Luhut Binsar Pandjaitan: Kalau lockdown, sudah bubar kita sekarang

Tokoh | 2020-07-18

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Presiden Jokowi marah karena ada beberapa menteri yang performanya belum baik. Salah satunya adalah soal koordinasi.
JAKARTA, JALURINFO,- Luhut B. Pandjaitan menggambarkan dirinya sebagai pekerja cermat. Ia tak percaya julukan ‘Lord’ untuknya akan membuat pekerjaannya cepat beres. Atau, lebih tepatnya, ia tak percaya jika satu urusan itu akan selesai tanpa koordinasi semua pihak. “Harus melibatkan semua. Biar tuntas,” ujarnya.

Julukan ‘Lord’, ‘The Real RI 1’ atau ‘Menteri Segala Urusan’ memang menyemat pada sosoknya. Ia dianggap mengurusi semua pos di pemerintahan. Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi ini pernah masuk jajaran topik teratas Twitter dengan tanda pagar:

#LuhutSudahMelampauiBatas.

Syahdan, sulit untuk tidak membicarakan Luhut, karena ia sering jadi berita utama. Belum reda berita tentang Said Didu yang ia tuntut minta maaf, muncul isu Tenaga Kerja Asing (TKA) Cina pada masa pandemi Covid-19 ini—yang juga menyeret namanya.

“Itu yang kurang kerjaan. Saya bilang, pergi saja ke sana. Lihat langsung. Bener enggak,” tutur Luhut menjawab soal TKA Cina itu saat wawancara dengan Heru Triyono dan fotografer Andreas Yemmy di kantornya, Gedung BPPT 1 Lantai 3, Jakarta Pusat, Rabu siang (15/7/2020).

Dus, duduk dengan kaki menyilang, ia bicara banyak tentang investasi pada masa pandemi hingga ekspor benih lobster—tanpa menyadari tangannya bergerak otomatis menutup bibir sesekali dan menguap.

“Bapak baru dari Istana dan tidak berhenti rapat tiap hari. Lagi capek,” bisik salah satu stafnya. Berikut tanya jawab kami:

Masuk masa transisi PSBB, apakah hal itu berdampak berarti terhadap investasi ke Indonesia?


Dampaknya bagus ya. Kita sih optimis banget. Yang kita takut itu jika ada second wave (gelombang kedua pandemi). Semoga enggak ada. Kalau ada second wave, aduh. Dampaknya enggak bagus. Kasihan rakyat.

Second wave ini bakal membuat ekonomi kita lebih tertekan lagi?
 Tergantung. Kalau semua disiplin, mestinya enggak ada gelombang kedua. Saya sih takut soal disiplin rakyat kita. Kadang-kadang ceroboh, suka mengentengkan. Jangan lah begitu.

Makanya saya bilang, masyarakat yang disiplin itu ajak lah yang kurang disiplin. Supaya disiplin juga.

Baca juga: Syekh Yusuf Menjadi Role Model bagi Nelson Mandela Melawan Apartheid

Di tengah pandemi, investor asing mana yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia?


Banyak. Dari Abu Dhabi sedang berjalan. Lalu Singapura, Amerika, Cina dan Jepang juga jalan. Saya ini baru saja bicara dengan pihak METI Jepang (Ministry of Economy, Trade and Industry (METI). Basically mereka itu lirik Indonesia karena kita ini tempat investasi yang bagus. Apalagi, oleh World Bank, kita sudah digolongkan jadi negara dengan status Upper Middle Income Country—dari Lower Middle Income Country.

Status ini meningkatkan investasi? 
Ya tentu. Tapi pertanyaannya, seberapa jauh kita bisa manfaatkan status ini. Ndak gampang lho menaikan Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia menjadi US$ 4.050 dari US$ 3.840. Ndak gampang.

Indonesia bisa mengejar status High Income Country? 
Itu yang harus jadi target kita. Lihat nanti, apakah kita bisa capai itu beberapa tahun ke depan. Tapi, kalau kita ndak kompak, rakyatnya ndak kompak, suka baca berita-berita yang enggak benar, yang rugi kita semua kan.

Maksudnya? 
Begini. Menurut saya, pemimpin-pemimpin dan para intelektual, harus bisa jaga diri. Jaga komentar yang tidak berdasarkan data. Pemerintah itu gak mungkin mau menyengsarakan rakyatnya sendiri. Bodoh kalau pemerintah melakukan itu. Enggak mungkin. Kecuali (pembodohan) itu datang dari pihak-pihak yang belum pernah di pemerintahan dan ngarang-ngarang. Saya enggak tahu deh.

Kira-kira kapan recovery ekonomi Indonesia akan bisa berjalan? Berkaca dari Singapura, mereka malah resesi… 
Singapura technically sudah masuk resesi ya. Nah, kita jangan sampai ke situ. Padahal mereka ini menyalurkan stimulus sekitar Rp1000 triliun untuk kurangi dampak pandemi Covid­-19. Tapi tetap saja resesi. Nah kita ini baru Rp500 triliun. Coba bayangkan. Size kita ini jauh lebih besar. Tapi mereka masih kena resesi juga. Jadi, kita itu harus betul-betul kompak untuk menjaga negara ini. Harus sama-sama menjaga dalam situasi seperti sekarang. Tidak boleh kita remehkan. Walaupun posisi (ekonomi) kita cukup baik, tapi kan bisa berubah tiap saat.

Apa indikatornya perekonomian Indonesia itu cukup baik? 
Lihat saja, inflasi kita terjaga. Engine of growth kita juga berjalan. Kemudian stimulus untuk mengurangi dampak Covid-19, sudah mulai jalan.

Investasi yang masuk? 
Ya investasi asing tadi juga sudah mulai masuk. Kalau ini jalan semua, lalu ditambah speed-nya, maka kita masih bisa plus. Dengan catatan tidak ada gelombang kedua pandemi pada tahun ini. Sebenarnya apa yang membuat investor asing tertarik dengan Indonesia?
Indonesia itu dianggap negara penuh harapan. Apalagi kalau RUU Omnibus Law nanti selesai. Itu mempermudah kita melakukan harmonisasi antar kementerian dan lembaga. Karena selama ini handicap-nya banyak. Dulu, peraturan di kementerian A dibuat dengan tidak koordinasi dengan kementerian B, sehingga terjadi tutup menutup. Akibatnya investor agak susah masuk. Sebab itu Ease of Doing Business (Indeks Kemudahan Berbisnis Bank Dunia) di Indonesia ratingnya jelek. Makanya akan dibuat harmonis dengan adanya Omnibus Law. Tapi kan masih belum harmonis dengan buruh…
Ini untuk semua kok. Termasuk perburuhan. Biar buruh lebih menikmati ke depannya. Jangan salah lho ya. Orang selalu menafsirkan kalau Omnibus Law merugikan buruh. Ya ndak mungkin. Kita bikin peraturan kan untuk buruh juga. Nah, kalau semuanya bagus, maka Ease of Doing Business-nya akan baik. Sekarang kan Indonesia berada di nomor 70 ya (peringkat indeks kemudahan berbisnis). Jika aturannya jadi, saya kira kita bisa nomor 50 atau mungkin lebih baik dari itu.

Kapan Omnibus Law selesai? 
Kita berharap pada parlemen yang mudah-mudahan mengesahkannya pada bulan Agustus.

Apakah status Upper Middle Income Country adalah beban?

Apalagi akan ada perubahan perlakuan lembaga internasional kepada kita, yang misalnya dianggap mampu bayar bunga dengan rate lebih mahal…
 Kenapa beban?

Memang sudah seharusnya begitu kan. Mereka (Bank Dunia) punya parameter. Saya kira bagus dan justru memacu kita untuk lebih maju. Itu adalah pengakuan untuk negara ini. Tapi capaian itu kan belum melihat perlambatan ekonomi akibat Covid-19 pada 2020, hanya memperhitungkan indikator ekonomi sampai 2019.

Akan terkoreksi lagi? 
Yang jelas kita jauh dari resesi kalau melihat indikator-indikator kita sekarang. Tapi kalau kita tidak hati-hati, bisa saja kena. Singapura saja kena. Ada pengaruh resesi

Singapura ke Indonesia? 
Ya jangan dianggap enteng saja. Mereka itu sudah mengeluarkan Rp1000 triliun lho. Orang bilang kita harus lockdown-lockdown. Untungnya enggak. Kalau melakukan lockdown, bisa bubar kita sekarang. Sebab itu kita bikin lockdown gaya Indonesia, yaitu PSBB. Dan PSBB itu dipuji sama IMF dan Bank Dunia. Langkah kebijakan kita dianggap bagus.

Bukan karena pemerintah enggak punya uang untuk menerapkan karantina? 
Ini bukan hanya soal duit dan ndak. Tapi soal efektifnya. Itu yang jadi pertanyaan. Kan enggak efektif juga lockdown. Kalau enggak efektif buat apa.

"Presiden melihat ada beberapa menteri yang belum baik."

Luhut Binsar Pandjaitan Apakah harus ada perubahan struktur ekonomi untuk menyertai kenaikan status Indonesia ini? 
Sebenarnya, kita disiplin saja dulu. Asal 80-90 persen disiplin, kita bisa lewati pandemi ini. Kalau ekonomi kan tetap jalan seperti yang saya jelaskan tadi.




BERITA TERKAIT

Hubungan dengan Pemerintah Makin Buruk, Nama Jack Ma Dicoret dari Daftar Pengusaha China
Akhiri Konflik Afghanistan-Taliban, JK Bersedia Jadi Mediator Perundingan
Profil 3 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia
Ini 4 Bos Teknologi Super Tajir di Dunia

Tokoh

Ini 4 Bos Teknologi Super Tajir di Dunia

dibaca 851045 kali
Jakob Oetama, Tokoh Pers Terkemuka sekaligus Wartawan Kawakan Meninggal Dunia
Menilik Kehidupan Singkat Sang Calon Walikota asal MU, Dr. Syamsu Rizal
Membedah Pikiran Dr HM Amir Uskara, M.Kes.  Tentang Membangun Desa,Pengelolaan Dana Desa di Sulawesi Selatan, Solusi dan  Pemecahannya
ARB Birokrat Inovatif, Berbisnis Sejak Mahasiswa
Kunci Melawan Corona, JK: Kecepatan  Bertindak dan Test Massal
Ikuti Imbauan Presiden RI, Danny Pomanto Salat Id Bersama Keluarga di Rumah

TERPOPULER

  1. Dragon's Breath Flight Line di pulau pribadi Royal Caribbean di Haiti

  2. Keindahan dan Keunikan di Air Terjun Tertinggi di Dunia di Venezuela

  3. Desa Wangxian: Tersembunyi di Pegunungan Cina, Keajaiban Budaya yang Terjaga

  4. Maladewa: Kepulauan Tropis yang Menakjubkan Tetap Menghadapi Ancaman Perubahan Iklim

  5. Half Dome di Taman Nasional Yosemite, Destinasi Hiking yang Memukau dengan Tantangan dan Keindahannya

  6. Begini Nasib Tentara Ukraina yang Tertangkap di Bakhmut

  7. Bermaksud Lakukan Serangan Balik, Rombongan Pasukan Ukraina Dipreteli Artileri Pasukan Rusia

  8. Jelajahi Keimdahan Alam Dunia di Sini

  9. Pegunungan Altai Mongolia, Keindahan Alam yang Menawan di Mongolia

  10. Menakjubkan dan Luar Biasa: Keindahan Istana Augustusburg di Brühl, Jerman

RELIGI

Mengenal Kegiatan Ziadah Tahfidz di Ponpes An-Nur Tompobulu

VIDEO Pemkab Solo Luncurkan Program Solo Mengaji

Menag Terbitkan Aturan Pengeras Suara, Ini Respons MUI

Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh Ajak Masyarakat Ramaikan Pengajian

Menag Pastikan Tidak Ada Pemberhentian Umrah

EKONOMI

  1. Tahu-Tempe Langka, Ini Penjelasan Menteri pertanian

  2. Cek Harga Emas dan UBS Hari Ini di Pegadaian, Senin, 14 Februari 2022

  3. Bappenas Heran Tukang Las Rel Kereta Cepat Didatangkan dari China

  4. Penghasil Sawit Terbesar tapi Minyak Goreng Langkah, KPPU Bakal Interogasi Pengusaha Minyak Goreng

  5. Minyak Goreng Langkah, Rizal Ramli Semprot Airlangga Hartarto

  6. Anggota DPR Kaget Anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Jadi Rp 113,9 T

  7. Target KUR BRI Enrekang 429 Milyar Dominan Buat Petani Bawang

  8. IMB Tak Lagi Berlaku, Begini Syarat Mengurus Persetujuan Izin Bangunan Gedung

  9. VIDEO: Didukung 537 Personil, Ini Partisipasi Yodya Karya Wilayah Makassar dalam Membangun Negeri

  10. Produk China Tak Tergantikan, Amerika Pun Tak Berdaya Membendungnya

  11. Ini Daftar Komoditas Ekspor Unggulan Indonesia Sawit hingga Batu Bara

  12. Diprediksi Naik 8 Kali Lipat, Begini Nilai Ekonomi Digital Indonesia di Tahun 2030

Luhut Binsar Pandjaitan: Kalau lockdown, sudah bubar kita sekarang

Tokoh | 2020-07-18

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Presiden Jokowi marah karena ada beberapa menteri yang performanya belum baik. Salah satunya adalah soal koordinasi.
JAKARTA, JALURINFO,- Luhut B. Pandjaitan menggambarkan dirinya sebagai pekerja cermat. Ia tak percaya julukan ‘Lord’ untuknya akan membuat pekerjaannya cepat beres. Atau, lebih tepatnya, ia tak percaya jika satu urusan itu akan selesai tanpa koordinasi semua pihak. “Harus melibatkan semua. Biar tuntas,” ujarnya.

Julukan ‘Lord’, ‘The Real RI 1’ atau ‘Menteri Segala Urusan’ memang menyemat pada sosoknya. Ia dianggap mengurusi semua pos di pemerintahan. Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi ini pernah masuk jajaran topik teratas Twitter dengan tanda pagar:

#LuhutSudahMelampauiBatas.

Syahdan, sulit untuk tidak membicarakan Luhut, karena ia sering jadi berita utama. Belum reda berita tentang Said Didu yang ia tuntut minta maaf, muncul isu Tenaga Kerja Asing (TKA) Cina pada masa pandemi Covid-19 ini—yang juga menyeret namanya.

“Itu yang kurang kerjaan. Saya bilang, pergi saja ke sana. Lihat langsung. Bener enggak,” tutur Luhut menjawab soal TKA Cina itu saat wawancara dengan Heru Triyono dan fotografer Andreas Yemmy di kantornya, Gedung BPPT 1 Lantai 3, Jakarta Pusat, Rabu siang (15/7/2020).

Dus, duduk dengan kaki menyilang, ia bicara banyak tentang investasi pada masa pandemi hingga ekspor benih lobster—tanpa menyadari tangannya bergerak otomatis menutup bibir sesekali dan menguap.

“Bapak baru dari Istana dan tidak berhenti rapat tiap hari. Lagi capek,” bisik salah satu stafnya. Berikut tanya jawab kami:

Masuk masa transisi PSBB, apakah hal itu berdampak berarti terhadap investasi ke Indonesia?


Dampaknya bagus ya. Kita sih optimis banget. Yang kita takut itu jika ada second wave (gelombang kedua pandemi). Semoga enggak ada. Kalau ada second wave, aduh. Dampaknya enggak bagus. Kasihan rakyat.

Second wave ini bakal membuat ekonomi kita lebih tertekan lagi?
 Tergantung. Kalau semua disiplin, mestinya enggak ada gelombang kedua. Saya sih takut soal disiplin rakyat kita. Kadang-kadang ceroboh, suka mengentengkan. Jangan lah begitu.

Makanya saya bilang, masyarakat yang disiplin itu ajak lah yang kurang disiplin. Supaya disiplin juga.

Baca juga: Syekh Yusuf Menjadi Role Model bagi Nelson Mandela Melawan Apartheid

Di tengah pandemi, investor asing mana yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia?


Banyak. Dari Abu Dhabi sedang berjalan. Lalu Singapura, Amerika, Cina dan Jepang juga jalan. Saya ini baru saja bicara dengan pihak METI Jepang (Ministry of Economy, Trade and Industry (METI). Basically mereka itu lirik Indonesia karena kita ini tempat investasi yang bagus. Apalagi, oleh World Bank, kita sudah digolongkan jadi negara dengan status Upper Middle Income Country—dari Lower Middle Income Country.

Status ini meningkatkan investasi? 
Ya tentu. Tapi pertanyaannya, seberapa jauh kita bisa manfaatkan status ini. Ndak gampang lho menaikan Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia menjadi US$ 4.050 dari US$ 3.840. Ndak gampang.

Indonesia bisa mengejar status High Income Country? 
Itu yang harus jadi target kita. Lihat nanti, apakah kita bisa capai itu beberapa tahun ke depan. Tapi, kalau kita ndak kompak, rakyatnya ndak kompak, suka baca berita-berita yang enggak benar, yang rugi kita semua kan.

Maksudnya? 
Begini. Menurut saya, pemimpin-pemimpin dan para intelektual, harus bisa jaga diri. Jaga komentar yang tidak berdasarkan data. Pemerintah itu gak mungkin mau menyengsarakan rakyatnya sendiri. Bodoh kalau pemerintah melakukan itu. Enggak mungkin. Kecuali (pembodohan) itu datang dari pihak-pihak yang belum pernah di pemerintahan dan ngarang-ngarang. Saya enggak tahu deh.

Kira-kira kapan recovery ekonomi Indonesia akan bisa berjalan? Berkaca dari Singapura, mereka malah resesi… 
Singapura technically sudah masuk resesi ya. Nah, kita jangan sampai ke situ. Padahal mereka ini menyalurkan stimulus sekitar Rp1000 triliun untuk kurangi dampak pandemi Covid­-19. Tapi tetap saja resesi. Nah kita ini baru Rp500 triliun. Coba bayangkan. Size kita ini jauh lebih besar. Tapi mereka masih kena resesi juga. Jadi, kita itu harus betul-betul kompak untuk menjaga negara ini. Harus sama-sama menjaga dalam situasi seperti sekarang. Tidak boleh kita remehkan. Walaupun posisi (ekonomi) kita cukup baik, tapi kan bisa berubah tiap saat.

Apa indikatornya perekonomian Indonesia itu cukup baik? 
Lihat saja, inflasi kita terjaga. Engine of growth kita juga berjalan. Kemudian stimulus untuk mengurangi dampak Covid-19, sudah mulai jalan.

Investasi yang masuk? 
Ya investasi asing tadi juga sudah mulai masuk. Kalau ini jalan semua, lalu ditambah speed-nya, maka kita masih bisa plus. Dengan catatan tidak ada gelombang kedua pandemi pada tahun ini. Sebenarnya apa yang membuat investor asing tertarik dengan Indonesia?
Indonesia itu dianggap negara penuh harapan. Apalagi kalau RUU Omnibus Law nanti selesai. Itu mempermudah kita melakukan harmonisasi antar kementerian dan lembaga. Karena selama ini handicap-nya banyak. Dulu, peraturan di kementerian A dibuat dengan tidak koordinasi dengan kementerian B, sehingga terjadi tutup menutup. Akibatnya investor agak susah masuk. Sebab itu Ease of Doing Business (Indeks Kemudahan Berbisnis Bank Dunia) di Indonesia ratingnya jelek. Makanya akan dibuat harmonis dengan adanya Omnibus Law. Tapi kan masih belum harmonis dengan buruh…
Ini untuk semua kok. Termasuk perburuhan. Biar buruh lebih menikmati ke depannya. Jangan salah lho ya. Orang selalu menafsirkan kalau Omnibus Law merugikan buruh. Ya ndak mungkin. Kita bikin peraturan kan untuk buruh juga. Nah, kalau semuanya bagus, maka Ease of Doing Business-nya akan baik. Sekarang kan Indonesia berada di nomor 70 ya (peringkat indeks kemudahan berbisnis). Jika aturannya jadi, saya kira kita bisa nomor 50 atau mungkin lebih baik dari itu.

Kapan Omnibus Law selesai? 
Kita berharap pada parlemen yang mudah-mudahan mengesahkannya pada bulan Agustus.

Apakah status Upper Middle Income Country adalah beban?

Apalagi akan ada perubahan perlakuan lembaga internasional kepada kita, yang misalnya dianggap mampu bayar bunga dengan rate lebih mahal…
 Kenapa beban?

Memang sudah seharusnya begitu kan. Mereka (Bank Dunia) punya parameter. Saya kira bagus dan justru memacu kita untuk lebih maju. Itu adalah pengakuan untuk negara ini. Tapi capaian itu kan belum melihat perlambatan ekonomi akibat Covid-19 pada 2020, hanya memperhitungkan indikator ekonomi sampai 2019.

Akan terkoreksi lagi? 
Yang jelas kita jauh dari resesi kalau melihat indikator-indikator kita sekarang. Tapi kalau kita tidak hati-hati, bisa saja kena. Singapura saja kena. Ada pengaruh resesi

Singapura ke Indonesia? 
Ya jangan dianggap enteng saja. Mereka itu sudah mengeluarkan Rp1000 triliun lho. Orang bilang kita harus lockdown-lockdown. Untungnya enggak. Kalau melakukan lockdown, bisa bubar kita sekarang. Sebab itu kita bikin lockdown gaya Indonesia, yaitu PSBB. Dan PSBB itu dipuji sama IMF dan Bank Dunia. Langkah kebijakan kita dianggap bagus.

Bukan karena pemerintah enggak punya uang untuk menerapkan karantina? 
Ini bukan hanya soal duit dan ndak. Tapi soal efektifnya. Itu yang jadi pertanyaan. Kan enggak efektif juga lockdown. Kalau enggak efektif buat apa.

"Presiden melihat ada beberapa menteri yang belum baik."

Luhut Binsar Pandjaitan Apakah harus ada perubahan struktur ekonomi untuk menyertai kenaikan status Indonesia ini? 
Sebenarnya, kita disiplin saja dulu. Asal 80-90 persen disiplin, kita bisa lewati pandemi ini. Kalau ekonomi kan tetap jalan seperti yang saya jelaskan tadi.

Kirim berita, video & pengaduan terkait layanan publik di sini


Jangan Lewatkan:

TERPOPULER HARI INI

KOLEKSI VIDEO POPULER

PT. JALUR INFO NUSANTARA

Jalur Informasi Independen & Terpercaya

Copyright 2020