
Surya Paloh Ungkap NasDem Siapkan 3 Kandidat Capres 2024
SK untuk Demokrat Sulsel Segera Terbit, Siapa Jadi Ketua, IAS atau Ulla?
Optimis Pimpin Demokrat Sulsel, IAS Siap Bertarung di Pilgub
Bertemu Pendukungnya di Makassar, Anies: Jangan " Azan sebelum Waktunya "
Jelang Uji Kelayakan dan Kepatutan, Dua Kandidat Ketua Demokrat Sulsel Perang Opini
Upacara Perpisahan untuk Pele, Juara Sepak Bola Tiga Kali Dunia
Presiden PSG Ngamuk Ancam Bunuh Staf Madrid
Jose Mourinho Makin "Gila", Pemilik AS Roma Sampai Turun Tangan Minta Maaf
Top Skor Liga Inggris Hingga Pekan ke-25, Mohamed Salah Masih Tak Tergoyahkan
Manfaat Olahraga 10 Menit Setiap Hari bagi Usia 40 Tahun ke Atas
Indonesia Cukur Timor Leste, Pemain Papua Jadi Pahlawan
Persiapan Hadapi Timor Leste, STY Panggil 27 Pemain
Aurel Melahirkan, Atta Halilintar Sewa Satu Lantai Rumah Sakit yang Mewah Bak Hotel Berbintang
Dianggap Penebar Kebencian, Petisi Boikot Nikita Mirzani Muncul
Ini Unggahan Vanessa Sebelum Kecelakaan, Isyarat Sebelum Meninggal?
Kecelakaan di Tol Nganjuk, Vanessa Angel dan Suami Meninggal
Bakal Dilaporkan Gegara Bacaan Salat, Nikita Mirzani Merespons Begini

Optimis Pimpin Demokrat Sulsel, IAS Siap Bertarung di Pilgub
Bertemu Pendukungnya di Makassar, Anies: Jangan " Azan sebelum Waktunya "
Jelang Uji Kelayakan dan Kepatutan, Dua Kandidat Ketua Demokrat Sulsel Perang Opini
Upacara Perpisahan untuk Pele, Juara Sepak Bola Tiga Kali Dunia
Presiden PSG Ngamuk Ancam Bunuh Staf Madrid
Jose Mourinho Makin "Gila", Pemilik AS Roma Sampai Turun Tangan Minta Maaf
Top Skor Liga Inggris Hingga Pekan ke-25, Mohamed Salah Masih Tak Tergoyahkan
Manfaat Olahraga 10 Menit Setiap Hari bagi Usia 40 Tahun ke Atas
Indonesia Cukur Timor Leste, Pemain Papua Jadi Pahlawan
Persiapan Hadapi Timor Leste, STY Panggil 27 Pemain
Aurel Melahirkan, Atta Halilintar Sewa Satu Lantai Rumah Sakit yang Mewah Bak Hotel Berbintang
Dianggap Penebar Kebencian, Petisi Boikot Nikita Mirzani Muncul
Ini Unggahan Vanessa Sebelum Kecelakaan, Isyarat Sebelum Meninggal?
Kecelakaan di Tol Nganjuk, Vanessa Angel dan Suami Meninggal
Bakal Dilaporkan Gegara Bacaan Salat, Nikita Mirzani Merespons Begini

Jelang Uji Kelayakan dan Kepatutan, Dua Kandidat Ketua Demokrat Sulsel Perang Opini
Upacara Perpisahan untuk Pele, Juara Sepak Bola Tiga Kali Dunia
Presiden PSG Ngamuk Ancam Bunuh Staf Madrid
Jose Mourinho Makin "Gila", Pemilik AS Roma Sampai Turun Tangan Minta Maaf
Top Skor Liga Inggris Hingga Pekan ke-25, Mohamed Salah Masih Tak Tergoyahkan
Manfaat Olahraga 10 Menit Setiap Hari bagi Usia 40 Tahun ke Atas
Indonesia Cukur Timor Leste, Pemain Papua Jadi Pahlawan
Persiapan Hadapi Timor Leste, STY Panggil 27 Pemain
Aurel Melahirkan, Atta Halilintar Sewa Satu Lantai Rumah Sakit yang Mewah Bak Hotel Berbintang
Dianggap Penebar Kebencian, Petisi Boikot Nikita Mirzani Muncul
Ini Unggahan Vanessa Sebelum Kecelakaan, Isyarat Sebelum Meninggal?
Kecelakaan di Tol Nganjuk, Vanessa Angel dan Suami Meninggal
Bakal Dilaporkan Gegara Bacaan Salat, Nikita Mirzani Merespons Begini
Upacara Perpisahan untuk Pele, Juara Sepak Bola Tiga Kali Dunia
Presiden PSG Ngamuk Ancam Bunuh Staf Madrid
Jose Mourinho Makin "Gila", Pemilik AS Roma Sampai Turun Tangan Minta Maaf
Top Skor Liga Inggris Hingga Pekan ke-25, Mohamed Salah Masih Tak Tergoyahkan
Manfaat Olahraga 10 Menit Setiap Hari bagi Usia 40 Tahun ke Atas
Indonesia Cukur Timor Leste, Pemain Papua Jadi Pahlawan
Persiapan Hadapi Timor Leste, STY Panggil 27 Pemain

Dianggap Penebar Kebencian, Petisi Boikot Nikita Mirzani Muncul
Ini Unggahan Vanessa Sebelum Kecelakaan, Isyarat Sebelum Meninggal?
Kecelakaan di Tol Nganjuk, Vanessa Angel dan Suami Meninggal
Bakal Dilaporkan Gegara Bacaan Salat, Nikita Mirzani Merespons Begini

Kecelakaan di Tol Nganjuk, Vanessa Angel dan Suami Meninggal
Bakal Dilaporkan Gegara Bacaan Salat, Nikita Mirzani Merespons Begini
Catatan Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia
Nasional | 2021-03-01

© Disediakan oleh Jalurinfo.com
JAKARTA, JALURINFO.COM - Tepat setahun pagebluk Covid-19 di Indonesia, jumlah kasus harian masih dinamis. Semakin banyak orang yang dites, maka kasus baru pun bermunculan. Namun, kunci memutus mata rantai dengan penelusuran dan tes usap dinilai belum maksimal.
"Dokter! Ibu saya perutnya nggak gerak!"Adit (35) berteriak histeris saat tahu ibunya yang terbaring di kasur kamar sebuah rumah sakit rujukan covid-19 daerah Tangerang Selatan dengan selang oksigen tiba-tiba terdiam.
Adit, yang saat itu juga masih mendapat perawatan dengan jarum infus menempel di tangan kanannya, tergolek lemas. Ibunya sudah dua hari menunggu di Unit Gawat Darurat (UGD) untuk tindakan medis selanjutnya.
Sehari sebelumnya, pada 11 Januari 2021, sang ibu melakukan tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) setelah mengalami sesak nafas, mual, dan pusing. Namun, hasil tes belum keluar dan sang ibu sudah menghembuskan nafas terakhirnya.
Pihak rumah sakit tidak mengharuskan agar ibunya dimakamkan dengan prosedur Covid-19. Alhasil, Adit memutuskan membawa pulang jenazah dan dimakamkan dengan prosedur pemakaman biasa.
Sedikitnya 40 orang hadir melayat pada 12 Januari 2021 lalu. Di antara mereka termasuk tetangga di sekitar rumah, keluarga, kerabat, serta tiga petugas yang memandikan, mendoakan, dan mengantarkan jenazah.
Setelah pemakaman usai, surat hasil uji PCR keluar: sang ibu terkonfirmasi positif Covid-19.
Adit segera melapor ke RT. Selanjutnya, Puskesmas menghubunginya untuk uji PCR keluarga.
Hasil pun keluar, lima orang dinyatakan positif: Adit bersama kakak, bapak, serta dua saudara iparnya. Sementara, ketiga petugas ambulans dinyatakan negatif.
"Selain keluarga dan petugas ambulans, pihak Puskesmas tidak men-swab siapa yang melayat. Swab PCR dilakukan kalau ada yang bergejala," ujar Adit ketika dihubungi pada Jumat (26/02).
Puskesmas tidak menguji usap puluhan orang yang melayat karena tidak menunjukkan gejala. Beberapa yang melayat kemudian melakukan tes usap Antigen dengan dana pribadi.
Menurut standar World Health Organization, setidaknya 30 orang di sekeliling pasien terkonfirmasi positif harus dites.
Tes pun juga termasuk pada orang tidak bergejala. Bisa jadi, mereka termasuk kategori orang asimtomatik atau tanpa gejala. Ada pula orang presimtomatik, atau orang yang sudah terinfeksi tapi belum menunjukkan gejala.
Minimnya penelusuran kontak erat juga dirasakan Alex (31) (bukan nama sebenarnya), warga Rawalumbu, Bekasi. Ia dan istrinya sempat dinyatakan positif Covid-19 awal Februari 2021. Sesaat, ia segera melapor ke RT dan berobat ke rumah sakit swasta rujukan Covid-19 di Jawa Barat.
"Rumah sakit seharusnya memberikan panduan, harus menghubungi siapa dan kenapa," ujar Alex ketika dihubungi pada Minggu (28/02).
Menurut prosedur, RT melaporkan dan berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas untuk penelusuran kontak erat.
"Tidak ada tracing dari Puskesmas. Saya melakukan tracing mandiri dan menghubungi orang-orang yang berinteraksi dengan saya dalam beberapa hari sebelumnya."
Ia pun segera mengetes kontak eratnya dan sang istri, yakni 10 orang anggota keluarga. "Saya tes Antigen untuk keluarga dan mereka negatif," katanya.
Pakar Matematika Epidemiologi ITB Nuning Nurani menilai pemerintah Indonesia masih minim melakukan testing (pengujian) dan tracing (penelusuran).
"Sejak awal pandemi, memang testing masih kurang. Pelunasan tracing dan testing 20 hingga 30 orang di sekeliling orang terkonfirmasi positif tidak terpenuhi, (rata-rata) hanya lima orang. Jadi melesetnya besar," ujar Nuning ketika diwawancara pada Jumat (26/02) lalu.
"Artinya, malah memperburuk transmisi (virus) dengan situasi yang demikian."
Potensi penyebaran tinggi
Minimnya tes dan penelusuran menjadi salah satu faktor angka kasus Covid-19 masih tinggi di Indonesia. Merujuk analisis yang dilakukan BBC East Asia Visual Journalism yang diolah dari data Kementerian Kesehatan, nilai korelasi antara kasus baru harian dengan jumlah uji PCR tiap harinya berada di angka 0,89.
Artinya, semakin banyak yang dites maka cenderung bermunculan kasus baru yang lebih banyak. Begitu juga sebaliknya.
Baca juga: Penundaan Pemilu 2024 Disebut Berpotensi Lahirkan Pemimpin Otoriter
Nuning membaca hasil temuan ini dan menjelaskan, "potensi penyebaran Covid-19 di Indonesia masih tinggi."
Pandemi belum bisa dikatakan berakhir di Indonesia dalam waktu dekat. Dari sisi epidemiologi, menurutnya, Indonesia sudah masuk ke "stadium 4".
"Kalau tidak disiplin (protokol kesehatan) itu sudah tidak bisa tracing dan tidak tahu kena dari mana. Itu pertanyaan yang sulit dijawab," ujar Nuning.
Indonesia bisa dianggap aman dan kasus mulai mereda apabila jumlah tes makin tinggi, yakni sebanyak 1% hingga 2% dari total populasi, disertai rasio orang yang positif semakin rendah.
Hingga 27 Februari 2021, rasio orang terkonfirmasi positif dibandingkan jumlah uji atau biasa disebut dengan positivity rate di Indonesia masih di angka 18,5% dari total 7,1 juta orang yang diperiksa.
Dibandingkan dengan enam negara lainnya di Asia Tenggara dan Asia Timur, Indonesia masih menempati urutan pertama.
Rasio orang terkonfirmasi positif paling rendah yakni di Singapura, senilai 0,82%. Per 27 Februari 2021, negeri Singa ini sudah menguji PCR sebanyak 7.290.760 kali dengan jumlah kasus positif 59.925. Grafik kasus harian baru pun cenderung stagnan.
Di Malaysia, angka rasio menunjukkan hampir empat kali lebih rendah dari angka di Indonesia, sementara di Korea Selatan, 18 kali lebih rendah.
Korea Selatan adalah negara yang menjadi `kiblat` tes usap lantaran mengambil gebrakan dengan menguji massal orang-orang kontak erat maupun non kontak erat pada awal pandemi.
Studi oleh Brigham and Women`s Hospital dan Fakultas Kesehatan Universitas Boston, Amerika Serikat, menyebutkan Korea Selatan berhasil merespons dengan cepat untuk melakukan tes usap bekerja sama dengan sektor privat. Setidaknya 600 laboratorim uji dibangun dengan kapasitas tes mencapai 15.000 hingga 20.000 tes saban harinya.
Selain itu, studi gabungan dari The George Washington University, National Research Foundation of Korea, dan Utah University menyebutkan kebijakan Korea Selatan dibuat dari pengalaman mereka menghadapi pandemi MERS pada 2015 lalu.
Hingga kini, Korea Selatan telah menguji 6.649.006 orang dan mendapati 89.676 kasus positif.
Kurva masih dinamis
Dengan tes usap yang belum maksimal, bagaimana kurva Covid-19 Indonesia selama setahun dibandingkan dengan negara lainnya?
BBC East Asia Visual Journalism menghitung jumlah kasus baru per harinya dan rata-rata kasus selama tujuh hari menggunakan exponential moving average dari data Kementerian Kesehatan untuk melihat tren penambahan jumlah kasus; apakah sudah stagnan atau justru masih dinamis.
Grafik di bawah menunjukkan kurva Indonesia masih dinamis. Dari lima orang yang dites, akan ditemukan satu kasus positif.
Negara dengan kurva serupa Indonesia yakni Malaysia. Di Malaysia, setiap 17 Tes usap PCR, ditemukan satu kasus positif.

Nasional
Fadli Zon: Di Negeri Paling Kapitalis, PCR dan Antigen Ternyata Semuanya GRATIS
dibaca 96108 kali
Nasional
Triliunan Tagihan Covid dari Rumah Sakit Tak Dibayar, Ini Alasan Pemerintah
dibaca 87254 kali
Masjid Al Sahaba: Perpaduan Keindahan Modern di Pusat Sejarah Sharm el-Sheikh
Three Gorges, Keajaiban Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Dunia
Keunikan Beruang Kutub di Arktik, Pesona di Atas Es Tipis
Keajaiban Alam yang Memikat di Gua Kristal, Bermuda
Keindahan Abadi Hagia Sophia, Sebuah Permata di Istanbul, Turki
Menakjubkan dan Megahnya Wat Arun di Bangkok, Thailand
Dragon's Breath Flight Line di pulau pribadi Royal Caribbean di Haiti
Shiraz, Masjid Nasir al-Mulk
Suasana Kepanikan Pengunjung Mall Trans Studio Makassar saat Kebakaran
Breaking News: Mall Trans Studio Makassar Terbakar


Mengenal Kegiatan Ziadah Tahfidz di Ponpes An-Nur Tompobulu
VIDEO Pemkab Solo Luncurkan Program Solo Mengaji
Menag Terbitkan Aturan Pengeras Suara, Ini Respons MUI
Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh Ajak Masyarakat Ramaikan Pengajian
Menag Pastikan Tidak Ada Pemberhentian Umrah
Tahu-Tempe Langka, Ini Penjelasan Menteri pertanian
Cek Harga Emas dan UBS Hari Ini di Pegadaian, Senin, 14 Februari 2022
Bappenas Heran Tukang Las Rel Kereta Cepat Didatangkan dari China
Penghasil Sawit Terbesar tapi Minyak Goreng Langkah, KPPU Bakal Interogasi Pengusaha Minyak Goreng
Minyak Goreng Langkah, Rizal Ramli Semprot Airlangga Hartarto
Anggota DPR Kaget Anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Jadi Rp 113,9 T
Target KUR BRI Enrekang 429 Milyar Dominan Buat Petani Bawang
IMB Tak Lagi Berlaku, Begini Syarat Mengurus Persetujuan Izin Bangunan Gedung
VIDEO: Didukung 537 Personil, Ini Partisipasi Yodya Karya Wilayah Makassar dalam Membangun Negeri
Produk China Tak Tergantikan, Amerika Pun Tak Berdaya Membendungnya
Ini Daftar Komoditas Ekspor Unggulan Indonesia Sawit hingga Batu Bara
Diprediksi Naik 8 Kali Lipat, Begini Nilai Ekonomi Digital Indonesia di Tahun 2030

Menag Terbitkan Aturan Pengeras Suara, Ini Respons MUI
Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh Ajak Masyarakat Ramaikan Pengajian
Menag Pastikan Tidak Ada Pemberhentian Umrah
Tahu-Tempe Langka, Ini Penjelasan Menteri pertanian
Cek Harga Emas dan UBS Hari Ini di Pegadaian, Senin, 14 Februari 2022
Bappenas Heran Tukang Las Rel Kereta Cepat Didatangkan dari China
Penghasil Sawit Terbesar tapi Minyak Goreng Langkah, KPPU Bakal Interogasi Pengusaha Minyak Goreng
Minyak Goreng Langkah, Rizal Ramli Semprot Airlangga Hartarto
Anggota DPR Kaget Anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Jadi Rp 113,9 T
Target KUR BRI Enrekang 429 Milyar Dominan Buat Petani Bawang
IMB Tak Lagi Berlaku, Begini Syarat Mengurus Persetujuan Izin Bangunan Gedung
VIDEO: Didukung 537 Personil, Ini Partisipasi Yodya Karya Wilayah Makassar dalam Membangun Negeri
Produk China Tak Tergantikan, Amerika Pun Tak Berdaya Membendungnya
Ini Daftar Komoditas Ekspor Unggulan Indonesia Sawit hingga Batu Bara
Diprediksi Naik 8 Kali Lipat, Begini Nilai Ekonomi Digital Indonesia di Tahun 2030

Menag Pastikan Tidak Ada Pemberhentian Umrah
Tahu-Tempe Langka, Ini Penjelasan Menteri pertanian
Cek Harga Emas dan UBS Hari Ini di Pegadaian, Senin, 14 Februari 2022
Bappenas Heran Tukang Las Rel Kereta Cepat Didatangkan dari China
Penghasil Sawit Terbesar tapi Minyak Goreng Langkah, KPPU Bakal Interogasi Pengusaha Minyak Goreng
Minyak Goreng Langkah, Rizal Ramli Semprot Airlangga Hartarto
Anggota DPR Kaget Anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Jadi Rp 113,9 T
Target KUR BRI Enrekang 429 Milyar Dominan Buat Petani Bawang
IMB Tak Lagi Berlaku, Begini Syarat Mengurus Persetujuan Izin Bangunan Gedung
VIDEO: Didukung 537 Personil, Ini Partisipasi Yodya Karya Wilayah Makassar dalam Membangun Negeri
Produk China Tak Tergantikan, Amerika Pun Tak Berdaya Membendungnya
Ini Daftar Komoditas Ekspor Unggulan Indonesia Sawit hingga Batu Bara
Diprediksi Naik 8 Kali Lipat, Begini Nilai Ekonomi Digital Indonesia di Tahun 2030
Tahu-Tempe Langka, Ini Penjelasan Menteri pertanian
Cek Harga Emas dan UBS Hari Ini di Pegadaian, Senin, 14 Februari 2022
Bappenas Heran Tukang Las Rel Kereta Cepat Didatangkan dari China
Penghasil Sawit Terbesar tapi Minyak Goreng Langkah, KPPU Bakal Interogasi Pengusaha Minyak Goreng
Minyak Goreng Langkah, Rizal Ramli Semprot Airlangga Hartarto
Anggota DPR Kaget Anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bengkak Jadi Rp 113,9 T
Target KUR BRI Enrekang 429 Milyar Dominan Buat Petani Bawang
IMB Tak Lagi Berlaku, Begini Syarat Mengurus Persetujuan Izin Bangunan Gedung
VIDEO: Didukung 537 Personil, Ini Partisipasi Yodya Karya Wilayah Makassar dalam Membangun Negeri
Produk China Tak Tergantikan, Amerika Pun Tak Berdaya Membendungnya
Ini Daftar Komoditas Ekspor Unggulan Indonesia Sawit hingga Batu Bara
Diprediksi Naik 8 Kali Lipat, Begini Nilai Ekonomi Digital Indonesia di Tahun 2030
Catatan Satu Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia
Nasional | 2021-03-01

© Disediakan oleh Jalurinfo.com
JAKARTA, JALURINFO.COM - Tepat setahun pagebluk Covid-19 di Indonesia, jumlah kasus harian masih dinamis. Semakin banyak orang yang dites, maka kasus baru pun bermunculan. Namun, kunci memutus mata rantai dengan penelusuran dan tes usap dinilai belum maksimal.
"Dokter! Ibu saya perutnya nggak gerak!"Adit (35) berteriak histeris saat tahu ibunya yang terbaring di kasur kamar sebuah rumah sakit rujukan covid-19 daerah Tangerang Selatan dengan selang oksigen tiba-tiba terdiam.
Adit, yang saat itu juga masih mendapat perawatan dengan jarum infus menempel di tangan kanannya, tergolek lemas. Ibunya sudah dua hari menunggu di Unit Gawat Darurat (UGD) untuk tindakan medis selanjutnya.
Sehari sebelumnya, pada 11 Januari 2021, sang ibu melakukan tes usap Polymerase Chain Reaction (PCR) setelah mengalami sesak nafas, mual, dan pusing. Namun, hasil tes belum keluar dan sang ibu sudah menghembuskan nafas terakhirnya.
Pihak rumah sakit tidak mengharuskan agar ibunya dimakamkan dengan prosedur Covid-19. Alhasil, Adit memutuskan membawa pulang jenazah dan dimakamkan dengan prosedur pemakaman biasa.
Sedikitnya 40 orang hadir melayat pada 12 Januari 2021 lalu. Di antara mereka termasuk tetangga di sekitar rumah, keluarga, kerabat, serta tiga petugas yang memandikan, mendoakan, dan mengantarkan jenazah.
Setelah pemakaman usai, surat hasil uji PCR keluar: sang ibu terkonfirmasi positif Covid-19.
Adit segera melapor ke RT. Selanjutnya, Puskesmas menghubunginya untuk uji PCR keluarga.
Hasil pun keluar, lima orang dinyatakan positif: Adit bersama kakak, bapak, serta dua saudara iparnya. Sementara, ketiga petugas ambulans dinyatakan negatif.
"Selain keluarga dan petugas ambulans, pihak Puskesmas tidak men-swab siapa yang melayat. Swab PCR dilakukan kalau ada yang bergejala," ujar Adit ketika dihubungi pada Jumat (26/02).
Puskesmas tidak menguji usap puluhan orang yang melayat karena tidak menunjukkan gejala. Beberapa yang melayat kemudian melakukan tes usap Antigen dengan dana pribadi.
Menurut standar World Health Organization, setidaknya 30 orang di sekeliling pasien terkonfirmasi positif harus dites.
Tes pun juga termasuk pada orang tidak bergejala. Bisa jadi, mereka termasuk kategori orang asimtomatik atau tanpa gejala. Ada pula orang presimtomatik, atau orang yang sudah terinfeksi tapi belum menunjukkan gejala.
Minimnya penelusuran kontak erat juga dirasakan Alex (31) (bukan nama sebenarnya), warga Rawalumbu, Bekasi. Ia dan istrinya sempat dinyatakan positif Covid-19 awal Februari 2021. Sesaat, ia segera melapor ke RT dan berobat ke rumah sakit swasta rujukan Covid-19 di Jawa Barat.
"Rumah sakit seharusnya memberikan panduan, harus menghubungi siapa dan kenapa," ujar Alex ketika dihubungi pada Minggu (28/02).
Menurut prosedur, RT melaporkan dan berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas untuk penelusuran kontak erat.
"Tidak ada tracing dari Puskesmas. Saya melakukan tracing mandiri dan menghubungi orang-orang yang berinteraksi dengan saya dalam beberapa hari sebelumnya."
Ia pun segera mengetes kontak eratnya dan sang istri, yakni 10 orang anggota keluarga. "Saya tes Antigen untuk keluarga dan mereka negatif," katanya.
Pakar Matematika Epidemiologi ITB Nuning Nurani menilai pemerintah Indonesia masih minim melakukan testing (pengujian) dan tracing (penelusuran).
"Sejak awal pandemi, memang testing masih kurang. Pelunasan tracing dan testing 20 hingga 30 orang di sekeliling orang terkonfirmasi positif tidak terpenuhi, (rata-rata) hanya lima orang. Jadi melesetnya besar," ujar Nuning ketika diwawancara pada Jumat (26/02) lalu.
"Artinya, malah memperburuk transmisi (virus) dengan situasi yang demikian."
Potensi penyebaran tinggi
Minimnya tes dan penelusuran menjadi salah satu faktor angka kasus Covid-19 masih tinggi di Indonesia. Merujuk analisis yang dilakukan BBC East Asia Visual Journalism yang diolah dari data Kementerian Kesehatan, nilai korelasi antara kasus baru harian dengan jumlah uji PCR tiap harinya berada di angka 0,89.
Artinya, semakin banyak yang dites maka cenderung bermunculan kasus baru yang lebih banyak. Begitu juga sebaliknya.

Baca juga: Penundaan Pemilu 2024 Disebut Berpotensi Lahirkan Pemimpin Otoriter
Nuning membaca hasil temuan ini dan menjelaskan, "potensi penyebaran Covid-19 di Indonesia masih tinggi."
Pandemi belum bisa dikatakan berakhir di Indonesia dalam waktu dekat. Dari sisi epidemiologi, menurutnya, Indonesia sudah masuk ke "stadium 4".
"Kalau tidak disiplin (protokol kesehatan) itu sudah tidak bisa tracing dan tidak tahu kena dari mana. Itu pertanyaan yang sulit dijawab," ujar Nuning.
Indonesia bisa dianggap aman dan kasus mulai mereda apabila jumlah tes makin tinggi, yakni sebanyak 1% hingga 2% dari total populasi, disertai rasio orang yang positif semakin rendah.
Hingga 27 Februari 2021, rasio orang terkonfirmasi positif dibandingkan jumlah uji atau biasa disebut dengan positivity rate di Indonesia masih di angka 18,5% dari total 7,1 juta orang yang diperiksa.
Dibandingkan dengan enam negara lainnya di Asia Tenggara dan Asia Timur, Indonesia masih menempati urutan pertama.
Rasio orang terkonfirmasi positif paling rendah yakni di Singapura, senilai 0,82%. Per 27 Februari 2021, negeri Singa ini sudah menguji PCR sebanyak 7.290.760 kali dengan jumlah kasus positif 59.925. Grafik kasus harian baru pun cenderung stagnan.
Di Malaysia, angka rasio menunjukkan hampir empat kali lebih rendah dari angka di Indonesia, sementara di Korea Selatan, 18 kali lebih rendah.
Korea Selatan adalah negara yang menjadi `kiblat` tes usap lantaran mengambil gebrakan dengan menguji massal orang-orang kontak erat maupun non kontak erat pada awal pandemi.
Studi oleh Brigham and Women`s Hospital dan Fakultas Kesehatan Universitas Boston, Amerika Serikat, menyebutkan Korea Selatan berhasil merespons dengan cepat untuk melakukan tes usap bekerja sama dengan sektor privat. Setidaknya 600 laboratorim uji dibangun dengan kapasitas tes mencapai 15.000 hingga 20.000 tes saban harinya.
Selain itu, studi gabungan dari The George Washington University, National Research Foundation of Korea, dan Utah University menyebutkan kebijakan Korea Selatan dibuat dari pengalaman mereka menghadapi pandemi MERS pada 2015 lalu.
Hingga kini, Korea Selatan telah menguji 6.649.006 orang dan mendapati 89.676 kasus positif.
Kurva masih dinamis
Dengan tes usap yang belum maksimal, bagaimana kurva Covid-19 Indonesia selama setahun dibandingkan dengan negara lainnya?
BBC East Asia Visual Journalism menghitung jumlah kasus baru per harinya dan rata-rata kasus selama tujuh hari menggunakan exponential moving average dari data Kementerian Kesehatan untuk melihat tren penambahan jumlah kasus; apakah sudah stagnan atau justru masih dinamis.
Grafik di bawah menunjukkan kurva Indonesia masih dinamis. Dari lima orang yang dites, akan ditemukan satu kasus positif.
Negara dengan kurva serupa Indonesia yakni Malaysia. Di Malaysia, setiap 17 Tes usap PCR, ditemukan satu kasus positif.
Kirim berita, video & pengaduan terkait layanan publik di sini

-
Fadli Zon: Di Negeri Paling Kapitalis, PCR dan Antigen Ternyata Semuanya GRATIS
-
Kasus Covid-19 di Makassar Melonjak Drastis, Ancaman PPKM Level III di Depan Mata
-
Tak Vaksin Booster, Polisi Terancam Kena Saksi Internal
-
Triliunan Tagihan Covid dari Rumah Sakit Tak Dibayar, Ini Alasan Pemerintah
-
Update Covid-19 di Makassar: Tembus 298 Kasus, Manggala Tertinggi
-
Plt Gubernur Kembali Lepas 1.000 Nakes Mobile Vaksinator Secara Bertahap
-
Ketua MPR Heran Mall Langgar Prokes Disanksi 500 Ribu, Tukang Bubur Rp 5 Juta
-
PPKM Level 3 tapi Pintu Internasional tetap Dibuka, PKS: Tak Sejalan
-
Vaksin Merah Putih Dapat Ijin Uji Klinik dari BPOM
Jangan Lewatkan:
-
Penundaan Pemilu 2024 Disebut Berpotensi Lahirkan Pemimpin Otoriter
-
Gugatan Gatot Nurmantyo Soal Presidential Treshol Diputuskan Besok
-
Menag Atur Pengeras Suara Masjid, PP Muhammadiyah: Jangan Kaku
-
Fadli Zon: Di Negeri Paling Kapitalis, PCR dan Antigen Ternyata Semuanya GRATIS
-
Ponpes An-Nur Tompobulu Terima Santri/Santriwati Baru TA 2021-2022, Simak Profil dan Cara Pendaftarannya di Sini.