampu mengedukasi pendukungnya untuk tidak melakukan hal-hal yang provokatif dan dapat menimbulkan konflik pilkada.

Pemilihan diksi dalam penyampaian informasi kepada publik harus berhati-hati agar tidak menimbulkan interpretasi negatif bagi masyarakat, karena hal ini adalah salah satu pemicu utama terjadinya gesekan antara pendukung dan dapat berimbas secara luas.

Maka dari itu kita perlu menyatukan persepsi dan landasan berfikir yang universal untuk menjaga pilkada tetap berjalan damai, harmonis dan bermartabat. Sebagai sebuah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Maka salah satu cara untuk menjaga pilkada berjalan damai, harmonis dan bermartabat dengan menjadikan nilai-nilai luhur budaya sebagai sebuah pijakan dalam melakukan aktifitas politik pilkada.

Baca juga: Sketsa-sketsa

MINYAK GORENG, YANG IKUT “MENGGORENG” BERITA.
Catatan :Syamsu Nur

Di Sulawesi Selatan kita sangat familiar dengan budaya Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi yang dapat menjadi marwah pilkada damai, tidak hanya dapat diterapkan di pilkada Sulawesi Selatan bahkan dapat diterapkan secara nasional.

Tiga nilai budaya ini pun telah penulis promosikan pada komunitas perdamaian dunia dalam program Peace & Literacy Campaign berbasis budaya. Bagaimana menjaga perdamaian dunia dengan menerapkan nilai-nilai budaya Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi.




BERITA TERKAIT

Tender Kuota Lelang Ikan: Ambisi Oligarki Kuasai Laut Indonesia
Sketsa-sketsa <br><br>WALIKOTA MAKASSAR DAN PROYEK LISTRIK TENAGA SAMPAH  <br>Catatan : Syamsu Nur.
Sketsa-sketsa <div><br></div>PESANTREN dan PERPRES No.82 Thn 2021 <br>Catatan : Syamsu Nur
Sketsa-sketsa <div><br></div>IN MEMORIAM Ir. Haji Fajriaty Muhammadiah General Manajer First Toyota Kalla <br>Catatan : Syamsu Nur
Sketsa-sketsa <div><br></div>LAPAS TERBAKAR, PELAJARAN YANG SANGAT MAHAL <br>Catatan : Syamsu Nur
Sketsa-sketsa <div><br></div>SETELAH MEDSOS, MUNCULLAH MURAL <br>Catatan : Syamsu Nur
Sketsa-sketsa<br><br>Selamat Ultah Alwi Hamu, 77 Tahun<br>Catatan: Syamsu Nur
Sketsa-sketsa:<div><br></div>ISOLASI MANDIRI, BAGAIMANA AMANNYA?<br>Catatan: Syamsu Nur
Memorian M. Taufik Fachrudin: ANAK BAND YG BAIK DAN SUKSES, Catatan: SUWARDI THAHIR
Sketsa-sketsa<div><br></div>TERAS EMPANG PARE-PARE, PROFIL SEMANGAT KEMANDIRIAN EKONOMI<br>Catatan: Syamsu Nur

TERPOPULER

  1. Three Gorges, Keajaiban Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Dunia

  2. Keunikan Beruang Kutub di Arktik, Pesona di Atas Es Tipis

  3. Keajaiban Alam yang Memikat di Gua Kristal, Bermuda

  4. Keindahan Abadi Hagia Sophia, Sebuah Permata di Istanbul, Turki

  5. Menakjubkan dan Megahnya Wat Arun di Bangkok, Thailand

  6. Dragon's Breath Flight Line di pulau pribadi Royal Caribbean di Haiti

  7. Shiraz, Masjid Nasir al-Mulk

  8. Suasana Kepanikan Pengunjung Mall Trans Studio Makassar saat Kebakaran

  9. Breaking News: Mall Trans Studio Makassar Terbakar

  10. Keindahan dan Keunikan di Air Terjun Tertinggi di Dunia di Venezuela

RELIGI

Mengenal Kegiatan Ziadah Tahfidz di Ponpes An-Nur Tompobulu

VIDEO Pemkab Solo Luncurkan Program Solo Mengaji

Menag Terbitkan Aturan Pengeras Suara, Ini Respons MUI

Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh Ajak Masyarakat Ramaikan Pengajian

Menag Pastikan Tidak Ada Pemberhentian Umrah

EKONOMI

  1. Tahu-Tempe Langka, Ini Penjelasan Menteri pertanian

  2. Cek Harga Emas dan UBS Hari Ini di Pegadaian, Senin, 14 Februari 2022

  3. Bappenas Heran Tukang Las Rel Kereta Cepat Didatangkan dari China

  4. Penghasil Sawit Terbesar tapi Minyak Goreng Langkah, KPPU Bakal Interogasi Pengusaha Minyak Goreng

  5. Minyak Goreng Langkah, Rizal Ramli Semprot Airlangga Hartarto

  6. Anggota DPR Kaget Anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Jadi Rp 113,9 T

  7. Target KUR BRI Enrekang 429 Milyar Dominan Buat Petani Bawang

  8. IMB Tak Lagi Berlaku, Begini Syarat Mengurus Persetujuan Izin Bangunan Gedung

  9. VIDEO: Didukung 537 Personil, Ini Partisipasi Yodya Karya Wilayah Makassar dalam Membangun Negeri

  10. Produk China Tak Tergantikan, Amerika Pun Tak Berdaya Membendungnya

  11. Ini Daftar Komoditas Ekspor Unggulan Indonesia Sawit hingga Batu Bara

  12. Diprediksi Naik 8 Kali Lipat, Begini Nilai Ekonomi Digital Indonesia di Tahun 2030

NILAI-NILAI BUDAYA SEBAGAI MARWAH PILKADA DAMAI

Oleh : Haeril Al Fajri
(Direktur Macca Indonesia Foundation-MIND)

Opini | 2020-09-08

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Haeril Al Fajri (Direktur Macca Indonesia Foundation-MIND)
JALURINFO,- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia tanggal 9 Desember 2020 mendatang adalah salah satu momentum demokrasi yang akan menjadi sejarah baru kepemimpinan di masing-masing daerah.

Namun, ada hal yang memiriskan setiap pilkada bahkan menjadi jejak buruk. Pilkada sering kali menimbulkan perpecahan dan konflik sosial ditengah masyarakat. Perbedaan pilihan yang tidak disikapi secara dewasa adalah awal terjadinya disharmonisasi dalam kelompok sosial masyarakat.

Disharmonisasi ini semakin dipertajam dengan munculnya kampanye negatif (negatif campaign) dan kampanye hitam (black campaign) yang memanaskan tensi politik pilkada.

Kandidat kepala daerah dan tim pemenangan sebagai formulator kampanye diharapkan mampu mengedukasi pendukungnya untuk tidak melakukan hal-hal yang provokatif dan dapat menimbulkan konflik pilkada.

Pemilihan diksi dalam penyampaian informasi kepada publik harus berhati-hati agar tidak menimbulkan interpretasi negatif bagi masyarakat, karena hal ini adalah salah satu pemicu utama terjadinya gesekan antara pendukung dan dapat berimbas secara luas.

Maka dari itu kita perlu menyatukan persepsi dan landasan berfikir yang universal untuk menjaga pilkada tetap berjalan damai, harmonis dan bermartabat. Sebagai sebuah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Maka salah satu cara untuk menjaga pilkada berjalan damai, harmonis dan bermartabat dengan menjadikan nilai-nilai luhur budaya sebagai sebuah pijakan dalam melakukan aktifitas politik pilkada.

Baca juga: Sketsa-sketsa

MINYAK GORENG, YANG IKUT “MENGGORENG” BERITA.
Catatan :Syamsu Nur

Di Sulawesi Selatan kita sangat familiar dengan budaya Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi yang dapat menjadi marwah pilkada damai, tidak hanya dapat diterapkan di pilkada Sulawesi Selatan bahkan dapat diterapkan secara nasional.

Tiga nilai budaya ini pun telah penulis promosikan pada komunitas perdamaian dunia dalam program Peace & Literacy Campaign berbasis budaya. Bagaimana menjaga perdamaian dunia dengan menerapkan nilai-nilai budaya Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi.

Kirim berita, video & pengaduan terkait layanan publik di sini


Jangan Lewatkan:

TERPOPULER HARI INI

KOLEKSI VIDEO POPULER

PT. JALUR INFO NUSANTARA

Jalur Informasi Independen & Terpercaya

Copyright 2020