Israel Tak Terkalahkan Hanya Mitos, Hizbullah Membuktikannya

Internasional | 2021-05-16

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Tank canggih Merkava Israel kala menyerang Hizbullah di Beirut. Ternyata meski didukung peralatan canggih Israel hanya mendapatkan hasil yang memalukan. Tentara Israel yang dimitoskan tak terkalahkan ternyata memilih mundur dari Lebanon. Hizbullah mulai saat itu berjaya dan mendapat hati dari rakyat Palestina. Mereka tak hirau lagi perbedaan mahzab Syiah dan Sunni.
Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika

JALURINFO.COM - Benarkah Israel tak terkalahkan? Pertanyaan ini menarik. Pada saat ini kenyataannya memang Israel negara terkuat di Timur Tengah yang punya kekuatan militer. Dengan dukungan Amerika Serikat dan negara barat, Israel menjadi negara berkekuatan raksasa meski sejatinya wilayahnya cukup mungil saja.

Israel punya persenjataan canggih. Punya tak dan roket terbaru. Punya roket dan pesawat terbang buatan AS yang tak dijual di negara manapun alias pesawat tempur edisi terbatas. Selain itu tentu punya dana yang besar dan punya pasukan terlatih.

Sekali lagi, ini yang membuat aksioma bila Israel tak terkalahkan. Dan untuk soal ini ada tulisan menarik dari jurnalis New York Times. Penulis itu adalah John Kifner. Dia menulis artkel pada 30 Juli 2006. Judulnya: Israel Is Powerful, Yes. But Not So Invincible (Israel Itu Kuat, Ya. Tapi Tidak Begitu Tak Terkalahkan).

Tulisan yang berlatar belakang kegagalan Israel menekuk Hizbullah yang Syiah di Lebanon menjadi tinjuannya. Dan semua pasti tahu bila kekuatan bersenjata yang menguasai Hamas di Jalur Gaza pada hari-hari ini juga adalah bermahzab sama, yakni Syiah. Israel tahu persenjataan mereka kuat karena didukung Iran.

Jadi pertempuran yang kini terjadi di jalur Gaza tak berbeda dengan situasi kala Israel menggemour Hizboellah di Lebanon pada pertengahan dekade 2000-an. Di sini kemungkinan besar Israel hanya berani melakukan pengeboman dari udara tanpa berani merangsek masuk ke Gaza melalui serangan darat. Gaza hanya dibukin porak poranda dengan tujuan meruntuhkan dukungan warga kepada Hamas.

Tulisan soal kisah ketidakberdayaan Israel di Lebanon oleh John Kifnerselengkapnya begini:

Baca juga: Rudal Termonuklir Rusia Mengamuk, 50 Jendral Ukraina Jadi Korban

No Exit?

Saat pertumpahan darah di Lebanon telah melewati minggu kedua - dengan sedikitnya 400 orang Lebanon tewas dan banyak lagi yang diperkirakan terkubur dalam puing-puing; sekitar 800.000 pengungsi, hampir seperempat populasi, melarikan diri; dan infrastruktur negara yang rapuh itu hancur - tidak ada jalan keluar yang mudah baik bagi Israel maupun Hizbullah.

Para pejuang kala itu terkunci dalam apa yang masing-masing dilihat sebagai perjuangan eksistensial yang mematikan. Pemenang yang sangat jelas, setidaknya untuk saat ini, adalah Hizbullah dan pemimpinnya, Sheik Hassan Nasrallah. (Kecuali, tentu saja, Israel berhasil dalam upayanya untuk membunuhnya.)

Sebagai satu-satunya pemimpin Arab yang terlihat telah mengalahkan Israel - berdasarkan penarikan mereka pada tahun 2000 dari pendudukan 18 tahun - dia sudah menikmati rasa hormat yang luas.

Sekarang, dengan Hizbullah berdiri teguh dan menimbulkan korban jiwa, dia telah menjadi pahlawan rakyat di seluruh dunia Muslim. Dia tampaknya menyatukan Sunni dan Syiah.

Adanya kebuntuan itu tentu saja mengejutkan Israel, yang serangannya terjadi sebagai tanggapan atas serangan lintas batas Hizbullah yang mengakibatkan kematian delapan tentara Israel dan penangkapan dua lainnya.

Inti dari rasa bertahan hidup bangsa yang diperangi adalah gagasan tentang tak terkalahkan. Kecerdasannya tahu segalanya, mitologi berjalan, dan tidak ada tentara yang berani melawannya.

***

Sebenarnya, Israel, sebagian, beruntung dalam musuh-musuhnya, sebagian besar rezim Arab dengan pasukan yang cocok terutama untuk menjaga agar rakyat mereka tetap terkendali. Apa yang dengan jelas dipahami dua minggu lalu sebagai pertempuran cepat menggunakan kekuatan udara dan serangan terhadap target tertentu dengan serangan komando untuk menurunkan sumber daya Hizbullah, terutama simpanan ribuan roketnya, telah berubah menjadi krisis.

"Israel masih jauh dari kemenangan yang menentukan dan tujuan utamanya belum tercapai," tulis analis militer yang paling dihormati di negara itu, Zeev Schiff, di harian Haaretz.

"Serangan ini malah hanya membuka lembar lanjut dari cerita utama Hizbullah, kata Sheik Nasrallah. Dia pun menyatakan, "Kami hanya perlu bertahan untuk mencapai menang."

Tampaknya semakin mungkin pada akhir pekan sebelumnya usai serangan itu. Faktanya, kini terjalin kesolidan yang kuat di antara komunitas Syiah yang jumlahnya mencapai 40 persen dari populasi Lebanon. Situasi ini mustahil untuk dihilangkan.

Dan masalah masih ada lagi. Yaln, meskipun Israel mengumumkan dalam beberapa hari terakhir, bahwa mereka telah menghancurkan 50 persen amunisi Hizbullah, gerilyawan terus menghujani lebih dari seratus roket sehari di Israel.

Dan pada hari Rabu, di Bint Jbail, sebuah kota yang menurut Israel mereka kuasai, penyergapan Hizbullah telah dilakukan dengan baik. Mereka menembaki pasukan infanteri dari Brigade Golani elit selama berjam-jam.

Malahan, kadang-kadang tembakan yang ditujukan kepada pasukan elit Israel ini begitu berat sehingga tentara brigade tidak bisa membalasnya.

Kala itu hasilnya, ada delapan orang Israel tewas. Tank Merkava yang sangat canggih direduksi menjadi ambulans dan beberapa dihancurkan.

****




BERITA TERKAIT

Gempa Berkekuatan 5.6 Kembali Guncang Turki

Internasional

Gempa Berkekuatan 5.6 Kembali Guncang Turki

dibaca 8420 kali
Pernyataan Sekertaris Putin Soal Terkait Progres Operasi Militer Khusus di Ukraina
Penampakan Puluhan Mayat Militer Ukraina yang Dikumpulkan Militer Swasta Rusia PMC Wagner
Mata Air Muncul di Mekah dengan Air dan Api Keluar secara Bersamaan
Kekalahan Paling Memalukan AS di Perang Vietnam

Internasional

Kekalahan Paling Memalukan AS di Perang Vietnam

dibaca 18229 kali
Parade Naga Emas, Perayaan Imlek di Sungai Yulong

Internasional

Parade Naga Emas, Perayaan Imlek di Sungai Yulong

dibaca 18921 kali
VIDEO Penampakan Laut Kaspia yang Membeku di Musim Dingin
Mobil Ini Tabrak Kerumunan Orang di Guangzhou China

Internasional

Mobil Ini Tabrak Kerumunan Orang di Guangzhou China

dibaca 17880 kali
Detik-detik Drone Rusia Hancurkan Markas Militer Ukraina
VIDEO Bakhmut Jadi Kota Mati, Dibombardir Militer Rusia

TERPOPULER

  1. Dragon's Breath Flight Line di pulau pribadi Royal Caribbean di Haiti

  2. Keindahan dan Keunikan di Air Terjun Tertinggi di Dunia di Venezuela

  3. Desa Wangxian: Tersembunyi di Pegunungan Cina, Keajaiban Budaya yang Terjaga

  4. Maladewa: Kepulauan Tropis yang Menakjubkan Tetap Menghadapi Ancaman Perubahan Iklim

  5. Half Dome di Taman Nasional Yosemite, Destinasi Hiking yang Memukau dengan Tantangan dan Keindahannya

  6. Begini Nasib Tentara Ukraina yang Tertangkap di Bakhmut

  7. Bermaksud Lakukan Serangan Balik, Rombongan Pasukan Ukraina Dipreteli Artileri Pasukan Rusia

  8. Jelajahi Keimdahan Alam Dunia di Sini

  9. Pegunungan Altai Mongolia, Keindahan Alam yang Menawan di Mongolia

  10. Menakjubkan dan Luar Biasa: Keindahan Istana Augustusburg di Brühl, Jerman

RELIGI

Mengenal Kegiatan Ziadah Tahfidz di Ponpes An-Nur Tompobulu

VIDEO Pemkab Solo Luncurkan Program Solo Mengaji

Menag Terbitkan Aturan Pengeras Suara, Ini Respons MUI

Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh Ajak Masyarakat Ramaikan Pengajian

Menag Pastikan Tidak Ada Pemberhentian Umrah

EKONOMI

  1. Tahu-Tempe Langka, Ini Penjelasan Menteri pertanian

  2. Cek Harga Emas dan UBS Hari Ini di Pegadaian, Senin, 14 Februari 2022

  3. Bappenas Heran Tukang Las Rel Kereta Cepat Didatangkan dari China

  4. Penghasil Sawit Terbesar tapi Minyak Goreng Langkah, KPPU Bakal Interogasi Pengusaha Minyak Goreng

  5. Minyak Goreng Langkah, Rizal Ramli Semprot Airlangga Hartarto

  6. Anggota DPR Kaget Anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Jadi Rp 113,9 T

  7. Target KUR BRI Enrekang 429 Milyar Dominan Buat Petani Bawang

  8. IMB Tak Lagi Berlaku, Begini Syarat Mengurus Persetujuan Izin Bangunan Gedung

  9. VIDEO: Didukung 537 Personil, Ini Partisipasi Yodya Karya Wilayah Makassar dalam Membangun Negeri

  10. Produk China Tak Tergantikan, Amerika Pun Tak Berdaya Membendungnya

  11. Ini Daftar Komoditas Ekspor Unggulan Indonesia Sawit hingga Batu Bara

  12. Diprediksi Naik 8 Kali Lipat, Begini Nilai Ekonomi Digital Indonesia di Tahun 2030

Israel Tak Terkalahkan Hanya Mitos, Hizbullah Membuktikannya

Internasional | 2021-05-16

© Disediakan oleh Jalurinfo.com Tank canggih Merkava Israel kala menyerang Hizbullah di Beirut. Ternyata meski didukung peralatan canggih Israel hanya mendapatkan hasil yang memalukan. Tentara Israel yang dimitoskan tak terkalahkan ternyata memilih mundur dari Lebanon. Hizbullah mulai saat itu berjaya dan mendapat hati dari rakyat Palestina. Mereka tak hirau lagi perbedaan mahzab Syiah dan Sunni.
Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika

JALURINFO.COM - Benarkah Israel tak terkalahkan? Pertanyaan ini menarik. Pada saat ini kenyataannya memang Israel negara terkuat di Timur Tengah yang punya kekuatan militer. Dengan dukungan Amerika Serikat dan negara barat, Israel menjadi negara berkekuatan raksasa meski sejatinya wilayahnya cukup mungil saja.

Israel punya persenjataan canggih. Punya tak dan roket terbaru. Punya roket dan pesawat terbang buatan AS yang tak dijual di negara manapun alias pesawat tempur edisi terbatas. Selain itu tentu punya dana yang besar dan punya pasukan terlatih.

Sekali lagi, ini yang membuat aksioma bila Israel tak terkalahkan. Dan untuk soal ini ada tulisan menarik dari jurnalis New York Times. Penulis itu adalah John Kifner. Dia menulis artkel pada 30 Juli 2006. Judulnya: Israel Is Powerful, Yes. But Not So Invincible (Israel Itu Kuat, Ya. Tapi Tidak Begitu Tak Terkalahkan).

Tulisan yang berlatar belakang kegagalan Israel menekuk Hizbullah yang Syiah di Lebanon menjadi tinjuannya. Dan semua pasti tahu bila kekuatan bersenjata yang menguasai Hamas di Jalur Gaza pada hari-hari ini juga adalah bermahzab sama, yakni Syiah. Israel tahu persenjataan mereka kuat karena didukung Iran.

Jadi pertempuran yang kini terjadi di jalur Gaza tak berbeda dengan situasi kala Israel menggemour Hizboellah di Lebanon pada pertengahan dekade 2000-an. Di sini kemungkinan besar Israel hanya berani melakukan pengeboman dari udara tanpa berani merangsek masuk ke Gaza melalui serangan darat. Gaza hanya dibukin porak poranda dengan tujuan meruntuhkan dukungan warga kepada Hamas.

Tulisan soal kisah ketidakberdayaan Israel di Lebanon oleh John Kifnerselengkapnya begini:

Baca juga: Rudal Termonuklir Rusia Mengamuk, 50 Jendral Ukraina Jadi Korban

No Exit?

Saat pertumpahan darah di Lebanon telah melewati minggu kedua - dengan sedikitnya 400 orang Lebanon tewas dan banyak lagi yang diperkirakan terkubur dalam puing-puing; sekitar 800.000 pengungsi, hampir seperempat populasi, melarikan diri; dan infrastruktur negara yang rapuh itu hancur - tidak ada jalan keluar yang mudah baik bagi Israel maupun Hizbullah.

Para pejuang kala itu terkunci dalam apa yang masing-masing dilihat sebagai perjuangan eksistensial yang mematikan. Pemenang yang sangat jelas, setidaknya untuk saat ini, adalah Hizbullah dan pemimpinnya, Sheik Hassan Nasrallah. (Kecuali, tentu saja, Israel berhasil dalam upayanya untuk membunuhnya.)

Sebagai satu-satunya pemimpin Arab yang terlihat telah mengalahkan Israel - berdasarkan penarikan mereka pada tahun 2000 dari pendudukan 18 tahun - dia sudah menikmati rasa hormat yang luas.

Sekarang, dengan Hizbullah berdiri teguh dan menimbulkan korban jiwa, dia telah menjadi pahlawan rakyat di seluruh dunia Muslim. Dia tampaknya menyatukan Sunni dan Syiah.

Adanya kebuntuan itu tentu saja mengejutkan Israel, yang serangannya terjadi sebagai tanggapan atas serangan lintas batas Hizbullah yang mengakibatkan kematian delapan tentara Israel dan penangkapan dua lainnya.

Inti dari rasa bertahan hidup bangsa yang diperangi adalah gagasan tentang tak terkalahkan. Kecerdasannya tahu segalanya, mitologi berjalan, dan tidak ada tentara yang berani melawannya.

***

Sebenarnya, Israel, sebagian, beruntung dalam musuh-musuhnya, sebagian besar rezim Arab dengan pasukan yang cocok terutama untuk menjaga agar rakyat mereka tetap terkendali. Apa yang dengan jelas dipahami dua minggu lalu sebagai pertempuran cepat menggunakan kekuatan udara dan serangan terhadap target tertentu dengan serangan komando untuk menurunkan sumber daya Hizbullah, terutama simpanan ribuan roketnya, telah berubah menjadi krisis.

"Israel masih jauh dari kemenangan yang menentukan dan tujuan utamanya belum tercapai," tulis analis militer yang paling dihormati di negara itu, Zeev Schiff, di harian Haaretz.

"Serangan ini malah hanya membuka lembar lanjut dari cerita utama Hizbullah, kata Sheik Nasrallah. Dia pun menyatakan, "Kami hanya perlu bertahan untuk mencapai menang."

Tampaknya semakin mungkin pada akhir pekan sebelumnya usai serangan itu. Faktanya, kini terjalin kesolidan yang kuat di antara komunitas Syiah yang jumlahnya mencapai 40 persen dari populasi Lebanon. Situasi ini mustahil untuk dihilangkan.

Dan masalah masih ada lagi. Yaln, meskipun Israel mengumumkan dalam beberapa hari terakhir, bahwa mereka telah menghancurkan 50 persen amunisi Hizbullah, gerilyawan terus menghujani lebih dari seratus roket sehari di Israel.

Dan pada hari Rabu, di Bint Jbail, sebuah kota yang menurut Israel mereka kuasai, penyergapan Hizbullah telah dilakukan dengan baik. Mereka menembaki pasukan infanteri dari Brigade Golani elit selama berjam-jam.

Malahan, kadang-kadang tembakan yang ditujukan kepada pasukan elit Israel ini begitu berat sehingga tentara brigade tidak bisa membalasnya.

Kala itu hasilnya, ada delapan orang Israel tewas. Tank Merkava yang sangat canggih direduksi menjadi ambulans dan beberapa dihancurkan.

****

Kirim berita, video & pengaduan terkait layanan publik di sini


Jangan Lewatkan:

TERPOPULER HARI INI

KOLEKSI VIDEO POPULER

PT. JALUR INFO NUSANTARA

Jalur Informasi Independen & Terpercaya

Copyright 2020